PDIP dapat memilih untuk menjadi oposisi yang konstruktif dan kritis, mengawasi jalannya pemerintahan Prabowo. Hal ini bisa dilakukan dengan menekankan kontrol terhadap kebijakan pemerintah, memastikan transparansi, dan menuntut akuntabilitas.
Sebagai partai dengan perolehan kursi yang signifikan di DPR, PDIP memiliki pengaruh yang cukup besar untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah melalui legislatif. Mereka dapat menggunakan kekuatan ini untuk mengadvokasi agenda mereka dan mempengaruhi kebijakan publik.
Mempertahankan Identitas Partai
Dilihat dari semangat kader PDIP setelah Capres mereka Ganjar kalah telak dalam Pilpres Pebruari lalu, boleh jadi Mega dan petinggi PDIP lainnya ingin mempertahankan identitas ideologisnya dan menjaga jarak dari kebijakan yang tidak sejalan dengan prinsip partai. Dengan menjadi oposisi, PDIP dapat membangun kembali basis pendukung dan menjaga loyalitas pemilih.
Menjadi partai eksternal memungkinkan PDIP untuk membedakan dirinya dari pemerintahan dan menyiapkan strategi untuk Pemilu berikutnya, mengembangkan narasi politik yang berbeda dari pemerintah.
Dengan bersikap kritis terhadap pemerintahan, PDIP dapat memposisikan diri sebagai pembela kepentingan rakyat, terutama jika kebijakan pemerintah dinilai tidak sesuai dengan aspirasi masyarakat.
Sebagai oposisi, PDIP bisa memperkuat basis pemilihnya dengan menawarkan alternatif kebijakan yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan harapan rakyat.
Kemungkinan Bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju
Politik di Indonesia sering kali melibatkan kompromi, dan selalu ada kemungkinan negosiasi antara PDIP dan Prabowo untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.
Bergabung dengan koalisi dapat memberi PDIP kesempatan untuk mempengaruhi kebijakan pemerintahan dan menempatkan kadernya dalam posisi strategis untuk memastikan implementasi agenda partai.
Bergabung dalam koalisi dapat membantu mengurangi ketegangan politik dan mencegah konflik yang bisa menghambat stabilitas nasional.