Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Fiksi sebagai Alat Moral-Etika yang Penting

20 Januari 2024   12:46 Diperbarui: 20 Januari 2024   12:54 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anton Chekov "Gooseberries." Foto: theatlantic.com

Selalu meningkat. Itu sebenarnya sebuah cerita, yi sistem eskalasi yang berkelanjutan. Sejumlah prosa mendapat tempat dalam cerita sejauh hal tsb berkontribusi pada perasaan kita bahwa cerita tsb (masih) meningkat.

Cerpen semacam itu juga mengajari kita bagaimana menjadi lebih waspada, hidup, dan manusiawi.

Fungsi Moral dan Etika Sastera

Penulis Rusia abad ke-19 memandang fiksi sebagai alat moral-etika yang penting. Mereka melihat karya sastera bukan hanya sebagai hiburan dekoratif, tetapi sebagai sarana untuk menyampaikan pesan moral, membangkitkan rasa etika, dan merangsang perenungan mengenai kehidupan dan kebenaran.

Literatur Perlawanan dan Kritis

Karya-karya ini dianggap sebagai literatur perlawanan, ditulis oleh para reformis progresif dalam kondisi budaya yang represif. Meskipun ceritanya sering tampak tenang, domestik, dan a-politis, terdapat perlawanan diam-diam dan miring terhadap kebijakan yang represif. Penulis menggunakan fiksi untuk menyampaikan pesan kritis dan merayakan nilai-nilai kemanusiaan.

Pentingnya Setiap Individu

Terdapat gagasan bahwa setiap individu, bahkan yang sederhana dan rendah hati, patut mendapat perhatian. Sastera menjadi sarana untuk memahami manusia dalam kedalaman, merinci asal usul baik dan jahat dalam alam semesta melalui pengamatan dan pemahaman terhadap individu.

Perubahan Karakter sebagai Inti Cerita

Sastera dianggap sebagai alat untuk mengajarkan cara menulis dan membaca dengan menekankan pentingnya perubahan karakter. Sebuah cerita dianggap lengkap ketika terjadi sesuatu di dalamnya yang mengubah karakter selamanya, menciptakan serangkaian denyut yang terus bertambah.

Sistem Eskalasi dalam Cerita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun