Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Lawrence of Arabia dan Arabisasi Middle-East Zaman Now

11 Oktober 2024   18:21 Diperbarui: 11 Oktober 2024   18:33 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Clip art Arabisasi. (Sumber :  Rowman Littlefield via asiatimes.com).

Rute perdagangan yang menghubungkan Timur Tengah dengan wilayah lain turut menyebarkan bahasa dan budaya Arab; penyebaran agama Islam. Islam sebagai agama mayoritas di Timur Tengah memiliki peran sentral dalam menyebarkan bahasa Arab, terutama sebagai bahasa Al-Qur'an; kebijakan negara. Beberapa negara di Timur Tengah menerapkan kebijakan Arabisasi secara resmi untuk memperkuat identitas nasional dan mengurangi pengaruh budaya asing.

Dampak Arabisasi terhadap Identitas dan Politik

Arabisasi memiliki dampak yang kompleks terhadap identitas dan politik di Timur Tengah. Di satu sisi, Arabisasi menciptakan rasa persatuan dan solidaritas di antara negara-negara Arab. Bahasa Arab menjadi bahasa pemersatu dan simbol identitas Arab. Namun, di sisi lain, Arabisasi juga dapat menimbulkan konflik dengan identitas lokal dan budaya non-Arab.

Penghapusan identitas lokal. Di beberapa wilayah, Arabisasi dilakukan dengan cara yang memaksakan dan mengabaikan identitas lokal sebagaimana halnya di Indonesia, Malaysia, Pakistan dll. Hal ini dapat memicu sentimen anti-Arab dan memicu konflik lokal

Konflik antara Arab dan non-Arab. Di beberapa negara, terutama di Afrika Utara dan Timur Tengah, terdapat konflik antara kelompok Arab dan non-Arab yang memperebutkan sumberdaya, kekuasaan, dan identitas. Lihat Lebanon sekarang yang di ambang kehancuran. Itu semua karena Arabisasi dengan sekat-sekat sektarianisme, padahal narasi Sejarah jelas bahwa bangsa Lebanon bukanlah bangsa Arab, melainkan bagian dari sejarah Canaan dimasa lalu. Lihat juga bangsa Israel yang sudah lama dihoaks dunia Arab bahwa tanah Israel sekarang adalah tanah Palestina atau persisnya Arab-Palestina, termasuk pemaksaan nama Judea dan Samaria sebagai wilayah tepi barat Jordan. Ini tak masuk akal. Tapi jkalau diulang ribuan, jutaan bahkan milyaran kali. Itulah kebenaran itu, demikian kilah dunia Arab diam-diam.

Ekstremisme. Beberapa kelompok ekstremis memanfaatkan sentimen nasionalisme Arab dan agama untuk merekrut anggota dan melancarkan serangan.

Arabisasi memiliki akar sejarah yang panjang, dan dampaknya masih terasa hingga saat ini. Beberapa konflik kontemporer di Timur Tengah yang dipengaruhi oleh Arabisasi antara lain konflik Israel-Arab Palestina: Konflik ini dipengaruhi oleh sejarah panjang perebutan tanah dan identitas nasional antara Israel dan Arab; konflik Sunni-Syiah. Perbedaan sektarian antara Sunni dan Syiah telah menjadi sumber perpecahan yang mendalam di beberapa negara Timur Tengah; konflik antara Arab dan Kurdi. Kurdi adalah kelompok etnis minoritas yang tersebar di beberapa negara Timur Tengah. Mereka telah lama memperjuangkan otonomi atau bahkan kemerdekaan; konflik di negara-negara Afrika Utara. Revolusi Arab tahun 2011 memicu ketidakstabilan di beberapa negara Afrika Utara, termasuk Libya, Suriah, dan Yaman. Konflik-konflik ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk ketidakpuasan terhadap rezim yang berkuasa, perbedaan etnis dan sektarian, dan intervensi asing.

Selain Arabisasi, terdapat banyak faktor lain yang berkontribusi terhadap konflik di Timur Tengah, antara lain intervensi asing. Keterlibatan kekuatan-kekuatan besar seperti Amerika Serikat, Rusia, dan negara-negara Eropa dalam urusan internal negara-negara Timur Tengah seringkali memperumit situasi dan memperpanjang konflik; perubahan iklim. Perubahan iklim menyebabkan kekeringan, kelangkaan air, dan penurunan produktivitas pertanian. Hal ini dapat memicu konflik atas sumberdaya alam; perdagangan senjata. Perdagangan senjata yang marak di Timur Tengah mempermudah kelompok-kelompok bersenjata untuk memperoleh senjata dan melancarkan serangan; media sosial. Media sosial telah mempercepat penyebaran informasi dan opini, tetapi juga dapat digunakan untuk menyebarkan propaganda dan ujaran kebencian.

Konflik di Timur Tengah adalah hasil dari interaksi kompleks antara berbagai faktor, termasuk Arabisasi, intervensi asing, perubahan iklim, dan perbedaan identitas. Untuk memahami dan mengatasi konflik-konflik ini, diperlukan pendekatan yang holistik dan komprehensif.

Dengan memahami kompleksitas masalah ini, dunia dapat mengembangkan solusi yang lebih efektif dan berkelanjutan. Salah satunya adalah menghentikan Arabisasi dengan menghentikan media-media Arab yang radikal seperti Al Jazeera, middle-east monitor, middle-east eyes dll sebangsanya.

Lihat :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun