Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

3 Catatan Utama H-1 Pelantikan Prabowo Soebianto di Senayan

19 Oktober 2024   16:18 Diperbarui: 19 Oktober 2024   16:52 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gladi Resik Pelantikan Presiden terpilih Prabowo Soebianto di gedung Parlemen. (Sumber : nasional.tempo.co).

4. Dinamika politik di balik keramaian

Perayaan terbuka di sepanjang jalan utama Jakarta juga bisa dimaknai sebagai bentuk komunikasi politik dari pemerintah baru. Ini menekankan kekuasaan tidak hanya dimaknai di ruang tertutup seperti parlemen dan istana, tetapi juga hadir di tengah masyarakat.

Dengan melibatkan masyarakat secara langsung dalam perayaan, pemerintahan Prabowo ingin memperkuat kesan bahwa kepemimpinannya memiliki legitimasi dan dukungan luas dari rakyat sejak hari pertama.

Pelantikan Presiden baru Indonesia Prabowo Soebianto pada hari Minggu tidak dimaksudkan untuk menyinggung keyakinan agama tertentu, tetapi lebih didasari oleh pertimbangan konstitusional dan teknis. Keramaian hiburan rakyat adalah bagian dari strategi komunikasi untuk menunjukkan kedekatan pemimpin baru dengan masyarakat. Pemerintah tampaknya ingin menyampaikan pesan bahwa pelantikan bukan hanya urusan politik elite, melainkan pesta demokrasi bagi seluruh rakyat.

Catan terakhir, mengapa tak ada tanda-tanda kehadiran Kepala Negara Amerika Serikat atau sekurangnya utusan Presiden Amerika. Atau inikah momentum yang diinginkan Prabowo melalui pelantikan ini bahwa ke depan ini dia lebih percaya kepada Rusia yang diwarisinya dari Soekarno.

Ketidakhadiran kepala negara atau utusan resmi dari Amerika Serikat dalam pelantikan Prabowo pada 20 Oktober 2024 mengundang berbagai spekulasi.

Beberapa perspektif terurai di bawah bisa menjelaskan dinamika di balik situasi ini :

1. Ketegangan atau ketidakselarasan diplomatik

Sejak masa kampanye, Prabowo menunjukkan sinyal keterbukaan terhadap alternatif aliansi strategis di luar Barat, termasuk kedekatan dengan Rusia dan China. Amerika Serikat boleh jadi menilai langkah ini tidak sejalan dengan kepentingannya di kawasan Indo-Pasifik, sehingga menahan diri untuk memberikan perhatian besar dalam pelantikan.

Ketidakhadiran perwakilan resmi juga dapat dipahami sebagai bentuk "silent protest" atau ketidaksepakatan simbolis terhadap arah pemerintahan baru, terutama jika Indonesia tampak lebih condong kepada kekuatan seperti Rusia.

2. Reorientasi Kebijakan Prabowo : Warisan Soekarno

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun