Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Diskusi Kajoetangan: Surat Kabar dan Majalah Cetak Jadi Bungkus Gorengan

8 Juni 2024   17:51 Diperbarui: 8 Juni 2024   17:53 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Suratkabar cetak menjadi bungkus gorengan. Foto : health.grid.id

Media cetak, seperti Kompas, Tempo, dan Jawa Pos, yang dulunya digdaya, kini mengalami penurunan oplah yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh pergeseran konsumsi informasi ke media digital yang lebih mudah diakses dan gratis.

Kepercayaan publik terhadap media cetak juga menurun. Masyarakat lebih memilih sumber informasi yang dianggap lebih objektif dan interaktif, seperti media online dan media sosial.

2. Dominasi media sosial dan konten hiburan

Generasi muda, seperti para mahasiswa dalam percakapan, lebih terbiasa dengan platform seperti TikTok dan YouTube. Konten hiburan ringan dan instan di platform tersebut lebih menarik bagi mereka dibandingkan berita politik dan analisis mendalam di media cetak.

Tokoh-tokoh "Youtuber kampung" yang sukses, meskipun tidak kaya raya seperti selebritas media sosial lainnya, menunjukkan konten kreatif dan menghibur dapat mendatangkan penghasilan dan popularitas.

3. Tantangan adaptasi dan inovasi

Media cetak perlu beradaptasi dengan era digital dengan bertransformasi ke platform online dan mengembangkan konten yang menarik bagi generasi muda.

Kolaborasi dengan influencer dan Youtuber dapat menjadi strategi untuk menjangkau khalayak yang lebih luas.

Inovasi dalam jurnalisme dan penyajian berita juga diperlukan untuk menarik minat pembaca dan meningkatkan kepercayaan publik.

4. Masa depan media cetak

Meskipun mengalami kemerosotan, media cetak masih memiliki potensi untuk bertahan dan berkembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun