Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Selamat Jalan Kak Loide Pakpahan

17 September 2024   17:40 Diperbarui: 17 September 2024   18:38 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku teringat tadi pagi bermain dengannya, mengelus bulunya, dan merasakan kehangatan tubuhnya. Bulunya yang lembut bagaikan awan yang menyelimutiku, membawa ketenangan dalam jiwa yang gelisah.

 

Di tengah duka atas kepergian Kakakku, kehadiran Milky bagaikan seberkas cahaya yang menembus kegelapan. Ia mengingatkan kita bahwa kehidupan akan terus berjalan, bahkan di tengah kematian.

Kepolosan dan kegembiraan yang terpancar dari sosok Milky mengingatkanku pada masa kecil, ketika dunia masih terasa begitu sederhana. Dalam pelukan hangat Milky, aku menemukan kedamaian yang tak tergantikan. Ia adalah bukti nyata bahwa kehidupan akan terus berlanjut, bahkan di tengah duka. Kematian bukanlah akhir dari segalanya, melainkan peralihan ke bentuk kehidupan yang lain.

Aku juga teringat Baruch Spinoza yang mengajarkan bahwa segala sesuatu di alam semesta adalah bagian dari Zat Tunggal yang kekal. Ketika kita berbicara tentang kematian, sebenarnya kita berbicara tentang perubahan bentuk dari satu eksistensi ke eksistensi lainnya.

Juga William Shakespeare, dalam banyak karyanya, banyak mengeksplorasi tema ketidakpastian hidup dan kematian. Ia menggambarkan kehidupan sebagai sebuah panggung sandiwara, di mana setiap orang memainkan peran mereka. Kita semua hanyalah aktor yang memainkan peran masing-masing. Kepergian orang yang kita cintai adalah seperti akhir dari sebuah babak. Namun, pertunjukan akan terus berlanjut. Babak berikutnya mungkin akan berbeda, tetapi pertunjukan akan selalu ada.

Kembali ke Milky si poodle, dengan kegembiraannya yang tak terhingga, mengingatkanku bahwa kehidupan adalah sebuah hadiah yang harus kita nikmati sepenuhnya, terlepas dari segala duka dan kehilangan.

Setelah Ricky-Mungil diadati, acara Martonggo raja pun dimulai, Martonggo Raja adalah sebuah ritual adat Batak Toba yang memiliki peran sentral dalam mempersiapkan dan melaksanakan upacara pemakaman. Acara ini bukan sekadar pertemuan keluarga, melainkan sebuah prosesi sakral yang menyatukan seluruh anggota keluarga besar dalam semangat kebersamaan dan penghormatan terhadap leluhur.

Tujuan utama Martonggo Raja adalah membentuk panitia pelaksana atau parhobas yang akan bertanggungjawab atas segala aspek pemakaman. Panitia ini terdiri dari berbagai pihak, seperti keluarga inti, hula-hula (kerabat dari pihak perempuan), dongan tubu (saudara sekandung), dan lainnya.

Dalam pertemuan ini, dibahas secara detail rangkaian acara pemakaman, mulai dari persiapan jenazah, upacara adat, jamuan makan, hingga prosesi pemakaman di TPU. Setiap tahapan acara memiliki makna dan simbolisme yang mendalam dalam budaya Batak.

Selain rangkaian acara, Martonggo Raja juga menjadi forum untuk memutuskan berbagai hal yang dibutuhkan dalam pemakaman, seperti jenis ulos yang akan digunakan, jumlah makanan yang harus disiapkan, serta siapa saja yang akan diundang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun