Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Di Balik Proyek Monumental Koridor Rusia-Iran

3 September 2024   17:19 Diperbarui: 3 September 2024   19:22 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah Kapal Tanker di Sungai Volga. (Sumber : Getty Images via express.co.uk).

Di Balik Proyek Monumental Koridor Rusia-Iran

Perkembangan geopolitik dunia sungguh tak mudah untuk diprediksi. Pasca Perang Dingin ternyata Duo Rusia-China sepertinya sudah tak rekat lagi. Road and Belt Initiative terkesan sekarang hanya milik China saja, tanpa Rusia dan siapapun di dalamnya.                       

Kini dalam situasi Perang Rusia-Ukraina yang masih berkecamuk, kita mendapat kabar Rusia dan Iran berencana membangun rute terbaru perdagangan lintas benua yang menghubungkan Laut Baltik dengan Samudera Hindia. Terusan mini senilai 19 miliar sedang dibangun untuk menghubungkan dua samudera besar. Rute tersebut akan membentang dari Saint Petersburg di utara hingga Laut Kaspia dan dari sana ke Teheran dan seterusnya ke Mumbai di India. Jalur sepanjang 3.508 mil ini ditujukan untuk melindungi hubungan komersial mereka dari campur tangan Barat, serta membangun hubungan baru dengan pasar Asia yang sedang berkembang.

Sebagai bagian dari proyek ambisius tersebut, Rusia akan menghabiskan satu miliar dolar AS ( 757 juta) untuk menghubungkan Sungai Volga ke Laut Azov. Iran juga memperluas jaringan kereta apinya ke pelabuhan tenggara Chabahar, yang akan mempercepat lalulintas perdagangan.

Koridor perdagangan Rusia-Iran

Para ahli memperkirakan Moskow dan Teheran akan berinvestasi sebanyak US $ 25 miliar ( 19 miliar) dalam proyek tersebut.

Proyek ambisius ini tidak bisa lepas dari konteks geopolitik global yang semakin kompleks. Perang Ukraina telah memicu pergeseran signifikan dalam tatanan dunia. Rusia semakin terisolasi oleh Barat. Sebagai respon, Rusia mencari alternatif mitra dagang dan memperkuat hubungan dengan negara-negara yang memiliki pandangan serupa. Iran, yang juga menghadapi tekanan dari Barat, melihat peluang untuk memperkuat posisinya di panggung dunia melalui kerjasama dengan Rusia.

Implikasi ekonomi dan politik

Diversifikasi ekonomi. Baik Rusia maupun Iran berupaya untuk mengurangi ketergantungan pada mata uang dolar AS dan sistem keuangan Barat. Koridor perdagangan baru ini menjadi salah satu instrumen utama dalam mencapai tujuan tersebut.

Integrasi ekonomi regional. Proyek ini berpotensi memperkuat integrasi ekonomi regional di Eurasia, menciptakan zona perdagangan bebas yang lebih luas. Negara-negara seperti Kazakhstan, Azerbaijan, dan Armenia dapat menjadi bagian dari jaringan perdagangan ini.

Persaingan dengan proyek infrastruktur Barat. Koridor Rusia-Iran dapat dilihat sebagai pesaing langsung terhadap proyek-proyek infrastruktur yang digagas oleh Barat.

Pengaruh terhadap kebijakan luar negeri. Proyek ini akan membentuk kembali kebijakan luar negeri kedua negara. Rusia akan semakin fokus pada Asia, sementara Iran akan memperkuat hubungan dengan negara-negara di kawasan Eurasia.

Tantangan dan peluang

Sanksi Internasional. Sanksi ekonomi yang diberlakukan oleh Barat terhadap Rusia dan Iran akan menjadi tantangan utama dalam pelaksanaan proyek ini. Kedua negara harus mencari cara untuk menghindari atau mengurangi dampak dari sanksi tersebut, misalnya dengan menggunakan mata uang lokal atau sistem pembayaran alternatif.

Stabilitas regional. Konflik dan ketidakstabilan di kawasan, terutama di Timur Tengah, dapat mengancam kelancaran proyek. Keamanan infrastruktur yang dibangun menjadi perhatian utama.

Teknologi dan keterampilan:. Kedua negara perlu meningkatkan kapasitas teknologi dan keterampilan sumberdaya manusianya untuk membangun dan mengoperasikan infrastruktur yang kompleks.

Lingkungan. Proyek infrastruktur besar seperti ini berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, seperti kerusakan ekosistem dan perubahan iklim.

Pengembangan industri. Proyek ini dapat mendorong pengembangan industri di sepanjang koridor, seperti industri manufaktur, logistik, dan energi.

Kemitraan strategis. Kerjasama antara Rusia dan Iran dapat memperkuat kemitraan strategis mereka di berbagai bidang, termasuk pertahanan dan keamanan.

Inovasi keuangan. Proyek ini dapat mendorong inovasi dalam sistem keuangan, seperti  mata uang digital dan sistem pembayaran lintas batas.

Perbandingan Belt and Road Initiative (BRI) vs Koridor Rusia-Iran

1. Tujuan strategis:

BRI. Inti dari BRI adalah membangun jaringan infrastruktur fisik dan digital yang menghubungkan Asia, Eropa, dan Afrika. Tujuan utamanya adalah ekspansi ekonomi, yi menciptakan pasar baru bagi produk-produk China, meningkatkan ekspor, dan menarik investasi asing; pengaruh geopolitik; memperkuat posisi China sebagai kekuatan global, menantang hegemoni dolar AS, dan membentuk tatanan dunia baru yang lebih multipolar; diplomasi ekonomi; membangun hubungan bilateral dan multilateral yang lebih kuat dengan negara-negara mitra, serta meningkatkan soft power China.

Koridor Rusia-Iran. Proyek ini memiliki tujuan yang lebih spesifik, yakni diversifikasi ekonomi. Mengurangi ketergantungan pada pasar Barat dan dolar AS, serta mencari pasar baru untuk ekspor energi dan produk lainnya; integrasi regional; memperkuat hubungan ekonomi dan politik dengan negara-negara di Eurasia, terutama Iran, dan membentuk blok regional yang dapat menandingi Uni Eropa; kemandirian strategis; membangun jalur perdagangan alternatif yang tidak bergantung pada Selat Hormuz, yang sering menjadi titik konflik geopolitik.

2. Cakupan dan karakteristik infrastruktur

BRI. Cakupannya sangat luas, mencakup pembangunan pelabuhan, kereta api berkecepatan tinggi, jalan raya, jaringan energi, dan infrastruktur digital seperti jaringan 5G. Proyek-proyek BRI seringkali melibatkan investasi besar-besaran dan teknologi canggih.

Koridor Rusia-Iran. Fokus utama adalah pada pembangunan jalur darat dan rel kereta api yang menghubungkan Laut Baltik dengan Samudra Hindia. Infrastruktur yang dibangun cenderung lebih sederhana dibandingkan dengan proyek-proyek BRI, namun tetap memiliki potensi untuk meningkatkan konektivitas regional.

3. Implikasi geopolitik

BRI. BRI telah mengubah lanskap geopolitik Asia secara signifikan. China telah berhasil membangun hubungan yang lebih dekat dengan banyak negara di kawasan, termasuk negara-negara di Asia Tengah, Asia Tenggara, dan bahkan Eropa. Namun, proyek ini juga memicu kekhawatiran di beberapa negara, terutama di kawasan Indo-Pasifik, terkait dengan meningkatnya pengaruh China.

Koridor Rusia-Iran. Proyek ini berpotensi memperkuat poros Eurasia yang terdiri dari Rusia, Iran, dan negara-negara tetangga. Hal ini dapat menciptakan tantangan baru bagi Barat, terutama di kawasan Timur Tengah. Selain itu, proyek ini juga dapat memperkuat hubungan antara Rusia dan China, yang pada gilirannya dapat membentuk aliansi strategis baru.

4. Tantangan dan risiko

BRI. Tantangan utama BRI meliputi utang. Beberapa negara penerima investasi BRI menghadapi risiko utang yang tinggi; lingkungan. Proyek-proyek infrastruktur besar dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan; geopolitik. Konflik dan ketidakstabilan di beberapa wilayah dapat menghambat pelaksanaan proyek.

Koridor Rusia-Iran. Tantangan utama proyek ini meliputi sanksi. Sanksi ekonomi yang diberlakukan oleh Barat terhadap Rusia dan Iran dapat menghambat akses kedua negara terhadap teknologi dan pendanaan; keamanan. Proyek ini dapat menjadi target serangan teroris atau sabotase; teknologi. Kedua negara perlu meningkatkan kapasitas teknologi dan keterampilan sumberdaya manusianya untuk membangun dan mengoperasikan infrastruktur yang kompleks.

Dampak terhadap hubungan antar negara

Proyek infrastruktur besar seperti Belt and Road Initiative (BRI) dan koridor Rusia-Iran memiliki potensi untuk secara signifikan mengubah lanskap geopolitik dan hubungan antar negara di kawasan.

Penguatan kerjasama ekonomi

Integrasi pasar. Proyek-proyek ini akan mempermudah aliran barang, jasa, dan investasi antar negara, sehingga menciptakan pasar yang lebih terintegrasi.

Ketergantungan timbal balik. Negara-negara yang terlibat dalam proyek ini akan semakin saling bergantung satu sama lain, baik dalam hal ekonomi maupun politik.

Pembentukan blok ekonomi. Kemungkinan munculnya blok-blok ekonomi regional baru yang lebih kuat dan mandiri.

Perubahan keseimbangan kekuatan

Peningkatan pengaruh negara pelaksana proyek: Negara yang menginisiasi proyek (seperti China dan Rusia) akan semakin meningkatkan pengaruhnya di kawasan.

Pergeseran poros kekuatan. Proyek-proyek ini dapat memicu pergeseran poros kekuatan global, terutama di kawasan Eurasia.

Konflik dan persaingan

Persaingan geopolitik. Proyek-proyek infrastruktur besar dapat memicu persaingan geopolitik antara negara-negara besar, terutama antara China dan AS.

Konflik lokal. Proyek-proyek ini juga dapat memicu konflik lokal, terutama jika tidak dikelola dengan baik atau jika kepentingan negara-negara yang terlibat tidak sejalan.

Diplomasi dan negosiasi

Peningkatan diplomasi. Negara-negara akan lebih sering melakukan negosiasi dan diplomasi untuk menyelesaikan perbedaan dan mencapai kesepakatan terkait proyek-proyek infrastruktur.

Pembentukan forum kerjasama. Kemungkinan munculnya forum kerjasama regional baru untuk membahas isu-isu terkait infrastruktur dan konektivitas.

Contoh Kasus

Laut China Selatan. Proyek-proyek infrastruktur China di Laut China Selatan telah memicu ketegangan dengan negara-negara tetangga seperti Vietnam, Filipina, dan Malaysia.

Koridor tengah. Koridor tengah yang menghubungkan China dengan Eropa melalui Asia Tengah telah meningkatkan pengaruh China di kawasan ini, namun juga memicu kekhawatiran di beberapa negara Eropa.

Implikasi bagi Indonesia

Peluang kerjasama. Indonesia dapat memanfaatkan proyek-proyek ini untuk meningkatkan konektivitas dengan negara-negara tetangga dan memperluas pasar ekspor.

Tantangan geopolitik. Indonesia perlu berhati-hati dalam memilih mitra kerjasama dan memastikan bahwa proyek-proyek infrastruktur tidak mengancam kedaulatan dan kepentingan nasional.

Diplomasi yang cermat. Indonesia perlu melakukan diplomasi yang cermat untuk menjaga keseimbangan hubungan dengan berbagai kekuatan besar.

Proyek-proyek infrastruktur besar memiliki potensi untuk membawa perubahan yang signifikan bagi hubungan antar negara. Indonesia perlu memiliki strategi yang jelas dan komprehensif untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang muncul akibat proyek-proyek ini.

Sementara Barat yang belum memudar masih menggebyah-gebyah mandala Ukraina dan Middle-East, Timur secara perlahan tapi pasti mulai unjuk gigi dengan terobosan-terobosan baru yang tak main-main.

Karenanya legacy Jokowi andalan utama kita sekarang adalah mempertahankan bahkan mengembangkan lebih jauh program hilirisasi sumberdaya alam. Kita percayakan ini sepenuhnya kepada Prabowo Soebianto selaku Presiden Terpilih Indonesia.

Ayo Mr President. Tingkatkanlah sumberdaya manusia kita seoptimal mungkin, dan  keluar mainkanlah diplomasi gaya Solo (jangan Jekarte) yang bisa merangkul semua kekuatan besar dunia.

Lihat :

https://www.express.co.uk/news/world/1941401/russia-iran-trade-route-infrastructure-project

Joyogrand, Malang, Tue', Sept' 03, 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun