Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Memutus Lingkaran Setan Konflik Israel Vs Arab-Palestine

29 November 2024   23:47 Diperbarui: 29 November 2024   23:47 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Romawi mengubah nama wilayah ini menjadi "Syria Palestine" setelah menghancurkan pemberontakan Yahudi (132-136 M). Langkah ini bertujuan untuk memutuskan hubungan bangsa Yahudi dengan tanah tersebut, yang menjadi awal istilah "Palestine" dalam konteks geografis.

Konteks sejarah modern

Selama berabad-abad di bawah Ottoman, wilayah ini tidak dikenal sebagai negara Palestine tetapi bagian dari propinsi yang lebih luas. Penduduknya mayoritas Muslim Arab, dengan komunitas Yahudi kecil yang telah lama tinggal di sana.

Setelah Perang Dunia I, Inggeris dan Perancis melalui Perjanjian Sykes-Picot membagi wilayah ini, menciptakan mandat Inggeris di Palestine. Kebijakan kolonial ini membuka jalan bagi konflik modern antara Yahudi dan Arab, terutama setelah Deklarasi Balfour 1917, yang mendukung pembentukan tanah air Yahudi.

Pendudukan atau hak warisan

Penduduk Arab di wilayah ini memandang pendirian Israel pada 1948 sebagai "pendudukan" karena tanah yang mereka huni sejak zaman Ottoman kini menjadi negara baru melalui imigrasi Zionis besar-besaran, disertai pengungsian (Nakba) 700.000 Arab-Palestine.

Dari perspektif Israel dan banyak pendukungnya, tanah ini adalah warisan sejarah Yahudi yang telah dirampas selama berabad-abad. Gerakan Zionisme muncul untuk mengembalikan hak atas tanah yang mereka klaim sebagai tanah air nenek moyangnya.

Resolusi PBB tahun 1947 membagi wilayah ini untuk dua negara (Yahudi dan Arab), tetapi konflik 1948, 1967, dan seterusnya memperumit klaim ini. Wilayah seperti Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Gaza dianggap "pendudukan" oleh sebagian besar dunia internasional setelah perang 1967.

Peran Inggeris, Perancis, dan ICC

Keduanya memiliki tanggungjawab besar dalam menciptakan ketidakstabilan modern melalui kebijakan pasca-Ottoman yang tidak konsisten. Dukungan awal terhadap Zionisme diikuti oleh pengabaian terhadap komunitas Arab yang sudah tinggal di wilayah tersebut.

Kritik terhadap Israel seringkali menyasar kebijakan modernnya, seperti permukiman ilegal dan blokade Gaza, yang dianggap melanggar hukum internasional. Namun, tuduhan ICC terhadap Netanyahu sangat diperdebatkan karena dianggap mengabaikan narasi historis dan konflik yang lebih kompleks.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun