Di daerah asalnya di Sumatera Utara, orang Batak Toba memiliki akses ke ruang dan infrastruktur yang lebih luas untuk mengadakan upacara adat. Namun, di kota besar di perantauan, ruang dan fasilitas mungkin terbatas. Oleh karena itu, penyederhanaan tahapan pelaksanaan adat menjadi cara untuk menyesuaikan dengan keterbatasan ini.
Di lingkungan perkotaan, pengaruh modernitas dapat mendorong penyederhanaan tradisi. Masyarakat urban cenderung memiliki pandangan yang lebih pragmatis, dan hal ini bisa berdampak pada cara tradisi dilaksanakan. Orang Batak Toba di kota besar mungkin memilih cara yang lebih efisien untuk tetap menjaga tradisi mereka tanpa harus kehilangan maknanya.
Orang Batak Toba yang tinggal di perantauan sering membentuk komunitas-komunitas untuk menjaga ikatan budaya mereka. Komunitas-komunitas ini bisa menjadi tempat untuk mempertahankan tradisi, meskipun dengan penyesuaian. Dalam konteks ini, pelaksanaan sulang-sulang pahompu mungkin lebih sederhana, tetapi tetap mencerminkan makna dan nilai inti tradisi tersebut.
Secara keseluruhan, penyederhanaan adat-istiadat di perantauan adalah bagian dari proses adaptasi yang alami dalam menghadapi tantangan dan perubahan dalam lingkungan baru. Meskipun bentuk pelaksanaannya berubah, esensi dan makna dari tradisi Batak Toba tetap dijaga dan dihormati.
Bagaimana agar generasi muda yang lahir dan besar di perantauan dapat tetap konsisten menjalani tradisi Batak Toba. Masalahnya banyak di antara mereka yang tersesat karena alasan sibuk dengan karier dan masa depan, demikian pula orangtuanya. Interaksi sesama saudara pun berkurang apalagi sesama komunitas Batak di perantauan dalam arti luas.
Bagaimanapun, keanekaragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang indah, dan ini perlu dipertahankan bahkan dilestarikan
Untuk menjaga konsistensi tradisi Batak Toba di kalangan generasi muda yang tumbuh besar di perantauan, perlu ada upaya yang terstruktur dan sadar untuk mendorong pelestarian budaya di tengah dinamika kehidupan modern.
Beberapa langkah dan saran yang dapat membantu menjaga tradisi Batak Toba dan mendorong generasi muda untuk tetap terhubung dengan akar budaya mereka.
Pendidikan memainkan peran penting dalam mempertahankan budaya. Orangtua dan komunitas dapat mengajarkan nilai-nilai dan tradisi Batak Toba kepada anak-anak mereka sejak dini. Sekolah dan lembaga pendidikan dapat membantu dengan memasukkan elemen budaya lokal dalam kurikulum atau mengadakan acara budaya untuk memperkenalkan siswa pada warisan budaya mereka.
Membangun dan mendukung komunitas Batak Toba di perantauan dapat membantu menjaga hubungan antar anggota komunitas. Organisasi budaya dapat menjadi wadah untuk menyelenggarakan acara tradisional, seperti upacara adat, pertemuan keluarga, dan perayaan. Hal ini dapat memperkuat ikatan dan mendorong partisipasi generasi muda dalam tradisi.