Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Dirty Vote = Dirty Election Delusions

12 Februari 2024   15:05 Diperbarui: 12 Februari 2024   15:15 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film dokumenter ini sengaja diluncurkan pada masa tenang 11-12-13 Pebruari 2024. Hal ini dilakukan boleh jadi karena elektabilitas Paslon No 02 sudah diatas 50 persen. Maklumlah, Elektabilitas Prabowo-Gibran terus meroket, bahkan sudah tembus batas psikologis aturan, yi 50 persen plus satu suara. Tak heran, delusi di atas dimunculkan.

Dirty Vote juga menyinggung dugaan pengangkatan Pj kepala daerah untuk urusan elektoral, dan sorotan terhadap netralitasnya, termasuk tudingan adanya menteri di sejumlah paslon yang dikaitkan dengan dugaan kampanye terselubung.

Meniru PBS

Narasi dan penayangan potongan-potongan gambar persis meniru PBS (Public Broadcasting Service) AS. Sebuah media besar yang beranggotakan 345 setasiun TV di 50 negara bagian di AS. Lihat misalnya PBS yang menayangkan konflik Gaza dengan cara memadukan potongan gambar pilihan dengan narasi yang sepadan dengan karakter gambar pilihan dalam potongan-potongan itu. 

Misalnya bagaimana canggungnya Yitzhak Rabin ketika mengasongkan tangannya dituntun Presiden Clinton untuk bersalaman dengan musuh bebuyutannya Yasser Arafat, dan bagaimana Benyamin Netanyahu tersenyum geli memandang Presiden Barrack Obama ketika menguliahinya tentang perdamaian yang seharusnya antara Israel-Arab Palestina. Masak bangsa setua Israel dikuliahi anak kecil seperti itu. AS bagi Israel adalah bangsa yang baru lahir kemarin.

Agenda asing

Wakil Ketua Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko, yang mulai menyadari adanya provokasi halus tapi menggigit si tak nalar seperti ini segera mengimbau para aktivis agar tidak ikut-ikutan agenda asing. Menurutnya, hal itu diduga memiliki kepentingan untuk menghambat kemajuan bangsa Indonesia.

Belajar dari comparative politics, geopolitik, dan sejarah, kita akan paham narasi dan plot standar yang mereka jalankan sekarang ini. Mereka sedang berupaya menghambat keberlanjutan pembangunan bangsa Indonesia. Contoh Amerika Latin. Mereka, sudah puluhan tahun menikmati demokrasi liberal, namun tidak pernah mendapatkan keberlanjutan pembangunan. 

Setiap pemimpin di sana tidak sempat mematangkan agenda ekonomi politiknya, karena selalu diganti dengan kubu di seberangnya. Dengan alih-alih perubahan, pemimpin baru selalu meniadakan, atau menghilangkan legacy pemimpin sebelumnya. Padahal transformasi butuh satu bahkan dua generasi. Tapi apa lacur, mereka terjerembab menjadi negara-negara yang stagnan tak bisa maju.

Para aktivis di Indonesia sebaiknya tidak ikut terjebak dalam kepentingan asing tsb. Aktivis seharusnya menjunjung kepentingan demokrasi. Indonesia berkesempatan memiliki keberlanjutan pembangunan dengan adanya komitmen Prabowo Soebianto yang akan melanjutkan program Presiden Jokowi. Tetapi hal itu bisa saja terhalangi.

Dalam narasi khas Budiman : Kalau sudah ada yang telanjur cerdas, mereka akan usahakan jangan berani; kalau sudah ada yang berani, usahakan jangan cerdas. Jika sudah terlanjur cerdas dan berani, usahakan jangan strategis berpikirnya. Begitu pola pikir negara-negara maju terhadap Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun