Proses perubahan mindset ini tidak akan terjadi secara instan dan memerlukan upaya jangka panjang yang berkelanjutan. Kesinambungan program, dukungan dari berbagai pemangku kepentingan, serta komitmen yang kuat dari semua pihak yang terlibat sangat penting untuk mencapai hasil yang diinginkan. Disinilah PBB harus mengubah diri bukan hanya menjadi corong "underdog", tapi corong keadilan dunia.
Mengubah mindset anak-anak dalam konflik yang sudah berlangsung lama adalah upaya yang memerlukan kombinasi dari pendidikan, interaksi sosial, dukungan psikologis, kebijakan yang mendukung, dan keterlibatan aktif dari seluruh lapisan di Kawasan middle-east. Dengan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan dan difasilitasi PBB, perubahan positif dapat dicapai meskipun tantangannya sangat besar.
Pemeran luar
Pemeran dari luar yang involved dalam konflik Israel-Arab Palestina seperti Indonesia misalnya. Pandangan Indonesia melalui pemerintahnya selalu bias atau tidak pernah netral. Dipastikan Indonesia pro Arab-Palestina tanpa mau tahu latar belakang konflik di sana.
Mengurangi pandangan bias terkait konflik Israel-Arab Palestina di kalangan mayoritas masyarakat Indonesia yang pro Arab-Palestina, memerlukan pendekatan psikologis yang komprehensif dan inklusif.
Beberapa langkah yang dapat diambil untuk menerapkan pendekatan psikologis guna mengurangi bias tersebut :
1. Edukasi dan informasi yang seimbang
Mengintegrasikan materi yang memberikan perspektif seimbang tentang konflik Israel-Arab Palestina dalam kurikulum pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga universitas.
Mengajarkan konsep perdamaian, toleransi, dan resolusi konflik melalui program pendidikan formal dan informal.
2. Media dan narasi positif
Mendorong media untuk menyajikan liputan yang lebih berimbang dan faktual tentang konflik, termasuk kisah-kisah dari kedua belah pihak.