Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Republik Pisang-Konoha Menuju Republik Wakanda

2 Januari 2024   13:50 Diperbarui: 2 Januari 2024   13:50 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Simbol negara fiksi maju Wakanda. Foto : comicvine.gamespot.com

Republik Pisang-Konoha Menuju Republik Wakanda

Sudah lama negeri ini dibombardir peristilahan asing yang dipetik dari cerita asing. Dulu sekali misalnya di zaman Orla Soekarno kita mengenal istilah "Republik Pisang".

Istilah "Republik Pisang" sebagian besar digunakan sebagai lelucon atau sindiran politis. Awalnya, istilah ini muncul pada masa pemerintahan Presiden Soekarno pada tahun 1960-an. Pada saat itu, pemerintah Indonesia terlibat dalam kebijakan luar negeri yang dinilai kontroversial, dan istilah "Republik Pisang" dipopulerkan oleh pihak yang tidak setuju dengan kebijakan tsb.

Istilah ini disitir dari Presiden AS Harry S. Truman. tak lama setelah PD II berakhir, dan Indonesia baru saja merdeka, berkaitan dengan situasi politik di Amerika Latin, terutama terkait dengan pemberontakan komunis. Istilah ini mencerminkan pandangan merendahkan terhadap stabilitas politik di kawasan Amerika latin dan sering kali digunakan dalam konteks penilaian negatif terhadap pemerintahan yang dianggap lemah atau korup.

Penggunaan istilah "Republik Pisang" kemudian meluas dan dalam konteks Perang Dingin dan konflik antara blok kapitalis dan komunis. Truman menggunakan istilah ini untuk menyindir negara-negara di Amerika latin yang dianggap rentan terhadap pengaruh komunis.

Di Indonesia, istilah "Republik Pisang" digunakan pada era pemerintahan Soekarno sebagai sindiran politik dalam konteks kebijakan luar negeri yang kontroversial dan situasi politik yang tidak stabil. Seiring berjalannya waktu, istilah ini menjadi populer sebagai ungkapan kritik terhadap kebijakan pemerintahan yang dianggap tidak efektif atau merugikan.

Istilah ini tetap bertahan dan digunakan sebagai bentuk kritik atau sindiran terhadap pemerintah, terutama dalam konteks ketidakpuasan terhadap kebijakan, tindakan korupsi, atau masalah politik lainnya. Penggunaan "Republik Pisang" mencerminkan ketidaksetujuan atau ketidakpuasan terhadap situasi politik dan pemerintahan, dan sering kali digunakan secara humoris atau satiris.

Pada tahun 1963, Presiden Soekarno menyatakan kebijakan "Konfrontasi" melawan Malaysia. Keputusan ini memicu ketidaksetujuan di dalam negeri dan di antara para pemimpin politik. Sebagai tanggapan terhadap kebijakan luar negeri tsb dan isu-isu lainnya, istilah "Republik Pisang" kemudian digunakan untuk merendahkan pemerintahan Soekarno.

Sejak itu, istilah tsb telah menjadi bagian dari sejarah politik Indonesia dan sering kali digunakan oleh kelompok oposisi atau kritikus untuk menyindir atau mengritik pemerintahan yang dianggap korup atau tidak efektif, khususnya sindiran tajam terhadap pemerintahan Orba Soeharto.

Setelah Republik Pisang, muncul predikat "negeri Wakanda" untuk Indonesia. Ini boleh jadi bagian dari ekspresi kreatif dan humor dalam lingkungan daring. Wakanda adalah sebuah negara fiksi yang muncul dalam komik Marvel, terutama dalam film "Black Panther." Wakanda digambarkan sebagai negara maju dengan teknologi canggih dan sumberdaya alam yang melimpah.

Netizen Indonesia menggunakan istilah ini sebagai cara untuk menyindir atau bercanda mengenai ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan di negara mereka. Hal ini mencakup berbagai aspek, seperti harapan terhadap perkembangan teknologi, ekonomi, atau keamanan.

Istilah-istilah ini muncul dalam bentuk meme atau lelucon di media sosial. Ini adalah cara di mana netizen dapat mengekspresikan pendapat atau perasaan mereka secara kreatif dan humoris tentang berbagai aspek kehidupan atau situasi yang mereka alami.

Netizen Indonesia akhir-akhir ini juga suka sekali menyebut negerinya sebagai negeri Konoha.

Ini terkait dengan budaya populer dan referensi terhadap waralaba manga dan anime Jepang yang sangat populer, yaitu "Naruto." Konoha, atau lebih dikenal sebagai Konohagakure, adalah desa ninja fiksi dalam dunia Naruto.

Bermula dari kecintaan masyarakat Indonesia terhadap manga dan anime, yang telah menjadi bagian penting dari budaya populer di negara ini. Netizen kemudian menciptakan referensi atau meme berdasarkan elemen-elemen yang mereka sukai dari karya-karya budaya populer tsb.

Dalam konteks "Naruto," Konoha adalah desa ninja yang dianggap kuat dan memiliki sejarah yang kaya. Boleh jadi Netizen Indonesia menggunakan istilah "Konoha" sebagai bentuk kiasan atau simbol untuk menggambarkan kebanggaan, daya juang, atau sifat-sifat positif lainnya yang mereka hubungkan dengan karakteristik desa ninja tsb.

Dalam konteks antropologi politik dan sosiologi politik, penggunaan peristilahan seperti Konoha, Wakanda, dan Republik Pisang dapat dianalisis sebagai ekspresi budaya politik dan identitas kolektif di masyarakat.

Simbolisme dan Identitas Kolektif

Istilah-istilah ini dapat dianggap sebagai simbol-simbol yang merepresentasikan nilai, aspirasi, atau identitas tertentu di masyarakat. Misalnya, Konoha bisa mewakili kekuatan dan semangat perjuangan, sementara Republik Pisang bisa mencerminkan ketidakpuasan terhadap stabilitas politik.

Budaya Populer dan Globalisasi

Penggunaan referensi dari manga, anime, atau film seperti Naruto dan Black Panther dapat dilihat sebagai contoh bagaimana budaya populer global dapat mempengaruhi cara masyarakat lokal menyampaikan pesan politik. Hal ini mencerminkan adanya keterkaitan antara budaya lokal dan global dalam dunia modern.

Humor dan Satire Politik

Penggunaan istilah-istilah ini seringkali bersifat humoris atau satiris. Hal ini mencerminkan cara masyarakat mengekspresikan ketidakpuasan atau kritik terhadap isu-isu politik dengan menggunakan bahasa yang kreatif dan menyenangkan.

Dinamika Kekuasaan dan Oposisi

Penggunaan istilah-istilah ini boleh jadi mencerminkan dinamika kekuasaan dan oposisi di masyarakat. Misalnya, istilah "Republik Pisang" bisa digunakan oleh oposisi untuk mengejek atau menyindir pemerintah.

Peran Media Sosial

Fenomena ini juga dapat dianalisis dalam konteks media sosial, di mana meme, istilah, dan referensi populer dapat menyebar dengan cepat dan mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap politik.

Dengan pisau antropologi politik dan sosiologi politik, kita dapat mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana masyarakat menggunakan simbolisme, bahasa, dan referensi budaya untuk berpartisipasi dalam diskusi politik dan mengartikan realitas politik di negerinya.

Republik Pisang sepertinya sudah mulai ditinggalkan dan Republik Konoha patut dicermati karena jalan ceritanya mirip dengan masa reformasi hingga menuju Pilpres 2024 sekarang, misalnya penguasa terakhir sebelum Pilpres 2024 ini justeru mengangkat lawan politiknya di dalam kabinet. Dan sekarang bersekutu dengan rival utamanya itu dalam Pilpres 2024 kendati tidak secara langsung, melainkan melalui anak kandungnya sendiri. Praktis di era terakhirnya, tak ada pihak oposisi di hadapannya.

Kalaulah duet Prabowo-Gibran menang dalam Pilpres 2024, apalagi cukup satu putaran, bisakah keduanya membawa negeri ini menjauhi Republik Pisang dan Konoha, lalu meluncur tanpa reserved ke satu koordinat Impian yi Negeri Wakanda, sebuah negara fiksi tapi maju dalam segala hal. Karakteristik Wakanda mencakup kemajuan teknologi, keberlanjutan ekonomi, kekuatan militer, dan sumberdaya alam yang melimpah, terutama Vibranium, sebuah logam langka yang memberikan banyak keunggulan.

Saya pikir road map menuju Republik Wakanda sangatlah wajar. Itu adalah mimpi kita sekarang. Karenanya, ikutilah perkembangan politik dan pahami platform serta visi masing-masing kandidat atau partai politik untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang hubungan antara visi elektoral Indonesia dan perbandingan yang mungkin dibuat dengan karakteristik Wakanda.

Joyogrand, Malang, Tue', Jan' 02, 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun