Laut di sekitar Kepulauan Natuna kaya akan sumberdaya alam, termasuk perikanan dan cadangan minyak dan gas. Klaim China atas bagian utara Natuna bisa didorong oleh keinginan untuk mengakses sumberdaya ini.
Gas alam di Natuna, khususnya di blok Natuna D-Alpha, merupakan salah satu cadangan gas terbesar di dunia, yang tentu saja menarik bagi negara-negara yang ingin mengamankan sumber energi.
Strategi geopolitik dan kontrol wilayah maritim
Dengan mengklaim wilayah yang luas di Laut China Selatan, China ingin memperluas pengaruh dan kontrolnya atas jalur maritim yang strategis. Laut China Selatan adalah rute perdagangan utama, dengan lalu lintas perdagangan dan militer yang tinggi. Kontrol atas wilayah ini juga memberikan keuntungan strategis dalam hal keamanan dan pengaruh regional.
China menyatakan klaim mereka sesuai dengan hak sejarah dan interpretasi mereka terhadap hukum internasional, termasuk UNCLOS. Namun, interpretasi ini bertentangan dengan keputusan Pengadilan Arbitrase Internasional pada tahun 2016, yang menyatakan bahwa "nine-dash line" tidak memiliki dasar hukum yang sah.
Klaim China atas bagian utara Natuna menjadi sumber ketegangan antara Indonesia dan China, serta antara China dan negara-negara lainnya di kawasan Laut China Selatan. Indonesia secara konsisten menegaskan kedaulatannya atas Kepulauan Natuna dan wilayah laut di sekitarnya, menolak klaim China dan mendasarkan klaimnya pada hukum internasional, khususnya UNCLOS.
Masalah sumberdaya alam
Klaim "nine-dash line" (9DL) China di Laut China Selatan mencakup area yang luas, termasuk kl 30% perairan di sekitar Kepulauan Natuna. Meskipun China mengklaim area ini atas dasar hak sejarah, ada spekulasi sumberdaya alam yang melimpah, seperti minyak dan gas, boleh jadi faktor yang mendasari klaim ini.
Laut China Selatan dikenal memiliki cadangan minyak dan gas yang signifikan, menjadikannya daya tarik ekonomi yang kuat. Banyak negara yang memiliki klaim di Laut China Selatan telah mengeksplorasi dan mengekstrak sumberdaya ini.
China, sebagai negara dengan kebutuhan energi yang besar, memiliki kepentingan dalam mengamankan sumberdaya ini, yang bisa menjadi salah satu motivasi untuk klaim luas di Laut China Selatan.
Perairan Natuna, termasuk Blok Natuna D-Alpha, adalah salah satu kawasan dengan cadangan gas terbesar di dunia. Blok ini diperkirakan memiliki sekitar 222 triliun kaki kubik gas, yang menjadikannya salah satu cadangan gas terbesar di Asia Tenggara.