Jika Trump berhasil meningkatkan pengaruh AS di Greenland, ini dapat memperkuat posisi AS dalam persaingan global di Kutub Utara.
Gagasan ini dapat meningkatkan ketegangan dengan Rusia dan China, yang telah memperluas pengaruh mereka di kawasan Arktik.
Sejarah upaya AS menguasai Greenland
Niat AS untuk menguasai Greenland bukanlah hal baru, melainkan bagian dari strategi jangka panjang sejak abad ke-19. Namun, Trump membawa ide ini ke tingkat perhatian global yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Trump menggunakan taktik yang mencerminkan pola pikir jangka panjangnya untuk memastikan AS tetap unggul di kawasan yang semakin strategis, baik secara geopolitik maupun ekonomi. Pendekatan agresifnya boleh jadi tampak berlebihan atau kontroversial, tetapi itu sejalan dengan obsesinya untuk memperkuat posisi AS di arena internasional.
Keberhasilan Trump disini tergantung pada diplomasi yang lebih halus, yang selama ini bukan ciri khas Trump. Penduduk Greenland dan pemerintah Denmark dipastikan melihat niat ini sebagai ancaman terhadap kedaulatan mereka, yang bisa berujung pada resistensi politik yang signifikan. Sementara itu, negara-negara besar lainnya melihat langkah ini sebagai upaya dominasi AS yang perlu diimbangi.
Sementara sekutu utamanya di Nato yang bersuara keras mengingatkan Trump adalah Jerman dan Perancis. Mereka menentang upaya Trump untuk menguasai Greenland.
Sikap Jerman dan Perancis yang secara tegas menentang upaya Donald Trump untuk menguasai Greenland mencerminkan dinamika internal NATO yang kompleks, terutama dalam konteks hubungan antara AS dan sekutunya di Eropa.
Pandangan Jerman dan Perancis terhadap Arktik
Sebagai wilayah otonom Denmark, Greenland dianggap bagian dari kedaulatan Eropa. Jerman dan Perancis memandang langkah Trump sebagai upaya untuk merongrong integritas wilayah negara anggota Uni Eropa, yang berpotensi menciptakan preseden buruk bagi geopolitik global.
Greenland adalah wilayah yang sensitif secara ekologis, dengan perubahan iklim menjadi isu utama. Jerman dan Perancis, sebagai negara yang memimpin agenda lingkungan di Eropa, kemungkinan besar melihat rencana eksploitasi sumberdaya alam Greenland oleh AS sebagai ancaman terhadap ekosistem Arktik.