Sampai sejauh ini kampanye pilkada kota Malang 2024 yang diikuti oleh 3 kontestan yaitu Wali, HC-Ganis dan Abadi berjalan baik di permukaan. Tapi secara hidden ternyata ada sejumlah pengaduan masyarakat, antara lain pemasangan APK di tempat yang tidak sesuai; bagi-bagi sembako dan tebus murah; pemberangkatan warga untuk ziarah wali; pelanggaran kode etik oleh pemerintah; dugaan penggunaan fasilitas pemerintah, dan mutasi pejabat negara. Tapi setelah ditelisik Bawaslu ternyata itu hanyalah aduan yang belum sampai pada pelanggaran.
Pengamatan atas kampanye Pilkada Kota Malang yang berjalan "baik di permukaan" namun diwarnai oleh sejumlah pengaduan tersembunyi menandakan adanya sensitivitas dan perhatian publik terhadap etika serta regulasi pemilu yang tinggi.Â
Pengaduan terkait pemasangan alat peraga kampanye (APK), pembagian sembako, kegiatan ziarah yang mungkin bermuatan politik, dugaan penggunaan fasilitas pemerintah, hingga mutasi pejabat, menunjukkan adanya kekhawatiran masyarakat terhadap potensi pelanggaran yang bisa merusak prinsip keadilan pemilu.
Bawaslu yang tidak menemukan pelanggaran dari laporan tersebut menunjukkan dua kemungkinan, yaitu ketiga pasangan calon cukup patuh terhadap aturan yang berlaku dan memperhatikan garis batas etika dalam kampanye.Â
Laporan-laporan ini bisa mencerminkan kekhawatiran masyarakat secara umum, sementara pada kenyataannya para kandidat mungkin lebih berhati-hati dalam bergerak agar tidak benar-benar melanggar regulasi. Peningkatan pengawasan dari Bawaslu juga mendorong kampanye berjalan dalam koridor yang lebih tertib.
Banyak masyarakat yang, meskipun dengan maksud baik, terkadang melaporkan hal-hal yang belum tentu merupakan pelanggaran hukum atau kode etik.Â
Tindakan seperti pembagian sembako atau ziarah wali, misalnya, dapat dilihat sebagai usaha menarik simpati masyarakat, namun belum tentu memenuhi definisi pelanggaran. Hal ini menunjukkan peran penting Bawaslu dalam memilah mana yang benar-benar pelanggaran dan mana yang tidak sesuai dengan aturan.
Ketika laporan pengaduan dari masyarakat dianggap tidak memenuhi syarat sebagai pelanggaran, ini sebenarnya dapat menjadi kesempatan bagi Bawaslu untuk meningkatkan pemahaman publik terkait apa yang termasuk pelanggaran dan yang tidak. Hal ini dapat membangun integritas dan kepercayaan publik terhadap proses pilkada. Transparansi dalam penanganan pengaduan ini sangat penting agar masyarakat tidak merasa diabaikan atau berpikir bahwa pelaporan mereka diabaikan.
Bawaslu dan Lembaga Pengawas lainnya juga harus tetap waspada terhadap potensi adanya tindakan-tindakan yang bersifat manipulatif, terutama jika ada indikasi tindakan-tindakan ini dilakukan dengan motif politis terselubung. Investigasi yang teliti dan pendekatan transparan dapat menjaga integritas proses pemilu.
Keberadaan pengaduan tanpa ditemukan pelanggaran ini dapat menjadi sinyal positif bila transparansi dan edukasi publik terkait aturan kampanye diperkuat, sehingga menjaga kepercayaan masyarakat pada Bawaslu dan integritas Pilkada.
Buzzers
Hanya saja kalau ditelisik tayangan siaran langsung JTV dan RRI terkait Debat Publik pertama dan kedua, menyusul debat publik ketiga tgl 20 Nopember nanti. ternyata dalam chattingan YouTube banyak postingan yang terkesan kuat seperti bunyi buzzers seperti biasanya. Postingan ini melukai paslon ybs.Â
Misalnya ada postingan yang mengelu-elukan Wali seraya mencemooh Abadi yang dikatakan cacad karena kasus bancakan semasa Anton menjabat Walikota Malang.Â
Ada juga fanatisme daerah, misalnya Ali Muthohirin calon wakil walikota malang yang disebut adalah warga Genteng asal Lamongan. Tiba-tiba ada suara sebaiknya kita dukung Muthohirin dan kita Lamongankan Malang. Yang tak disinggung oleh para buzzers ini adalah HC-Ganis. So, dapat dilihat secara hidden sepertinya ada paslon tertentu yang sangat bersemangat mengerahkan segala cara asalkanmenang dalam pilkada kali ini.
Fenomena tentang komentar di platform seperti YouTube selama debat publik Pilkada Malang memang mengindikasikan adanya strategi kampanye yang agresif, terutama melalui penggunaan buzzers. Aktivitas ini terlihat dari beberapa komentar yang berulang kali menonjolkan pasangan tertentu atau menjatuhkan pasangan lainnya, yang sering kali terkesan sistematis dan berlebihan.
Penggunaan Buzzers sebagai strategi kampanye
Memanfaatkan buzzers atau akun-akun yang secara intens mendukung atau menyerang pasangan calon adalah strategi yang kerap dilakukan di era digital.Â
Hanya saja, ini bisa menjadi pedang bermata dua. Meskipun tujuannya adalah untuk membangun citra positif bagi calon tertentu, penggunaan bahasa yang kasar, negatif, atau menyerang cenderung justru dapat merusak citra pasangan yang didukung. Dalam jangka panjang, ini bisa menciptakan sentimen negatif terhadap pasangan calon yang diasosiasikan dengan buzzer-buzzer ini.
Dampak pada persepsi publik dan polaritas masyarakat
Komentar-komentar yang terlalu fanatik atau bernada ofensif dapat meningkatkan polarisasi di masyarakat. Misalnya, pernyataan terkait fanatisme daerah yang berbunyi "Lamongankan Malang" bukan hanya dapat mengurangi dukungan bagi calon tersebut, tapi juga bisa menciptakan resistensi dari warga Malang asli yang merasa bahwa kampanye itu kurang menghormati identitas lokal. Pendekatan berbasis fanatisme daerah semacam ini berisiko tinggi dan bisa memperlebar jarak antara pemilih.
Ketidakseimbangan dalam kritik paslon
Dari situasi ini, tampaknya pasangan Wali sangat fokus untuk menyerang Abadi, sementara pasangan HC-Ganis tampak tidak menjadi sasaran langsung. Ini menunjukkan Wali menganggap Abadi sebagai saingan utama, sehingga mereka cenderung lebih aktif dalam menyerangnya. Namun, kurangnya kritik terhadap HC-Ganis juga bisa memiliki dua makna, yaitu HC-Ganis mungkin dianggap tidak terlalu kompetitif di mata Wali, atau tim buzzer Wali mungkin memilih untuk fokus pada Abadi sebagai target utama.
Rekomendasi taktis dan etis
Bagi para calon, menjaga etika dalam kampanye digital sangatlah penting, terutama dalam memastikan dukungan yang diberikan terlihat autentik dan tidak menimbulkan persepsi manipulatif. Strategi yang lebih etis dan efektif bisa berupa pengelolaan akun-akun resmi pasangan calon untuk memberikan informasi yang positif dan membangun, alih-alih menyerang lawan. Menghormati setiap kandidat dan fokus pada program kerja akan lebih menarik bagi pemilih cerdas yang jenuh dengan serangan dan kampanye negatif.
Respons Bawaslu dan pengawasan
Penggunaan media sosial untuk kampanye memang sah, tetapi jika disertai dengan serangan yang bersifat personal atau berpotensi menyesatkan, sebaiknya menjadi perhatian lembaga pengawas seperti Bawaslu. Bawaslu perlu memastikan kampanye berjalan dengan etika dan regulasi yang baik, termasuk di ranah digital.
Secara keseluruhan, kampanye digital yang sehat dapat berkontribusi positif bagi demokrasi dan membangun kepercayaan publik. Namun, bila berlebihan dalam sisi negatif, ini berisiko merusak integritas kontestan dan proses Pilkada secara keseluruhan.
Ditilik dari kenyataan di lapangan, warga kota Malang, khususnya kalangan orangtua, kalangan santri dan ulama dan wong cilik pada umumnya, mereka lebh percaya kepada Abadi yang telah lama mereka kenal dan pernah tahu hasil kepemimpinannya selama menjabat Walikota Malang. Memang sejauh ini belum ada update terbaru survey elektabilitas ketiga paslon.
Bagaimana terkait elektabilitas ketiga paslon ini, karena masih ada satu kali lagi debat publik ketiga paslon yaitu tanggal 20 November yad. Sedangkan pencoblosan dilakukan pada tanggal 27 November berikutnya.
Mempertimbangkan kondisi sosial-politik di Kota Malang, tampaknya Abah Anton dan pasangan Abadi memiliki dukungan yang cukup solid dari komunitas masyarakat lokal yang sudah mengenal rekam jejaknya.Â
Ketertarikan warga terhadap pasangan Abadi dari kalangan orangtua, santri, ulama, dan Masyarakat luas khususnya wong cilik merupakan indikasi sosok Anton, meski pernah memiliki catatan kontroversial, tetap mendapat kepercayaan berkat pengalaman masa lalunya sebagai Walikota. Ini memperkuat posisinya dalam segmen pemilih yang lebih tradisional, yang cenderung mengutamakan figur yang sudah teruji.
Terkait elektabilitas, beberapa poin penting dapat dianalisis:
Kekuatan Basis Loyalitas Abadi
Basis loyalitas yang kuat di kalangan santri, ulama, dan komunitas wong cilik memberikan keunggulan bagi Abadi, terutama jika pasangan ini mampu mempertahankan dukungan dari kelompok tersebut tanpa kehilangan kepercayaan terkait isu hukum yang pernah dihadapinya. Basis yang solid ini sering kali menjadi penentu elektabilitas di tahap akhir, terutama menjelang pencoblosan.
Pengaruh Debat Publik ketiga
Debat publik ketiga pada tanggal 20 Nopember memiliki potensi signifikan untuk mempengaruhi swing voters atau pemilih yang belum menentukan pilihan. Kinerja masing-masing pasangan dalam debat bisa mempengaruhi persepsi pemilih yang belum mantap atau yang sedang mempertimbangkan kembali pilihan mereka.Â
Untuk pasangan Abadi, debat ini adalah peluang untuk memperkuat citra positif dan menunjukkan kapabilitas dalam merangkul dan memberikan program konkret untuk warga Malang.
Posisi Wali dan HC-Ganis
Pasangan Wali, yang terlihat agresif di media digital dan dalam kampanye, tampaknya sedang mencoba menciptakan kesan kompetitif dengan memainkan isu-isu yang sensitif.Â
Namun, jika strategi ini tidak dikelola dengan bijaksana, bisa jadi sebagian pemilih malah akan merasa antipati terhadap pendekatan kampanye yang dianggap terlalu agresif atau negatif.Â
Sementara itu, pasangan HC-Ganis, yang relatif tidak terlalu disorot dalam narasi negatif, bisa menjadi pilihan bagi pemilih yang menghindari konflik atau serangan dalam kampanye.
Elektabilitas tanpa data terbaru
Tanpa data survei elektabilitas terbaru, agak sulit memprediksi secara pasti posisi masing-masing pasangan. Namun, fakta bahwa Abadi memiliki dukungan kuat dari basis tradisional serta kemungkinan tetap diunggulkan oleh pemilih senior atau pemilih konservatif memberi indikasi mereka berada di posisi yang cukup baik menjelang pemilihan. Pasangan Wali dan HC-Ganis harus memanfaatkan waktu tersisa dengan meningkatkan daya tarik program mereka di mata pemilih muda dan pemilih yang belum mantap.
Strategi menyongsong pencoblosan
Dengan sisa waktu yang hanya satu minggu setelah debat publik ketiga, ketiga paslon sebaiknya memfokuskan energi mereka untuk meningkatkan kehadiran di komunitas-komunitas lokal, memperkuat pesan positif, dan menunjukkan kesiapan untuk memenuhi harapan masyarakat Malang secara langsung. Penggalangan dukungan yang dilakukan secara langsung dan program yang relevan serta autentik akan lebih berdampak daripada strategi yang terlalu fokus pada media digital.
At the end, pasangan Abadi tampak memiliki posisi kuat di kalangan pemilih tradisional yang berpengaruh besar, tetapi pasangan Wali dan HC-Ganis juga masih memiliki peluang untuk mengkonsolidasikan dukungan dari pemilih muda dan mereka yang mendambakan perubahan atau figur baru. Strategi kampanye positif dan peningkatan kehadiran langsung di masyarakat bisa menjadi kunci sukses bagi masing-masing pasangan menjelang hari pencoblosan pada 27 Nopember yad.
Joyogrand, Malang, Wed', Nov' 13, 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H