Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Saatnya Kopi Arabika Batak Kembali ke Nama Semula, Kopi Sigararutang

27 Februari 2024   16:33 Diperbarui: 1 Maret 2024   15:58 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu penjual dan pengepul Kopi Sigararutang di Onan Pangaribuan, Tapanuli utara, Sumut. Foto: Parlin Pakpahan.

Nama ini juga membedakannya dengan kopi Arabika dari daerah lain, memberikannya identitas dan ciri khas yang kuat.

Nama Sigararutang lebih mudah diingat dan diucapkan, dibandingkan dengan nama lainnya entah itu Kopi Lintong, Kopi Toba, Kopi Pangaribuan, Kopi Sipahutar dst.

Nama Sigararutang lebih menarik dan unik, sehingga dapat meningkatkan daya tarik dan popularitas kopi Arabika Batak itu di pasar domestik dan internasional.

Memberikan nama Sigararutang merupakan bentuk penghargaan dan penghormatan kepada para petani di Tano Batak yang telah berjasa dalam mengembangkan kopi ini. Nama ini juga menjadi pengingat akan sejarah Kopi Sigararutang itu sendiri, dan budaya masyarakat Batak yang kaya.

Penggunaan nama Sigararutang dapat membuka peluang ekonomi baru bagi para petani dan pengusaha kopi di Tano Batak. Hal ini dapat meningkatkan nilai jual kopi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Penggantian nama Kopi Arabika Batak menjadi Kopi Sigararutang adalah langkah yang tepat dan strategis.

Hal ini akan meningkatkan daya saing kopi di pasar global, memberikan penghargaan kepada para petani, dan membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat Tano Batak.

Ibu penjual dan pengepul Kopi Sigararutang di Onan Pangaribuan, Tapanuli utara, Sumut. Foto: Parlin Pakpahan.
Ibu penjual dan pengepul Kopi Sigararutang di Onan Pangaribuan, Tapanuli utara, Sumut. Foto: Parlin Pakpahan.
Potensi dan masalah

Kurang lebih 65% dari total produksi kopi Tano Batak berasal dari Taput. Dan kurang lebih 70% total produksi kopi Sumatera Utara berasal dari Tano Batak. Itulah potensi utama tano Batak.

Namun sejauh ini pemerintah belum juga berhasil mengatasi para kordinator lapangan yang mengepul kopi rakyat dari daerah-daerah produksi di seluruh pelosok tanah Batak.

Persisnya mereka itu adalah tengkulak-tengkulak besar yang sebagian besar di antaranya mewakili kepentingan kaum kapitalis besar seperti Otten Coffee, Starbucks, Exelso, Kapal Api dan sebangsanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun