Dapur Cobek dan Kulineran Komunitas Mahasiswa di Kota Malang
Kulineran di kota Malang sangatlah luas ibarat Samudera Pacific tak berbatas. Maklumlah populasi kota kelas metropolitan seluas kurang-lebih 110 Km persegi ini kurang-lebih 1 juta jiwa lebih sedikit. Jadi cukup padat bukan. Jumlah penduduk sebanyak itu tidak semuanya warga asli Malang. Banyak perantau yang mengadu nasib disini, apalagi usaha yang cocok buat mereka kalau bukan kulineran.
Tak heran bermacam masakan Nusantara ada di kota Malang mendampingi kulineran lokal dengan masakan khas Jawa Timur seperti Nasi Rawon, Nasi Pecel, Lontong Tahu telur, Cuimie dll.
Kalau kita berjalan seputar kota Malang, boleh dikata di setiap sudut kota ada kulineran. So, untuk mengatakan yang mana yang enak dari penjaja makanan yang membludak itu, ya terasa sulit.
Untuk memudahkannya kita dapat membuat dikotomi, yi kulineran komunitas anak kost dan kulineran wisata. Kalau kita lihat sejumlah kulineran ramai dan banyak anak-anak muda yang mengunjunginya, kita sebut saja itu kulineran ekonomi untuk kelas pelajar dan mahasiswa, dan kalau kita lihat sejumlah kulineran terkesan keren dan cukup banyak mobil parkir disitu, maka kita sebut saja itu kulineran wisata. Sedangkan varian tambahan yang perlu dicontohkan disini adalah varian umum, yaitu kulineran rakyat yang murmer atau murah-meriah. Kulineran seperti ini juga ramai dengan para pengunjung antara lain buruh-buruh bangunan, keluarga yang tak sempat bikin makanan untuk sarapan pagi misalnya, atau tak sempat masak untuk makan malam.
Kulineran komunitas kos-kosan
Ini mudah saja kita dapati sepanjang kampus-kampus ternama di kota Malang, seperti kulineran di Jln Soekarno-Hatta yang dekat ke Unibraw dan Polinema, kulineran di sepanjang Jln Sunan Kalijaga dan Jln Gajayana yang dekat ke kampus UIN, ITN dan Unibraw, Uniga dan UM, kulineran di sepanjang Jln Raya Batu yang dekat ke kampus Unmuh.
Kulineran untuk komuniitas mahasiswa ini jelas harus terukur dalam harga jual dan terukur dalam pelayanan, yang penting asallah cash-flownya berjalan lancar. Katakanlah sepiring nasi pecel madiun kalau polosan saja Rp 8000-10.000 dan kalau ada tambahan lauk, katakanlah telur dadar dan tahu-tempe, maka ada tambahan pada kisaran Rp 5000-7000.