Saya pikir Jokowi adalah seorang demokrat sejati sebagaimana halnya Jimmy Carter di AS sana. Demikian pula kedua anaknya Gibran dan Kaesang yang pandai berkomunikasi dengan generasi now.
Kalaupun cocokologi sudah kadung disas-suskan seperti itu yang Jokowi cawe-cawelah, yang Jokowi berpolitik dinastilah, yang Jokowi mengendorse Prabowolah dst dst. Biarkan saja Prabowo menggandeng Gibran, terlepas dari Gibran mau atau tidak dipasangkan dengan Prabowo. Pasangan ini justeru akan memecah belah pendukung AMIN. Teori bahwa di putaran dua pemilih AMIN akan bedol desa ke Prabowo, bakal rontok. Hater Jokowi di kubu itu tentu bakal alergi dengan anak Jokowi.
Setidaknya kita sekarang tahu persis, masih cukup banyak orang yang berakal sehat di negeri ini. Jokowi takkan segegabah itu cawe-cawe pegang itu pegang ini pegang ene. Tau-tau di akhir kekuasaannya, ia karam dalam sejarah republik. Gibran dan Kaesang pun tak segegabah itu. Keduanya pandai berkomunkasi dengan gestur keduanya bukanlah pembohong laknat. Keduanya sedang belajar politik dari senior-seniornya, termasuk dari ayahnya sendiri.
Anies sudah tenang dengan Cak Imin yang kini duet dengannya menjadi Amin. Prabowo pun dalam tempo dekat ini akan mengumumkan cawapresnya. Begitu juga dengan Ganjar. Silakan Ma Erot yang mau dipilih atau Mak Lampir atau si Oneng. Ini negeri Merdeka yang demokratis koq sebagaimana 2 periode terakhir ini difasilitasi langsung oleh presiden Indonesia dengan segala keteladanannya yi Jokowi. Masak pilih cawapres yang nendang nggak bisa.
MK kemarin hanya testing on the water saja. Ada parpol yang memintanya. Ok. Mengapa tidak. Tapi kalau sampai dikaitkan dengan Gibran Rakabuming Raka. Ya ampun, siapa yang mau nyoblos aku, kata Gibran kepada Rosie. He He ..
Joyogrand, Malang, Tue', Oct' 17, 2023.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H