Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Fiksi sebagai Alat Moral-Etika yang Penting

20 Januari 2024   12:46 Diperbarui: 20 Januari 2024   12:54 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anton Chekov "Gooseberries." Foto: theatlantic.com

Cerpen yang berhasil dianggap sebagai serangkaian eskalasi yang terus meningkat, di mana setiap elemen berkontribusi pada perasaan bahwa cerita tsb terus berkembang. Ini menciptakan rasa ketegangan, perubahan, dan evolusi yang membuat pembaca terlibat secara emosional.

Pengaruh pada Pembaca

Karya-karya tsb mengajari pembaca untuk menjadi lebih waspada, hidup, dan manusiawi. Mereka tidak hanya menyajikan sebuah cerita, tetapi juga merangsang refleksi diri, memberikan wawasan tentang kemanusiaan, dan mengajarkan kepekaan terhadap perubahan.

Pemahaman mendalam ini dapat menjadi landasan untuk memahami kekayaan dan kompleksitas sastera Rusia abad ke-19, dan juga dapat memberikan inspirasi bagi pembaca dan penulis masa kini untuk menggali nilai-nilai kemanusiaan dalam karya sastera mereka.

Tapi ada satu hal yang perlu kita garisbawahi,yi janganlah membebani fiksi dengan ekspektasi yang tidak realistis. Perkembangan pesat sastera Rusia pada abad ke-19, misalnya, tidak mampu mencegah pertumpahan darah di era Stalinis.

Fiksi yang bagus adalah kebaikan tersendiri. Kemampuan kita untuk membayangkan pengalaman orang lain berkembang. Kita merasa berada dalam satu kontinum dengan orang lain. Kapasitas kita untuk berbahasa dihidupkan kembali. Kita mendapati diri kita lebih menyukai dunia.

Pada akhirnya, kemana lagi kita bisa pergi, selain halaman-halaman sebuah cerita, untuk memilih dengan begitu kuat, bereaksi tanpa rasionalisasi, begitu bebas mencintai atau membenci, menjadi diri kita sendiri secara radikal?

Bagaimana kita memahami peran fiksi dalam kehidupan kita dan menjelaskan bagaimana harapan yang realistis terhadap fiksi tsb.

Menyoroti Kebaikan Intrinsik Fiksi

Fiksi tidak selalu memiliki kekuatan untuk mengubah dunia secara fisik, tetapi kebaikan intrinsiknya adalah kemampuan untuk membuka pikiran dan menyentuh hati.

Realisme dalam Harapan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun