Kebijakan ekonomi yang radikal bisa mempengaruhi stabilitas sosial. Prabowo harus memastikan peningkatan utang dan pendapatan pajak tidak membebani masyarakat kecil dan menengah secara berlebihan, sehingga dapat menghindari potensi ketidakpuasan sosial.
Saat alih kekuasaan dilakukan pada 20 Oktober mendatang, tim Prabowo perlu segera mengimplementasikan rencana-rencana yang telah disusun untuk menjaga momentum ekonomi dan stabilitas fiskal. Ini mencakup transisi yang lancar. Harus dipastikan transisi pemerintahan berjalan lancar dan terkoordinasi dengan baik antara pemerintahan lama dan baru; menyeimbangkan kebijakan jangka pendek untuk menstabilkan ekonomi dengan rencana jangka panjang untuk pertumbuhan berkelanjutan; memastikan adanya komunikasi yang transparan mengenai kebijakan ekonomi dan fiskal kepada publik dan pasar untuk menjaga kepercayaan dan mengurangi ketidakpastian.
Menghapus defisit fiskal dan batas rasio utang terhadap PDB adalah langkah yang signifikan dan membutuhkan analisis mendalam serta implementasi kebijakan yang hati-hati.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi peluang keberhasilan
1. Reformasi Pajak dan Pendapatan Negara
Meningkatkan rasio pajak terhadap PDB dari sekitar 10% menjadi 16% adalah langkah ambisius. Ini memerlukan peningkatan efisiensi dalam pengumpulan pajak, memperluas basis pajak, dan mengurangi penghindaran pajak.
Meningkatkan pendapatan dari sumber lain seperti bea cukai, royalti pertambangan, dan pajak cukai juga penting. Sumber pendapatan ini harus dikelola dengan transparan dan akuntabel.
2. Kepatuhan terhadap Aturan Fiskal
Menghapus atau merevisi batas defisit anggaran dan rasio utang terhadap PDB membutuhkan persetujuan legislatif. Ini bisa menjadi proses yang panjang dan rumit, tergantung pada dukungan politik yang ada di parlemen.
Perubahan aturan fiskal harus dipertimbangkan dengan dampak jangka panjang pada stabilitas ekonomi. Kegagalan untuk menjaga stabilitas dapat menurunkan kepercayaan investor dan menyebabkan volatilitas di pasar.