Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Menilik Kasus Perundungan di Binus School

18 September 2024   16:56 Diperbarui: 18 September 2024   17:04 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pihak Binus, khususnya manajemen, berada dalam posisi yang sulit. Di satu sisi, mereka dituntut untuk melindungi nama baik institusi. Di sisi lain, mereka juga harus bertanggungjawab atas kesejahteraan siswa. Reaksi mereka yang terkesan lambat atau kurang tegas tentu tak lepas dari berbagai faktor, seperti prosedur internal yang panjang, atau kekhawatiran akan implikasi hukum.

Dalam kasus perundungan, pelaku pada umumnya adalah anak-anak atau remaja yang sedang dalam proses pembentukan karakter. Mereka mungkin tidak sepenuhnya menyadari dampak perbuatan mereka atau terpengaruh oleh tekanan dari teman sebaya.

Media sosial zaman now telah mengubah cara kita mengkonsumsi informasi dan berinteraksi. Dalam kasus ini, media sosial berperan sebagai amplifier yang memperkuat suara korban dan orangtua mereka. Namun, di sisi lain, media sosial juga dapat menyebarkan informasi yang tidak akurat atau bahkan fitnah, yang dapat memperkeruh suasana. Contohnya Jokowi cawe-cawe apapun minumannya

Tantangan

Tidak selalu mudah untuk membedakan antara perkelahian biasa dan perundungan. Perundungan seringkali bersifat berulang dan melibatkan ketidakseimbangan kekuatan.

Untuk mengambil tindakan hukum atau disiplin, pihak sekolah tentu membutuhkan bukti yang kuat. Namun, bukti perundungan seringkali berupa kesaksian para siswa, yang sulit untuk diverifikasi.

Dampak psikologis perundungan terhadap korban dapat bersifat jangka panjang dan sulit diukur. Korban boleh jadi mengalami trauma, depresi, atau kesulitan dalam bersosialisasi.

Karenanya pihak sekolah harus proaktif dalam mencegah terjadinya perundungan dengan cara memberikan pendidikan karakter, menciptakan lingkungan yang inklusif, dan membangun sistem pelaporan yang efektif.

Komunikasi yang terbuka dan jujur antara sekolah, orangtua, dan siswa sangat penting untuk membangun kepercayaan dan menyelesaikan masalah.

Permasalahan perundungan tidak dapat diselesaikan oleh sekolah saja. Dibutuhkan kolaborasi antara sekolah, keluarga, pemerintah, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak.

Di banyak negara, kasus perundungan di sekolah telah menjadi perhatian serius. Beberapa negara telah menerapkan kebijakan yang sangat ketat terkait perundungan, seperti di Finlandia yang memiliki program anti-bullying yang sangat sukses. Di AS, banyak sekolah yang mengadopsi program-program berbasis restoratif justice untuk menyelesaikan konflik secara damai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun