Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kecerdasan, Ambisi, dan Potensi Manusia

1 Agustus 2024   17:24 Diperbarui: 1 Agustus 2024   18:38 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kecerdasan, Ambisi dan Potensi Manusia

Dalam sebuah dialog Aristoteles dan muridnya.

Murid : "Guru, apa yang dimaksud dengan pernyataan "Kecerdasan tanpa ambisi adalah seperti burung tanpa sayap?"

Aristoteles : "Bayangkan seorang petani yang memiliki semua pengetahuan tentang pertanian. Dia tahu bagaimana menanam, merawat, dan memanen tanaman dengan efisien. Namun, jika dia tidak memiliki ambisi untuk bekerja di ladangnya dan mengaplikasikan pengetahuannya, ladang tersebut akan tetap tandus. Seperti burung yang tidak bisa terbang tanpa sayapnya, kecerdasan tanpa ambisi tidak akan membawa kita ke mana-mana."

 

Murid :  "Jadi, kecerdasan dan ambisi harus berjalan beriringan?"

Aristoteles : "Tepat sekali. Kecerdasan memberikan kita kemampuan untuk memahami dan merencanakan, sementara ambisi mendorong kita untuk bertindak dan mewujudkan rencana tersebut. Tanpa ambisi, kecerdasan hanya akan tetap menjadi potensi yang tidak pernah diwujudkan."

Murid : "Bagaimana kita bisa menumbuhkan ambisi dalam diri kita?"

Aristoteles : "Temukan apa yang benar-benar penting bagi kalian, apa yang membuat kalian bersemangat, dan fokuslah pada itu. Seperti seorang pendaki gunung yang didorong oleh keinginannya untuk mencapai puncak, temukan tujuan yang membuat kalian ingin terus maju, meskipun menghadapi banyak rintangan."

Murid :  "Jadi, ambisi memberikan kita keberanian untuk menghadapi risiko dan ketidakpastian?"

Aristoteles :  "Benar. Ambisi memberikan kita kekuatan untuk menghadapi tantangan dan menggunakan kecerdasan kita dengan cara yang bermakna. Kecerdasan tanpa ambisi tidak lebih dari potensi yang tidak pernah terwujud, seperti burung yang tidak bisa terbang tanpa sayap."

Murid :  "Bagaimana jika seseorang terlalu berambisi? Bukankah itu juga bisa berbahaya?"

Aristoteles :  "benar. Ambisi yang berlebihan bisa menjadi bumerang. Seperti api yang tak terkendali, ambisi yang berlebihan dapat membakar dan menghancurkan segalanya di sekitarnya. Misalnya, seorang prajurit yang terlalu berambisi mungkin akan mengabaikan strategi dan kehati-hatian, yang akhirnya bisa membawa kehancuran bagi dirinya dan pasukannya.

Ambisi yang berlebihan dapat membuat seseorang mengambil risiko yang tidak perlu, mengorbankan nilai-nilai moral, atau bahkan merugikan org lain maupun dirinya sendiri."

Murid : " jadi bagaimana kita bisa menemukan keseimbangan antara ambisi dan kebijaksanaan?"

Aristoteles : "Kuncinya adalah dalam moderasi dan refleksi diri. Ambisi harus dipandu oleh kebijaksanaan dan etika. Tanyakan pada diri kalian sendiri mengapa kalian mengejar tujuan tertentu dan apa dampaknya bagi diri kalian dan orang lain. Seperti seorang pendaki gunung yang mengejar puncak tetapi tetap memperhatikan keselamatan dan lingkungan sekitarnya, begitu juga kita harus menjaga keseimbangan antara ambisi dan batasan kita."

Murid : "Jadi, ambisi yang sehat adalah yang didorong oleh tujuan mulia dan dijaga dalam batas yang wajar?"

Aristoteles : "Tepat sekali. Ambisi yang sehat adalah yang memotivasi kita untuk mencapai potensi penuh kita, tetapi tetap mempertimbangkan kesejahteraan diri sendiri dan orang lain. Ingatlah selalu, dalam mengejar impian besar, kita harus tetap setia pada nilai-nilai dan prinsip yang benar."

Demikian petikan salah satu dialog Aristoteles dengan muridnya di masa silam. Jadul tapi tetap aktual dalam diri kemanusiaan kita.

Dialog Aristoteles ini menyoroti sebuah kebenaran fundamental tentang manusia. Kita adalah makhluk yang kompleks, didorong oleh keinginan untuk memahami dunia dan meninggalkan jejak. Kecerdasan memberikan kita alat untuk memahami, sementara ambisi memberikan kita dorongan untuk bertindak.

Kecerdasan, tidak hanya merujuk pada kecerdasan intelektual (IQ). Ada berbagai jenis kecerdasan lain yang sama pentingnya, seperti kecerdasan emosional. Kemampuan mengenali dan mengelola emosi diri sendiri dan orang lain; kecerdasan sosial. Kemampuan berinteraksi dan membangun hubungan dengan orang lain; kecerdasan spiritual. Kemampuan menemukan makna dalam hidup dan menghubungkan diri dengan sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri; ambisi. Lebih dari sekadar keinginan untuk sukses

Ambisi juga memiliki banyak bentuk. Ada ambisi untuk mencapai tujuan pribadi, ambisi untuk membantu orang lain, ambisi untuk menciptakan sesuatu yang baru, dan masih banyak lagi. Karenanya penting untuk diingat ambisi yang sehat tidak selalu terkait dengan kekayaan atau status sosial.

Menemukan keseimbangan

Menemukan keseimbangan antara kecerdasan dan ambisi adalah kunci untuk menjalani hidup yang memuaskan. Terlalu banyak ambisi tanpa kecerdasan dapat mengarah pada keputusan yang buruk dan kegagalan. Sebaliknya, terlalu banyak kecerdasan tanpa ambisi dapat membuat seseorang menjadi pasif dan tidak berdaya.

Contoh dalam kehidupan nyata

Seorang ilmuwan yang cerdas dan ambisius akan terus melakukan penelitian untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan besar. Mereka tidak hanya puas dengan pengetahuan yang sudah ada, tetapi juga ingin memperluas batas-batas pengetahuan manusia.

Seorang seniman yang kreatif dan ambisius akan terus berusaha menciptakan karya-karya seni yang orisinal dan menginspirasi. Mereka tidak hanya ingin menghasilkan karya yang indah, tetapi juga ingin menyampaikan pesan yang mendalam kepada masyarakat.

Seorang pengusaha yang cerdas dan ambisius akan membangun bisnis yang sukses dan memberikan manfaat bagi banyak orang. Mereka tidak hanya fokus pada keuntungan finansial, tetapi juga pada nilai-nilai sosial dan lingkungan.

Tantangan

Banyak orang takut untuk mengambil risiko karena takut gagal. Ketakutan ini dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan.

Membandingkan diri dengan orang lain dapat membuat kita merasa tidak cukup baik dan menurunkan motivasi kita.

Dukungan dari keluarga, teman, dan komunitas sangat penting untuk mencapai tujuan kita.

Pengembangan

Bacalah buku, ikuti kursus, dan carilah pengalaman baru; tentukan apa yang ingin Anda capai dalam hidup dan buatlah rencana yang realistis; cobalah hal-hal baru dan hadapi tantangan dengan berani; berinteraksi dengan orang-orang yang inspiratif dan mendukung; syukuri apa yang sudah Anda miliki dan fokus pada hal-hal positif dalam hidup.

Kecerdasan dan ambisi adalah dua kekuatan yang sangat kuat. Ketika kita menggabungkan keduanya dengan bijaksana, kita dapat mencapai hal-hal yang luarbiasa. Ingat, perjalanan menuju kesuksesan adalah sebuah proses yang panjang dan penuh tantangan. Karenanya teruslah belajar, tumbuh, dan berkembang.

Lihat :

https://philarchive.org/archive/EHWIA#:~:text=Aristotle%20on%20Wisdom,prudence%2C%20wisdom%2C%20and%20understanding.

https://www.linkedin.com/pulse/ai-insight-key-unlocking-human-potential-prof-mamdouh-alenezi-cfksf

https://www.openaccessgovernment.org/ai-human-potential-data-intelligence/57621/

https://plato.stanford.edu/entries/wisdom/

Joyogrand, Malang, Thu', August 01, 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun