Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

What Next setelah Gencatan Senjata Terwujud dalam Perang Gaza

23 November 2023   17:24 Diperbarui: 23 November 2023   17:46 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tank Merkava Israel tampak beroperasi di Gaza City jelang gencatan senjata. Foto : reuters.com

What Next setelah Gencatan Senjata Terwujud dalam Perang Gaza

Pembebasan sandera warga Israel dan sejumlah warga lainnya yang diculikpaksa oleh Hamas sepertinya akan terwujud pada hari Jumat 24 Nopember besok. Pembebasan sandera ini sudah banyak digembargemborkan 2-3 hari lalu. Itupun setelah demo dimana-mana, hingga Menlu negara-negara Arab dan Muslim bertandang ke Beijing untuk menggunakan pengaruh China dan Rusia yang diharapklan dapat menekan AS agar membujuk Israel untuk segera melakukan gencatan senjata. Tapi tau sendirilah tangan Rusia terbelenggu dalam konflik berkepanjangannya dengan regime Zelensky Ukraina, dan China baru saja rujuk dengan AS, sehingga tak mungkin melakukan diplomasi Panda dengan AS dengan cara-cara vulgar. China tau persis AS dan Israel adalah ibarat kembar siam yang sulit dipisahkan begitu saja. Kalangan Evangelist AS sudah lama menekan Biden untuk menghancurkan Hamas.

Menurut Israel dan AS, gencatan senjata sementara antara Israel dan Hamas tidak akan terjadi sebelum hari Jumat. Itu semua telah memupus harapan para kerabat sandera bahwa beberapa dari mereka akan dibebaskan pada hari Kamis.

Israel dan Hamas pada Rabu ybl sepakat untuk melakukan gencatan senjata di Gaza setidaknya selama empat hari. Israel dalam konteks ini akan membiarkan bantuan kemanusiaan mengalir ke Gaza dan Hamas dapat membebaskan sedikitnya 50 sandera di daerah kantong tsb dengan imbalan setidaknya 150 warga Arab- Palestina yang dipenjara di Israel juga dibebaskan.

Waktu dimulainya gencatan senjata dan pembebasan sandera belum diumumkan secara resmi. Sumber keamanan Mesir mengatakan para mediator telah meminta waktu mulai pada pukul 10 pagi (08.00 GMT) pada hari Kamis.

Dalam peristiwa penting ini Qatar telah menjadi penengah kunci dalam negosiasi gencatan senjata, dan Mesir aktif mendampinginya.

Negosiasi pembebasan sandera Israel terus berjalan dan berlanjut. Permulaan pembebasan akan dilakukan sesuai dengan kesepakatan awal antara kedua belah pihak, dan tidak akan dilakukan sebelum hari Jumat.

AS mengatakan rincian logistik akhir untuk pembebasan tsb sedang dikerjakan. Itu sudah berjalan sesuai rencana dan AS berharap penerapannya akan dimulai pada Jumat pagi.

Namun "amuk perang" belum juga berhenti hingga Kamis pagi, kata beberapa media. Media Arab-Palestina mengatakan pesawat dan artileri Israel menyerang kota Khan Younis di selatan Gaza, setidaknya dua gelombang dan 15 orang dinyatakan tewas. Juga dilaporkan terjadi serangan serupa di beberapa wilayah lain di Gaza, termasuk kamp Jabalia dan Nuseirat.

Sayang, laporan itu tidak dapat diverifikasi. Maklumlah orang-orang yang berpihak tapi mengatasnamakan HAM dan kemanusiaan termasuk di Indonesia, seringkali menyambar berita tak terverifikasi begitu saja. Berita hoax seperti itu sulit diverifikasi kebenarannya. Sedangkan fakta yang sudah terverifikasi saja masih dibantah sejauh menyangkut kepentingan Hamas dirugikan, misalnya berita mengejutkan bahwa rumahsakit-rumahsakit di Gaza ternyata terbukti adalah sarang utama Hamas, termasuk RS Indonesia. Menlu Retno malah sempat ngamuk soal ini. Sulit memang melihat independensi disitu karena ada keberpihakan, katakanlah bukan mengglorifikasi Hamas memang, tapi namanya berpihak tetaplah berpihak atas nama apapun itu. Yang jelas, kecanggihan drone-drone intai Israel yang berhasil mendeteksi semua trick Hamas yang menggunakan rumahsakit-rumahsakit dan warganya sendiri sebagai perisai terhadap pembalasan lawan. Itu bagaimanapun haruslah dihargai.

Media-media Israel melaporkan ada penundaan 24 jam dalam gencatan senjata karena perjanjian tsb tidak ditandatangani oleh Hamas dan mediator Qatar. Namun kabinet perang Benyamin Netanyahu optimistis perjanjian itu akan terlaksana ketika ditandatangani.

Israel hanya menegaskan tidak ada rencana pembebasan sebelum hari Jumat, karena ketidakpastian yang dihadapi keluarga sandera.

Penghentian pertempuran dengan Hamas juga tidak akan dimulai sebelum hari Jumat. Situs berita Israel Ynet melaporkan Israel belum menerima nama-nama sandera yang dijadwalkan akan dibebaskan oleh Hamas.

Sejak serangan Hamas di Israel selatan yang mengejutkan Israel dan dunia itu, lima sandera telah ditemukan hidup-hidup. Israel mengatakan 1.200 orang tewas, sebagian besar warga sipil dan sekitar 240 sandera dari berbagai negara telah disandera oleh kelompok bersenjata Islam Jihadist.

Sebagai pembalasan, Israel mengepung Gaza yang dikuasai Hamas dan melakukan pemboman tanpa henti. Kl 12.000 warga Gaza telah terbunuh, sekitar 40% di antaranya adalah anak-anak. Ini juga sulit diverfikasi kebenarannya, karena pihak medis di Gaza dari masa ke masa selalu berada dalam tekanan Hamas.

Dalam sebuah konferensi pers, Netanyahu tidak menyebutkan potensi penundaan implementasi perjanjian tsb. Pihak Israel hanya ingin memastikan apakah ratusan sandera itu masih hidup, apakah mereka baik-baik saja atau bagaimana.

Keluarga para sandera yang melakukan long march dari Tel Aviv ke Yerusalem menginginkan semua orang kembali. Harapan ini mungkin saja tidak sesuai dengan ekspektasi mereka. Namun sebagian besar sependapat anak-anak dan perempuan harus menjadi yang pertama dibebaskan. Mereka adalah yang paling rapuh dan harus segera dibebaskan Hamas.

AS berharap bantuan akan mulai mencapai Gaza dalam jumlah besar dalam beberapa hari ke depan.

Sebanyak 50 sandera akan dibebaskan selama empat hari dengan jumlah setidaknya 10 sandera setiap hari, kata kantor Netanyahu. Gencatan senjata dapat diperpanjang hari demi hari asalkan 10 sandera tambahan dibebaskan setiap hari, katanya.

Kementerian Kehakiman Israel menerbitkan daftar 300 nama tahanan Palestina yang bisa dibebaskan.

Sementara pihak Hamas mengatakan 50 sandera awal akan dibebaskan dengan imbalan 150 perempuan dan anak-anak Arab-Palestina yang dipenjara di Israel. Ratusan truk berisi bantuan kemanusiaan, medis, dan bahan bakar akan memasuki Gaza, dimana pada moment itu Israel akan menghentikan semua serangan udara di Gaza selatan dan mempertahankan zona larangan terbang selama enam jam setiap hari di utara.

Perjanjian gencatan senjata tsb, yang pertama dalam perang selama hampir tujuh minggu, dicapai setelah mediasi oleh Qatar dan dipandang oleh pemerintah di seluruh dunia berpotensi meringankan penderitaan warga sipil di Jalur Gaza.

Gaza adalah "tempat paling berbahaya di dunia bagi anak-anak", tercatat lebih dari 5.300 anak-anak Arab-Palestina dilaporkan tewas sejak 7 Oktober. Tapi sekali lagi ini pun tetap harus diverifikasi, karena sumber selama ini melulu dari pihak Kesehatan Arab-Palestina yang selama ini tak pernah lepas dari propaganda media seperti Al Jazeera dll, bahkan pers barat sendiri sering membombardir netizen dunia dengan kepingan-kepingan info yang digaruk asal garuk dari sumber abu-abu seperti Al Jazeera. Taunya air terjun Niagara di Canada sekarang kena bom teror. Trudeau yang baru mengritik keras Israel, sekarang malah kebingungan, lha koq bisa.

Dunia menunggu dengan harap-harap cemas. Apakah ini akan terwujud sesuai ekspektasi dunia, atau akan terjadi saling pelintir antara Israel dan Hamas, lalu direcoki oleh sebagian kecil dunia yang tak pernah independen dalam konflik ini yang justeru akan menyulut kembali bara Gaza yang akan dipadamkan itu.

Proses perundingan dan implementasi gencatan senjata di Gaza memerlukan kesepakatan yang rumit. Langkah-langkah diplomasi yang mengiringinya tidak hanya di mandala middle-east, tapi juga harus diupayakan di seluruh dunia, bagaimana agar negara-negara dapat bersikap independen dan lebih melihat akar permasalahannya, bukan langsung memukul dengan stereotipe seperti di Indonesia misalnya, apapun sejauh menyangkut Israel, yang terjadi di negeri ini adalah antipati berlebihan terhadap Israel, sementara secara tak sadar justeru mengglorifikasi sebuah kebiadaban seperti serangan Hamas 7 Oktober lalu ke Israel selatan yang menewaskan warga sipil tak berdosa kl 1.200 jiwa. Kalau sampai aksi balasan Israel dikatakan barbar secara sepihak, sementara kejadian pemicunya tidak disebut barbar. Ini tentu menyakitkan, sehingga tidak membantu proses perdamaian yang langgeng ke depannya.

Gencatan senjata seyogyanya menetapkan kondisi dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh semua pihak yang terlibat. Ini bisa termasuk penarikan pasukan, perlucutan senjata teroris, penghentian serangan, atau pemberian bantuan kemanusiaan.

Kesepakatan gencatan senjata memerlukan mekanisme implementasi dan pengawasan untuk memastikan semua pihak mematuhi kesepakatan tsb. Dan ke depannya harus ditindaklanjuti dengan misi pemantauan internasional atau pasukan perdamaian.

Di atas segalanya, kesepakatan gencatan senjata kali ini seharusnya mengagendakan bagaimana ke depannya melucuti Hamas, agar Israel dan perwakilan Arab-Palestina yang sah yang kini di tangan Mahmoud Abbas dapat menyelesaikan masalah pokok yang menyebabkan konflik. Ini tentu harus dilakukan negosiasi lebih lanjut untuk mencapai kesepakatan perdamaian yang permanen.

Jangan pula dilupakan hubungan antara Iran dan Israel adalah salah satu aspek kunci dalam geopolitik middle-east. Gencatan senjata yang melibatkan salah satu atau kedua pihak dapat memiliki implikasi langsung terhadap ketegangan regional, terutama jika ada perubahan dalam dinamika keamanan.

Iran bagaimanapun harus disadarkan dengan cara diplomasi yang ulung bagaimana agar negeri para Imam tapi bersenjata kuat ini dapat melepaskan cenkeramannya di middle-east dengan mulai membubarkan proksinya satu per satu seperti Hamas, Hezbollah dan Houthi.

Konflik Israel-Hamas sudah lama berlangsung, yi sejak berdirinya Hamas pada 2017. Sementara Fatah telah kehilangan kuku, Hamas yang mengatasnamakan Arab-Palestina justeru semakin melaju. Ini tak pernah disentuh oleh Liga Arab dan OKI, bagaimana agar tidak ada dualisme di dunia Arab sendiri, seperti membebaskan Hamas berkeliaran dimana saja, sementara Fatah ditelantarkan begitu saja tak bergigi. Kali ini Liga Arab harus bertindak tegas bahwa perwakilan Arab-Palestina yang sah adalah Fatah di bawah Mahmoud Abbas sekarang.

Referensi utama :

- reuters.com dalam https://tinyurl.com/yuxlcltg

- npr.org dalam https://tinyurl.com/yu47lk96

Joyogrand, Malang, Thu', Nov' 23, 2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun