Nasrallah hidup dengan pengamanan yang sangat ketat dan kehati-hatian yang ekstrem. Sejak Perang Lebanon 2006, ia hampir tidak pernah terlihat di muka umum dan melakukan komunikasi publiknya dari lokasi rahasia. Ini membuatnya sangat sulit dilacak dan ditargetkan secara langsung oleh Israel.
Melikuidasi Nasrallah bisa memicu eskalasi besar di Lebanon, tidak hanya dengan Hezbollah tetapi juga dengan sekutu-sekutu Iran lainnya di kawasan. Iran dan Hezbollah telah menunjukkan kesanggupan untuk membalas serangan semacam itu dengan serangan balasan, baik di Israel maupun terhadap kepentingan-kepentingan Barat di Timur Tengah.
Saat ini, perhatian Rusia tersita oleh perang di Ukraina, yang membatasi kemampuan negara itu untuk memainkan peran yang lebih aktif di Timur Tengah. Namun, Iran telah mempererat hubungannya dengan Rusia, terutama dalam hal penyediaan drone dan senjata lainnya untuk konflik di Ukraina. Hal ini bisa mempengaruhi kalkulasi geopolitik di kawasan. Jika Nasrallah dilikuidasi, Iran mungkin akan lebih bergantung pada Rusia untuk dukungan dalam melawan Israel, memperkuat sumbu Tehran-Moskow.
Meskipun ini mungkin merupakan momen yang tepat bagi Israel untuk bertindak mengingat Hezbollah telah mengalami kerugian besar dalam beberapa pekan terakhir, operasi semacam ini memerlukan perencanaan yang sangat matang dan koordinasi dengan sekutu-sekutunya, terutama AS.
Jika Israel berhasil melikuidasi Nasrallah, dampak yang dihasilkan bisa memperlemah Hezbollah secara signifikan, namun juga berisiko menjerumuskan Lebanon ke dalam konflik yang lebih luas dan merusak stabilitas regional.
Faktor Houthi
Meskipun Israel mungkin mempertimbangkan untuk memperluas operasinya ke Houthi di Yaman setelah Hezbollah, ini juga akan memerlukan kerjasama dengan negara-negara Teluk seperti Arab Saudi dan UEA, yang telah lama berkonflik dengan Houthi. Namun, membuka front baru di Yaman bisa menjadi langkah yang berisiko dan mahal, yang mungkin bukan prioritas utama Israel saat ini.
Secara keseluruhan, momen kesibukan Hezbollah sekarang untuk menyelamatkan infrastruktur militernya tampaknya ideal untuk menargetkan Nasrallah dan melemahkan jaringan proksi Iran di Timur Tengah, langkah tersebut perlu dihitung dengan cermat untuk menghindari konsekuensi yang lebih buruk bagi stabilitas regional.
Di balik usulan AS dan Perancis
Usulan Gencatan Senjata dari AS dan Perancis belum lama ini dalam jangka waktu sebulan bisa dibaca dalam interval satu bulan ini Nasrallah harus dilikuidasi dan infrastruktur militer Hezbollah semuanya harus dimusnahkan. Itulah yang harus diselesaikan Israel dan barulah Amerika dkk turun tangan untuk mengusulkan gencatan senjata permanen dan Lebanon dinormalkan kembali atau dikembalikan kepada bangsa Lebanon yang bukanlah bangsa Arab atau bangsa Iran itu.
Orang Lebanon asli itu sebagian besarnya berubah menjadi kaum maronite sekarang ini, sedangkan selebihnya adalah Arabisasi dan Iranisasi yang belum berhasil hingga sekarang, karena hambatannya bagi kedua dunia yang bertentangan ituadalah  Pemerintah Lebanon dibagi secara sektarian. Hezbollah di bawah kendali Iran sesungguhnya adalah negara di dalam negara yang harus dihancurkan terlebih dahulu. Ke depannya apabila sistem politik Lebanon disempurnakan setelah Nasrallah tewas dan Hezbollah dihancurkan akan mudah bagi Israel unuk menghancurkan Ideologi Revisionisme Dunia Arab dan Iran tentang eksistensi Israel di middle east.