Sebagian pihak menilai bahwa propaganda Arab sering mengabaikan fakta sejarah Yahudi atas tanah ini.
Peran Hamas, Hezbollah, dan Houthi
Hamas, Hezbollah, dan Houthi oleh banyak negara Barat dan PBB dianggap sebagai organisasi teroris karena taktik mereka, termasuk menyerang warga sipil. Namun, di dunia Arab dan Muslim, mereka sering diglorifikasi sebagai simbol perlawanan terhadap Israel dan dominasi Barat.
Dukungan terhadap kelompok-kelompok ini di beberapa kalangan mencerminkan frustrasi terhadap kondisi Arab-Palestine di tanah Israel sekarang, meskipun metode kekerasan mereka dipertanyakan.
Kebenaran sejarah dan solusi
Turki sebagai penerus Ottoman memiliki perspektif unik, tetapi posisinya sering mendukung Arab-Palestine berdasarkan hubungan dunia Islam. Turki jarang menegaskan klaim Yahudi atas tanah itu meskipun menjadi saksi sejarahnya.
Salah kaprah ini hanya dapat diakhiri melalui pendidikan sejarah yang adil, mengakui klaim sah Yahudi, serta penyelesaian politik yang melibatkan kompromi.
Potensi mobilisasi dukungan umat Kristen
Sekitar 2 miliar umat Kristen di dunia memiliki keterikatan spiritual dengan tanah Israel karena tempat-tempat seperti Betlehem dan Yerusalem dianggap suci. Narasi ini memiliki daya tarik yang kuat dan dapat digunakan untuk memperkuat legitimasi Israel sebagai penerus sah tanah tersebut.
Banyak kelompok Kristen, terutama di Amerika Serikat, telah lama mendukung Israel melalui gerakan Zionisme Kristen. Mereka percaya bahwa keberadaan Israel adalah bagian dari rencana ilahi. Namun, dukungan ini seringkali terisolasi dalam kelompok evangelis dan belum menyentuh gereja-gereja besar seperti Katolik atau Ortodoks secara global.
Meski umat Kristen memiliki alasan teologis untuk mendukung Israel, propaganda Arab telah berhasil membangun narasi bahwa konflik ini adalah perjuangan keadilan dan hak asasi manusia, memposisikan Arab-Palestine sebagai "underdog." Hal ini merusak dukungan terhadap Israel di kalangan Kristen arus utama.