Fiksi sebagai Alat Moral-Etika yang penting
Anton Chekhov adalah salah satu penulis cerpen atau cerita pendek dan dramawan terbaik di dunia. Tiga lainnya adalah Turgenev, Tolstoy, dan Gogol.
Tujuh cerpen Rusia yang disukai karena "sangat mudah diajarkan" antara lain "In the Cart", "The Darling", dan "Gooseberry", karya Chekov; "Tuan dan Manusia" dan "Alyosha The Pot" karya Tolstoy; "Para Penyanyi" karya Turgenev; dan "Hidung" karya Gogol.
Ceritanya tidak selalu mudah; dan juga bukannya tanpa cacat. Namun untuk tujuan mempelajari karya sastera, cerpen tsb "sederhana, jelas dan mendasar."
Pandangan terhadap Anton Chekhov dan penulis lainnya seperti Turgenev, Tolstoy, dan Gogol seringkali dipandang sebagai puncak keunggulan dalam sastera Rusia, bahkan sastera dunia. Chekhov, khususnya, diakui karena kemampuannya menggambarkan kehidupan sehari-hari dengan cermat, menyelidiki kompleksitas psikologi manusia, dan menciptakan cerita yang sederhana namun menggugah perasaan.
Karya-karya mereka, termasuk cerpen dan drama, memiliki daya tarik universal karena mengangkat tema-tema manusia yang abadi, seperti kebahagiaan, penderitaan, kehilangan, dan kebingungan hidup. Meskipun konteks budaya dan sejarah mereka mungkin berbeda, pesan dan emosi yang diungkapkan dalam karya-karya tsb tetap dapat dirasakan oleh pembaca now.
Relevansi karya-karya tsb dengan keadaan dunia now dapat dilihat dari kemampuan mereka untuk menangkap esensi manusia dan dilema-dilema yang dihadapi oleh individu. Konflik bathin, ketidakpastian, dan pertanyaan-pertanyaan eksistensial yang diungkapkan oleh Chekhov dan rekan-rekannya tetap meresap dalam pengalaman manusia.
Dalam fiksi mereka, seringkali terdapat pesan-pesan yang bersifat universal dan dapat diterapkan di berbagai konteks sepanjang sejarah. Mereka membahas isu-isu yang bersifat fundamental, seperti kompleksitas hubungan manusiawi, ambivalensi moral, dan keterbatasan manusia. Karenanya, karya-karya Chekhov dan penulis-penulis lainnya masih dianggap relevan dan dapat memberikan wawasan mendalam tentang kondisi manusia, meskipun kita hidup dalam era yang berbeda.
Cukup banyak karya mereka yang menggambarkan keadaan sosial yang tajam, memberikan catatan kritis terhadap masyarakat pada zamannya. Pembaca modern sejauh ini masih dapat belajar banyak tentang kondisi manusia, nilai-nilai kemanusiaan, dan kompleksitas kehidupan dari karya-karya klasik tsb.
Anton Chekhov telah menghasilkan beberapa karya sastera yang dianggap sebagai masterpiece dan memukau dunia sastera.
"The Lady with the Dog" misalnya adalah sebuah cerpen yang menggambarkan kisah cinta terlarang antara seorang lelaki yang sudah menikah dan seorang perempuan muda. Cerita ini terkenal karena pendekatan Chekhov yang subtil terhadap kompleksitas hubungan manusiawi.
"The Cherry Orchard" ("Kebun Buah Ceri"). Salah satu drama paling terkenal Chekhov, menceritakan kisah keluarga aristokrat yang menghadapi kebangkrutan dan harus menjual kebun buah ceri mereka. Drama ini sering dianggap sebagai kritik sosial terhadap perubahan masyarakat Rusia pada awal abad ke-20.
"The Seagull" ("Burung Camar"): Drama ini adalah perubahan signifikan dalam perkembangan teater modern. "The Seagull" memperkenalkan konsep teater simbolis dan mengeksplorasi tema cinta, keinginan, dan kekecewaan dengan cara yang inovatif.
"The Three Sisters" ("Tiga Saudari"). Drama ini menggambarkan kehidupan tiga saudari di pedesaan Rusia dan eksplorasi mereka tentang arti hidup dan kebahagiaan. Seperti karya Chekhov lainnya, "The Three Sisters" menghadirkan karakter-karakter yang kompleks dan melibatkan pembaca atau penonton dalam refleksi mendalam.
"Uncle Vanya" ("Paman Vanya"). Karya ini menggambarkan kekecewaan, cinta yang tidak terbalas, dan kehidupan yang terasa hampa. "Uncle Vanya" menampilkan penggambaran Chekhov terhadap kehidupan manusia yang penuh ambiguitas dan tragis.
Setiap karya Chekhov memiliki keunikannya sendiri dan memberikan wawasan mendalam tentang kondisi manusia. Keterampilan Chekhov dalam menggambarkan karakter dan emosi manusia membuat karyanya tetap relevan dan dihargai hingga sekarang.
Para penulis Rusia abad ke-19 berputar pada poros yang berbeda. Mereka tampaknya menganggap fiksi bukan sebagai sesuatu yang dekoratif tetapi sebagai alat moral-etika yang penting. Mereka mengubah kita ketika anda membacanya, membuat dunia seolah menceritakan kisah yang berbeda dan lebih menarik, sebuah kisah dimana kita mungkin memainkan peran yang berarti, dan dimana anda memiliki tanggungjawab.
Saat kita mulai membaca cerita-cerita tsb, yang sebagian besar bersifat tenang, domestik, dan a-politis, gagasan ini mungkin terasa aneh bagi anda; namun ini adalah literatur perlawanan, yang ditulis oleh para reformis progresif dalam budaya yang represif, di bawah ancaman sensor yang terus-menerus, pada saat seorang penulis akan berujung pada pengasingan, pemenjaraan, dan eksekusi.
Perlawanan dalam cerita-cerita ini bersifat diam-diam, miring, dan mungkin berasal dari gagasan yang paling radikal: bahwa setiap manusia patut mendapat perhatian dan bahwa asal-usul setiap kemampuan baik dan jahat di alam semesta dapat ditemukan dengan mengamati. seseorang, bahkan yang sangat rendah hati, dan perubahan pikirannya.
Cerpen itu selain mengajari kita cara membaca, juga mengajari kita cara menulis. Apa yang membuat sebuah tulisan menjadi sebuah cerita adalah terjadi sesuatu di dalamnya yang mengubah karakternya selamanya.
Sebuah cerita adalah serangkaian denyut yang terus bertambah, yang masing-masing memberikan pengaruh pada kita. Masing-masing menempatkan kita di tempat baru, relatif terhadap tempat kita sebelumnya.
Selalu meningkat. Itu sebenarnya sebuah cerita, yi sistem eskalasi yang berkelanjutan. Sejumlah prosa mendapat tempat dalam cerita sejauh hal tsb berkontribusi pada perasaan kita bahwa cerita tsb (masih) meningkat.
Cerpen semacam itu juga mengajari kita bagaimana menjadi lebih waspada, hidup, dan manusiawi.
Fungsi Moral dan Etika Sastera
Penulis Rusia abad ke-19 memandang fiksi sebagai alat moral-etika yang penting. Mereka melihat karya sastera bukan hanya sebagai hiburan dekoratif, tetapi sebagai sarana untuk menyampaikan pesan moral, membangkitkan rasa etika, dan merangsang perenungan mengenai kehidupan dan kebenaran.
Literatur Perlawanan dan Kritis
Karya-karya ini dianggap sebagai literatur perlawanan, ditulis oleh para reformis progresif dalam kondisi budaya yang represif. Meskipun ceritanya sering tampak tenang, domestik, dan a-politis, terdapat perlawanan diam-diam dan miring terhadap kebijakan yang represif. Penulis menggunakan fiksi untuk menyampaikan pesan kritis dan merayakan nilai-nilai kemanusiaan.
Pentingnya Setiap Individu
Terdapat gagasan bahwa setiap individu, bahkan yang sederhana dan rendah hati, patut mendapat perhatian. Sastera menjadi sarana untuk memahami manusia dalam kedalaman, merinci asal usul baik dan jahat dalam alam semesta melalui pengamatan dan pemahaman terhadap individu.
Perubahan Karakter sebagai Inti Cerita
Sastera dianggap sebagai alat untuk mengajarkan cara menulis dan membaca dengan menekankan pentingnya perubahan karakter. Sebuah cerita dianggap lengkap ketika terjadi sesuatu di dalamnya yang mengubah karakter selamanya, menciptakan serangkaian denyut yang terus bertambah.
Sistem Eskalasi dalam Cerita
Cerpen yang berhasil dianggap sebagai serangkaian eskalasi yang terus meningkat, di mana setiap elemen berkontribusi pada perasaan bahwa cerita tsb terus berkembang. Ini menciptakan rasa ketegangan, perubahan, dan evolusi yang membuat pembaca terlibat secara emosional.
Pengaruh pada Pembaca
Karya-karya tsb mengajari pembaca untuk menjadi lebih waspada, hidup, dan manusiawi. Mereka tidak hanya menyajikan sebuah cerita, tetapi juga merangsang refleksi diri, memberikan wawasan tentang kemanusiaan, dan mengajarkan kepekaan terhadap perubahan.
Pemahaman mendalam ini dapat menjadi landasan untuk memahami kekayaan dan kompleksitas sastera Rusia abad ke-19, dan juga dapat memberikan inspirasi bagi pembaca dan penulis masa kini untuk menggali nilai-nilai kemanusiaan dalam karya sastera mereka.
Tapi ada satu hal yang perlu kita garisbawahi,yi janganlah membebani fiksi dengan ekspektasi yang tidak realistis. Perkembangan pesat sastera Rusia pada abad ke-19, misalnya, tidak mampu mencegah pertumpahan darah di era Stalinis.
Fiksi yang bagus adalah kebaikan tersendiri. Kemampuan kita untuk membayangkan pengalaman orang lain berkembang. Kita merasa berada dalam satu kontinum dengan orang lain. Kapasitas kita untuk berbahasa dihidupkan kembali. Kita mendapati diri kita lebih menyukai dunia.
Pada akhirnya, kemana lagi kita bisa pergi, selain halaman-halaman sebuah cerita, untuk memilih dengan begitu kuat, bereaksi tanpa rasionalisasi, begitu bebas mencintai atau membenci, menjadi diri kita sendiri secara radikal?
Bagaimana kita memahami peran fiksi dalam kehidupan kita dan menjelaskan bagaimana harapan yang realistis terhadap fiksi tsb.
Menyoroti Kebaikan Intrinsik Fiksi
Fiksi tidak selalu memiliki kekuatan untuk mengubah dunia secara fisik, tetapi kebaikan intrinsiknya adalah kemampuan untuk membuka pikiran dan menyentuh hati.
Realisme dalam Harapan
Meskipun sastera dapat memberikan pemahaman mendalam tentang manusia dan masyarakat, itu bukanlah jaminan untuk menghentikan konflik sosial atau politik. Sastera memiliki batasannya, dan realisme dalam harapan terhadap dampaknya perlu diakui.
Peran Fiksi dalam Pengembangan Budaya dan Bahasa
Dengan membaca karya sastera dari berbagai tempat dan budaya, pembaca dapat memperluas pemahaman mereka tentang keberagaman dunia dan meningkatkan kapasitas mereka untuk berkomunikasi.
Pentingnya Imajinasi dan Empati
Pembaca dapat melihat dunia melalui mata karakter dan mengalami emosi yang mungkin tidak mereka alami dalam kehidupan sehari-hari. Ini dapat mengarah pada pemahaman yang lebih baik tentang perspektif orang lain.
Kebebasan Ekspresi dan Identitas
Dalam dunia yang sedang berkembang pesat, dimana berbagai pemikiran dan pandangan mendapat tempat, fiksi dapat menjadi tempat dimana kebebasan berbicara dan berkarya dihormati.
Kegunaan Fiksi sebagai Refleksi Manusia
Fiksi memberikan cermin bagi masyarakat, menggambarkan tantangan, konflik, dan nilai-nilai yang mungkin tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Ini memungkinkan pembaca untuk merenungkan kehidupan mereka sendiri dan mungkin mendorong perubahan individu dan sosial.
Dengan pendekatan yang memahami keterbatasan fiksi namun menghargai keindahannya, kita dapat merayakan peran sastera dalam membentuk pikiran dan hati, bahkan di tengah perubahan pesat yang terjadi sekarang.
Joyogrand, Malang, Sat', Jan' 20, 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H