Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Prabowo dan Distribusi Dokter di Indonesia

15 Oktober 2024   17:29 Diperbarui: 15 Oktober 2024   17:51 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dokter di Indonesia. (Sumber : kompas.com/tren/read).

Meningkatkan jumlah dokter merupakan langkah awal yang baik, tetapi harus diiringi dengan kebijakan struktural yang holistik dan komprehensif untuk mengatasi ketimpangan distribusi tenaga kesehatan dan meningkatkan kualitas layanan di seluruh wilayah Indonesia.

Ketimpangan distribusi dokter

Permasalahan kekurangan dan ketimpangan distribusi dokter di Indonesia merupakan isu yang kompleks dan multidimensi. Untuk menganalisis situasi ini, beberapa aspek kunci harus dipertimbangkan, termasuk perbandingan rasio dokter terhadap populasi, distribusi geografis, infrastruktur kesehatan, dan faktor sosioekonomi.

1. Rasio dokter dan standar WHO

WHO menetapkan rasio ideal adalah satu dokter per 1.000 penduduk. Dengan populasi Indonesia yang diperkirakan mencapai 280 juta pada semester pertama 2024, idealnya ada 280 ribu dokter. Saat ini, Indonesia hanya memiliki sekitar 170 ribu dokter, yang menghasilkan rasio 0,47 dokter per 1.000 penduduk.

Rasio ini menunjukkan jumlah dokter di Indonesia masih jauh di bawah standar global, mengindikasikan adanya kekurangan yang signifikan dalam memenuhi kebutuhan layanan kesehatan dasar. Kekurangan sekitar 110 ribu dokter menjadi tantangan besar untuk memastikan setiap warga negara memiliki akses yang memadai terhadap pelayanan kesehatan.

2. Ketimpangan distribusi geografis

Data menunjukkan distribusi dokter tidak merata, dengan mayoritas tenaga medis terkonsentrasi di Jawa dan Bali. Sementara itu, propinsi seperti Sulawesi Barat, Kalimantan Utara, dan Gorontalo mengalami kekurangan yang signifikan, dengan masing-masing hanya memiliki sekitar 500-600 dokter.

Ketimpangan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti jumlah penduduk, kepadatan penduduk, dan keberadaan fasilitas kesehatan (puskesmas dan rumahsakit) yang lebih banyak di kota-kota besar. Distribusi tidak merata ini menyebabkan daerah terpencil dan pedesaan kesulitan mengakses layanan kesehatan yang memadai, sehingga meningkatkan risiko terhadap kesehatan masyarakat di wilayah tersebut.

3. Faktor penyebab ketimpangan distribusi dokter

Jumlah dan kepadatan penduduk. Daerah dengan jumlah dan kepadatan penduduk tinggi cenderung menarik lebih banyak dokter karena tingginya permintaan layanan kesehatan dan potensi pendapatan yang lebih besar. Di sisi lain, daerah dengan populasi kecil atau tersebar cenderung memiliki lebih sedikit dokter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun