Faktor-faktor yang oerlu dipertimbangkan
Melakukan serangan langsung terhadap infrastruktur militer Iran, termasuk IRGC, dapat memicu respons yang luas dari Iran, baik terhadap AS maupun sekutunya di wilayah tersebut. Iran memiliki kemampuan untuk membalas di berbagai front, termasuk melalui serangan roket terhadap Israel, menargetkan pasukan AS di Irak dan Syria, serta mengganggu jalur minyak di Selat Hormuz. Ini dapat memicu konflik besar-besaran yang akan mengganggu stabilitas energi global dan ekonomi dunia.
Israel telah lama bertindak sebagai mitra strategis AS di Timur Tengah, dan kemampuannya dalam operasi udara jarak jauh sudah terbukti, seperti dalam serangan terhadap reaktor nuklir Irak pada 1981 dan Syria pada 2007. Namun, menyerang Iran secara langsung adalah langkah yang lebih berisiko karena kemampuan pertahanan udara Iran dan jaraknya yang jauh. Meskipun Angkatan Udara Israel memiliki kapabilitas, operasi ini membutuhkan dukungan logistik dan intelijen yang signifikan dari AS dan sekutunya.
Setiap tindakan militer besar-besaran terhadap Iran akan memperumit hubungan AS dengan sekutu-sekutunya di Eropa, yang cenderung lebih mengutamakan pendekatan diplomatik dan menghindari konfrontasi langsung. Selain itu, Rusia dan China, yang memiliki hubungan baik dengan Iran, kemungkinan besar akan bereaksi keras terhadap tindakan semacam itu, yang dapat meningkatkan ketegangan global lebih lanjut.
AS dan sekutu-sekutunya selama ini telah menggunakan kombinasi sanksi ekonomi yang keras dan tekanan diplomatik untuk melemahkan pengaruh Iran. Pendekatan ini lebih bertujuan untuk memaksa Iran bernegosiasi tanpa memicu konflik militer terbuka yang lebih luas. Misalnya, melalui pembatasan ekspor minyak Iran, AS telah berhasil menekan ekonomi Iran, yang pada gilirannya membatasi kemampuan Iran untuk mendanai jaringan proksinya di seluruh Timur Tengah.
Benar bahwa Iran dan jaringan proksinya banyak mendukung pandangan revisionis yang mengancam eksistensi Israel dan stabilitas regional. Namun, strategi melawan terorisme dan pengaruh Iran seringkali membutuhkan pendekatan yang lebih komprehensif, termasuk melalui diplomasi, penguatan hubungan dengan sekutu regional, dan mendukung pemerintah Lebanon yang lebih independen dari pengaruh Hezbollah.
Secara militer AS dan Israel memiliki kemampuan untuk menargetkan Iran dan infrastruktur militernya, pendekatan ini bukanlah solusi yang sederhana dan dapat memicu eskalasi konflik yang lebih luas dan tidak terkendali. Untuk menjaga stabilitas di Timur Tengah dan menghadapi pengaruh Iran, AS dan sekutunya bisa jadi lebih cenderung mengombinasikan pendekatan militer terbatas dengan tekanan ekonomi dan diplomasi multilateral. Dengan begitu, Amerika tetap dapat menunjukkan kekuatan dan pengaruhnya tanpa harus memicu konflik skala besar yang berisiko membawa dampak negatif bagi kawasan dan dunia secara keseluruhan.
Tapi siapa tahu Herzi Halevi Panglima IDF sekarang adalah Moshe Dayannya Israel sekarang. Look, Angkatan Udara Israel sudah lama mensimulasikan pengahancuran infrastruktur militer Iran dari seluruh Timur Tengah. Bagaimanapun IDF telah melakukan investasi yang signifikan dalam Perang Gaza hingga punahnya seluruh kepemimpinan terror Hamas di tangan IDF.
Lihat :