4. Dinamika politik di balik keramaian
Perayaan terbuka di sepanjang jalan utama Jakarta juga bisa dimaknai sebagai bentuk komunikasi politik dari pemerintah baru. Ini menekankan kekuasaan tidak hanya dimaknai di ruang tertutup seperti parlemen dan istana, tetapi juga hadir di tengah masyarakat.
Dengan melibatkan masyarakat secara langsung dalam perayaan, pemerintahan Prabowo ingin memperkuat kesan bahwa kepemimpinannya memiliki legitimasi dan dukungan luas dari rakyat sejak hari pertama.
Pelantikan Presiden baru Indonesia Prabowo Soebianto pada hari Minggu tidak dimaksudkan untuk menyinggung keyakinan agama tertentu, tetapi lebih didasari oleh pertimbangan konstitusional dan teknis. Keramaian hiburan rakyat adalah bagian dari strategi komunikasi untuk menunjukkan kedekatan pemimpin baru dengan masyarakat. Pemerintah tampaknya ingin menyampaikan pesan bahwa pelantikan bukan hanya urusan politik elite, melainkan pesta demokrasi bagi seluruh rakyat.
Catan terakhir, mengapa tak ada tanda-tanda kehadiran Kepala Negara Amerika Serikat atau sekurangnya utusan Presiden Amerika. Atau inikah momentum yang diinginkan Prabowo melalui pelantikan ini bahwa ke depan ini dia lebih percaya kepada Rusia yang diwarisinya dari Soekarno.
Ketidakhadiran kepala negara atau utusan resmi dari Amerika Serikat dalam pelantikan Prabowo pada 20 Oktober 2024 mengundang berbagai spekulasi.
Beberapa perspektif terurai di bawah bisa menjelaskan dinamika di balik situasi ini :
1. Ketegangan atau ketidakselarasan diplomatik
Sejak masa kampanye, Prabowo menunjukkan sinyal keterbukaan terhadap alternatif aliansi strategis di luar Barat, termasuk kedekatan dengan Rusia dan China. Amerika Serikat boleh jadi menilai langkah ini tidak sejalan dengan kepentingannya di kawasan Indo-Pasifik, sehingga menahan diri untuk memberikan perhatian besar dalam pelantikan.
Ketidakhadiran perwakilan resmi juga dapat dipahami sebagai bentuk "silent protest" atau ketidaksepakatan simbolis terhadap arah pemerintahan baru, terutama jika Indonesia tampak lebih condong kepada kekuatan seperti Rusia.
2. Reorientasi Kebijakan Prabowo : Warisan Soekarno