Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Bagaimana Negara-Negara Muslim Merespon Kampanye Militer Israel di Gaza

15 November 2023   12:11 Diperbarui: 15 November 2023   12:11 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, Arab Saudi dan UEA, meski dikejutkan oleh pemboman Israel yang tidak pandang bulu dan tiada henti di Gaza, tidak ingin Hamas, kelompok yang mereka pandang berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin, selamat dari perang.

Serangan brutal Hamas pada tanggal 7 Oktober lalu, yang menewaskan sedikitnya 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, warga Israel, menimbulkan kekhawatiran dunia Arab, sementara Houthi yang didukung Iran di Yaman, mencoba belajar dari kemampuan Palestina untuk menembus pertahanan Israel.

Selain itu, Raisi tidak sejalan dengan sebagian besar negara-negara Arab dengan menyerukan pembentukan negara Palestina "From River To The Sea" atau "dari Sungai ke Laut" yang akan menggantikan Negara Israel dan bukannya resolusi dua negara, yang melibatkan negara Palestina merdeka di samping negara-negara Arab dan negara Israel.

Terlepas dari pernyataan Raisi, pandangan mayoritas pada KTT tersebut tetaplah akan berlaku dan komunike akhir menyerukan solusi dua negara.

Lebih jauh, Raisi juga mengritik negara-negara Arab dan mayoritas Muslim yang telah mengakui Israel dengan menyerukan agar mereka memutuskan hubungan diplomatik. Dari lima negara Arab yang memiliki hubungan resmi dengan Israel, hanya Yordania yang menarik duta besarnya, seraya meminta Israel tidak memulangkan dubesnya ke Amman.

Raisi juga menyerukan boikot ekonomi dan komersial terhadap Israel. Hal ini bertentangan dengan negara-negara Arab yang telah berdamai dengan Israel yang tak ingin melakukan itu, karena jelas sangat merugikan kepentingan ekonomi mereka.

Para pejabat Iran, yang didukung oleh Libya, Aljazair dan Lebanon, dalam perundingan awal sebelum KTT menuntut agar negara-negara Arab menutup wilayah udara mereka dengan Israel, menghentikan transfer senjata dari pangkalan AS di wilayah tersebut ke Israel, dan menghentikan ekspor minyak ke Israel.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang berbicara tepat sebelum Raisi, tidak memasukkan posisi Iran dalam sambutannya. Namun, langkah Turkilah yang paling mendekati pemenuhan tuntutan pemimpin Iran tersebut.

Turki telah menarik duta besarnya untuk Israel dan, awal pekan ini, menangguhkan perundingan energi dengan Israel.

Raisi baru saja berbicara ketika anggota Biro Politik Hamas yang berbasis di Beirut, Osama Hamdan, mengulangi kata-katanya dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera.

Hamdan mengatakan "kita bicara soal aksi, kita tidak perlu pidato," Pada saat yang sama, Hamdan menyampaikan sentimen yang lebih luas di dunia Arab dan Muslim, dengan menambahkan, "Jika (para pemimpin Arab dan Muslim) bertindak, saya yakin akan ada tanggapan dari Amerika Serikat. Tindakan apa pun akan berdampak."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun