Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Indonesia Dalam Tekanan Ekonomi Global

13 Desember 2024   18:55 Diperbarui: 13 Desember 2024   18:55 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memperkuat hubungan dengan AS dapat dilakukan melalui pendekatan perdagangan yang menguntungkan kedua pihak, seperti peningkatan ekspor barang bernilai tambah (bukan hanya bahan mentah) ke AS, atau negosiasi kesepakatan perdagangan yang lebih luas.

Pemerintah juga harus memastikan barang-barang murah dari China yang tidak bisa masuk ke pasar AS tidak membanjiri pasar domestik Indonesia dengan kebijakan proteksi yang selektif dan tepat sasaran.

Dampak jangka panjang

Seperti yang diungkapkan ADB, dampak signifikan dari perubahan kebijakan Trump terhadap Asia-Pasifik kemungkinan akan terasa dalam beberapa tahun ke depan. Karenanya, Indonesia harus mengambil langkah proaktif untuk mengurangi kerentanan, seperti diversifikasi mitra dagang dan memperkuat pasar domestik.

Selain itu, Indonesia perlu memanfaatkan platform multilateral seperti ASEAN dan G20 untuk memastikan kebijakan Trump tidak secara signifikan merugikan kawasan.

Donald Trump sebagai pemimpin AS memang terkenal sulit ditebak dan sering mengambil langkah-langkah yang kontroversial. Namun, Indonesia memiliki kesempatan untuk memperkuat posisinya di kancah global melalui diplomasi ekonomi yang cerdas dan reformasi domestik yang mendukung daya saing nasional.

Fokus pada diversifikasi pasar, pengelolaan perdagangan dengan China, dan pemanfaatan peluang di tengah ketegangan global akan menjadi kunci untuk menghadapi tantangan ini.

Masalahnya now bagaimana dengan kebijakan Presiden Prabowo sekarang yang bersikeras akan mengayuh di antara Brics dan Barat tanpa hendak keseleo sedikitpun. Apakah itu mungkin dalam situasi geopolitik sekarang, terlebih turun panggungnya Joe Biden yang mudah ditebak digantikan Trump yang terkenal dengan America First-nya di atas segala-galanya.

Kebijakan Presiden Prabowo untuk mengambil posisi netral di antara kekuatan BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) dan Barat adalah langkah yang strategis namun penuh tantangan, terutama dalam situasi geopolitik yang semakin terpolarisasi.

Konteks geopolitik yang semakin kompleks

Trump diperkirakan akan mendorong kebijakan yang sangat proteksionis dan unilateral, fokus pada kepentingan AS tanpa banyak memperdulikan dinamika internasional. Hal ini dapat mempersulit negara-negara seperti Indonesia yang ingin menjaga hubungan baik dengan AS sekaligus mempererat kerjasama dengan BRICS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun