Selalu meningkat. Itu sebenarnya sebuah cerita, yi sistem eskalasi yang berkelanjutan. Sejumlah prosa mendapat tempat dalam cerita sejauh hal tsb berkontribusi pada perasaan kita bahwa cerita tsb (masih) meningkat.
Cerpen semacam itu juga mengajari kita bagaimana menjadi lebih waspada, hidup, dan manusiawi.
Fungsi Moral dan Etika Sastera
Penulis Rusia abad ke-19 memandang fiksi sebagai alat moral-etika yang penting. Mereka melihat karya sastera bukan hanya sebagai hiburan dekoratif, tetapi sebagai sarana untuk menyampaikan pesan moral, membangkitkan rasa etika, dan merangsang perenungan mengenai kehidupan dan kebenaran.
Literatur Perlawanan dan Kritis
Karya-karya ini dianggap sebagai literatur perlawanan, ditulis oleh para reformis progresif dalam kondisi budaya yang represif. Meskipun ceritanya sering tampak tenang, domestik, dan a-politis, terdapat perlawanan diam-diam dan miring terhadap kebijakan yang represif. Penulis menggunakan fiksi untuk menyampaikan pesan kritis dan merayakan nilai-nilai kemanusiaan.
Pentingnya Setiap Individu
Terdapat gagasan bahwa setiap individu, bahkan yang sederhana dan rendah hati, patut mendapat perhatian. Sastera menjadi sarana untuk memahami manusia dalam kedalaman, merinci asal usul baik dan jahat dalam alam semesta melalui pengamatan dan pemahaman terhadap individu.
Perubahan Karakter sebagai Inti Cerita
Sastera dianggap sebagai alat untuk mengajarkan cara menulis dan membaca dengan menekankan pentingnya perubahan karakter. Sebuah cerita dianggap lengkap ketika terjadi sesuatu di dalamnya yang mengubah karakter selamanya, menciptakan serangkaian denyut yang terus bertambah.
Sistem Eskalasi dalam Cerita