Potensi dampak ekonomi
Ancaman Trump untuk melanjutkan atau memperketat perang dagang dengan China dapat menciptakan dinamika baru di kawasan. Kenaikan tarif barang China ke AS dapat memicu lonjakan impor produk-produk China ke negara-negara alternatif, termasuk Indonesia. Hal ini berpotensi memperburuk defisit perdagangan Indonesia dengan China, yang saat ini sudah signifikan.
Indonesia dapat memanfaatkan ketegangan perdagangan ini dengan menawarkan diri sebagai mitra dagang alternatif bagi AS dan memperkuat daya saing ekspor produk lokal. Strategi diplomasi ekonomi yang cerdas akan dibutuhkan untuk memanfaatkan peluang ini.
Ketidakpastian kebijakan AS
Kebijakan ekonomi dan perdagangan Trump yang sering berubah-ubah dan cenderung proteksionis menciptakan ketidakpastian global. Hal ini dapat mempengaruhi kepercayaan investor asing, termasuk investasi dari AS ke Indonesia.
Jika Trump memprioritaskan kebijakan yang mendukung produksi domestik AS, maka ekspor Indonesia ke AS, yang saat ini surplus, mungkin terpengaruh. Produk-produk unggulan Indonesia seperti tekstil, alas kaki, dan komoditas agrikultur mungkin menghadapi hambatan baru.
Target pertumbuhan Indonesia
Target Presiden Prabowo untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8% tampak ambisius, terutama dalam konteks global yang penuh tantangan. Estimasi ADB yang lebih konservatif, yaitu pertumbuhan 5%, mencerminkan realitas kondisi ekonomi global dan domestik yang menantang.
Untuk mendekati target ini, Indonesia perlu mendorong reformasi struktural yang meningkatkan daya saing ekonomi, mempermudah investasi, dan mengurangi ketergantungan pada impor, khususnya dari China.
Diplomasi ekonomi yang strategis
Trump dikenal sebagai pemimpin yang sulit didekati dengan pendekatan diplomasi standar. Indonesia perlu mengembangkan strategi diplomasi ekonomi yang pragmatis dan berbasis kepentingan bersama.