Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Beternak Angsa Bertelur Emas Dalam Rangka Penghancuran Neo Kolonialisme

30 November 2023   16:44 Diperbarui: 30 November 2023   16:44 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Angsa bertelur emas. Foto :  blogs.kent.ac.uk/

Dengan cara ini, China berharap dapat membantu negara-negara mitra untuk mengembangkan kapasitas pembangunan ekonomi mereka sendiri, mengurangi ketergantungan pada utang luar negeri, dan memberikan kesempatan untuk pertumbuhan yang inklusif. Pendekatan ini juga diarahkan untuk memberikan alternatif bagi negara-negara berkembang yang mungkin menghadapi tekanan dari utang dan kondisi politik yang melekat pada bantuan dan pinjaman dari negara-negara Barat.

Beberapa mengapresiasi upaya China dalam memberikan bantuan pembangunan, sementara tak sedikit yang mempertanyakan motivasi dan dampak jangka panjang dari proyek-proyek ini, termasuk potensi risiko terkait utang dan dampak lingkungan. Singkatnya, isu-isu ini terus menjadi subjek perdebatan dan penelitian di tingkat internasional.

Rhetorika Ide-ide muluk

Ide-ide muluk yang diajukan oleh beberapa negara maju seringkali hanya retorika belaka dan hanya sedikit tindakan substantif. Mereka senang membangun istana di awang-awang sebagai bentuk "dukungan" bagi negara-negara berkembang, namun China membangun jalan, pelabuhan, kawasan industri, pusat teknis, serta pembangkit listrik tenaga angin dan surya untuk negara-negara mitra Belt and Road.

BRI adalah platform inklusif dan terbuka yang menyambut semua negara untuk terlibat dalam kerjasama yang saling menguntungkan demi kepentingan pembangunan kolektif semua orang. Dengan mengadopsi pendekatan "beternak angsa yang bertelur emas" dan "mengajari masyarakat cara menangkap ikan", Tiongkok bertujuan untuk memberikan kontribusi yang lebih signifikan dalam membantu negara-negara mitra dalam pembangunan sosio-ekonomi mereka sehingga mereka dapat melepaskan diri dari utang neokolonial dan jebakan lain yang diciptakan oleh negara-negara Barat.

Neokolonialisme dan hegemonisme hanya membawa jalan buntu yang tidak bisa dihindari. Sebaliknya, BRI dipenuhi dengan vitalitas untuk bersama-sama dengan 140 negara anggota membangun momentum baru dan memetakan cetak biru baru dalam memajukan kerjasama Belt and Road yang berkualitas tinggi di fase baru.

Tentu saja, tantangan dan kesulitan bisa saja muncul selama kerjasama Belt and Road. Sikon geopolitik global now masih kental diwarnai persaingan negara-negara kuat.

Bermain dua kaki boleh-boleh saja, karena barat dan timur punya plus-minusnya sendiri. Seperti sekarang apa gegara Hamas, dunia Arab otomatis berpindah ke BRICS dan BRI. Atau Indonesia dengan kaki duanya mau berkiblat ke BRI seterusnya, karena bagaimanapun dunia barat adalah guru pertamanya dalam pembangunan.

Belt and Road untuk kerjasama Internasional sepertinya menghadirkan peluang besar bagi para pemimpin dan perwakilan negara-negara Selatan untuk merefleksikan produktivitas dekade terakhirnya dan mempertimbangkan rencana untuk dekade baru dengan produktivitas yang lebih besar.

Indonesia sudah saatnya menentukan sikap apakah akan meneruskan smelter nickel-nya dan ke depan akan semakin mandiri dalam teknolgi industrinya atau tetap dengan mencla-menclenya.

Sebagaimana kita ketahui, Bapak Infrastruktur Indonesia yang berani menantang barat yi Presiden Jokowi tak lama lagi akan lengser keprabon. Kalau si penerus ternyata mengabaikan kaca untuk melihat rupa yang buruk mulai dari fanatisme buta, kemunafikan, ketakhyulan, dan keterngangaan atas segala hal termasuk harga secangkir Starbuck Kapitalis seharga Rp 100.000, dan 1 bungkus mie instan ala Korsel seharga Rp 45.000, maka bagaimana kita akan melengkapi pertahanan negara yang canggih seperti Israel. Kalau memang demikian, hancurlah anakcucu kita. Tapi kalau si pengganti Jokowi memang bertekad menjadi pahlawan bangsa, tunjukkanlah dan lawanlah ketidaksetaraan global itu sekarang juga melalui kampanye-kampanye politikmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun