Yang disebut Kopi Blue Batak dalam pemberitaan yang belum lama ini saya baca dari sejumlah media seperti Detik Food sungguh menyesatkan.
Boleh jadi tester kopi yang jalan-jalan ke tanah Batak menemukannya tak sengaja di ketinggian tertentu, katakanlah di Pangaribuan, atau Sipoholon misalnya. Tapi yang pasti itu adalah Kopi Sigararutang atau Kopi Arabika Batak.
Memang kopi yang ditanam di satu area pun bisa berbeda auranya meski dari jenis yang sama. Tapi penamaan lain seperti Blue Batak tak bisa menjelaskan sesuatu yang penting bagi petani setempat dan komunitas Kopi nasional.
Fenomena "Kopi Blue Batak"
Penamaan "Kopi Blue Batak" merupakan sebuah fenomena menarik dalam dunia perkopian Indonesia, khususnya yang berasal dari tanah Batak seperti Pangarbuan di Tapanuli utara dan Parsoburan di Tobasa.
Penamaan ini memunculkan sejumlah pertanyaan mengenai akurasi, relevansi, dan dampaknya terhadap industri kopi lokal.
Kata "Blue" (biru) memang menciptakan kesan unik dan eksotis, seolah-olah kopi tersebut memiliki karakteristik rasa atau warna yang khas.
Penamaan ini mengadopsi tren penamaan produk yang modern dan kekinian, sehingga menarik minat generasi muda dan penikmat kopi yang mencari pengalaman baru.
Nama yang unik dan menarik dapat meningkatkan daya tarik kopi di pasar internasional, terutama di kalangan konsumen yang mencari kopi single origin dengan karakteristik yang berbeda.
Kritik terhadap penamaan "Blue Batak"