Teror Hamas Terbaru Mengagetkan Dunia
Serangan oleh Hamas yang didukung peluncuran ribuan roket ke Israel belum lama ini sangatlah mengejutkan dan mengkhawatirkan. Konflik antara Israel dan Hamas telah berlangsung selama bertahun-tahun, dengan berbagai bentuk kekerasan terjadi secara berkala. Dan kali ini Israel benar-benar kecolongan.Â
Serangan hari pertama itu benar-benar mematikan bahkan mengerikan dimana ratusan warga sipil tak berdaya yang masih berada di tempat tidurnya, diseret keluar dan ditembaki dan sebagiannya lagi disandera.Â
Begitu pula IDF yang terlena di hari pertama serangan itu ditembaki dan digelandang sebagai sandera. Sebuah lagu lama untuk pertukaran sandera kelak dengan tawanan Arab Palestina di penjara-penjara Israel. Â Mayat warga Israel bergelimpangan dimana-mana.
Peristiwa ini adalah bagian dari konflik berkelanjutan yang melibatkan ketegangan politik, agama, dan sejarah antara Israel dan Palestina. Hamas adalah kelompok Arab Palestina yang menguasai Jalur Gaza dan telah melakukan serangan terhadap Israel secara periodik dalam upaya untuk mencapai tujuan politik dan nasional mereka.
Reaksi terhadap serangan ini sangat beragam, mulai dari Indonesia yang menyesalkannya diiringi sebagian media seperti tribunnews yang seturut dengan euphoria atas keberhasilan serangan dadakan itu, dan banyak negara dan pihak yang mengecam tindakan terror tsb.
Konflik Hamas Vs Israel telah menyebabkan penderitaan manusia yang besar di kedua sisi, khususnya korban sipil yang tidak bersalah. Berbagai upaya diplomatik telah dilakukan untuk mencoba menyelesaikan konflik ini, tetapi kesulitannya tetap ada, dan solusi jangka panjangnya belum tercapai. Situasi ini menunjukkan pentingnya kerjasama internasional untuk mencapai solusi akhir tentang tanah sengketa itu.
Palestina bagi orang Israel hanyalah orang Arab yang memaksakan kehendaknya bahwa Yerusalem dan tepi barat adalah milik nenekmoyangnya. Sementara warga Israel dimanapun sudah ribuan tahun mendengar tell the story turun temurun bahwa mereka adalah pemilik sah tanah Israel sekarang sebagaimana mereka nyatakan dengan tegas bahwa Yerusalem adalah ibukota abadi Israel.Â
Palestina bagi bangsa Israel adalah masa lalu yang sangat jauh dimana Palestina sudah punah di masa kerajaan David ribuan tahun silam. Bangsa Israel tak habis pikir bahwa nama Palestina itu disandang terus tanpa rasa malu terhadap sejarah bahwa bangsa Palestina yang asli sesungguhnya sudah punah ribuan tahun lalu di masa Kerajaan Israel kuno di bawah King David.
Terlepas dari historisitas otentik itu, konflik Israel Vs Arab Palestina sangatlah kompleks, di samping pandangan bangsa Israel, banyak pandangan lain yang berbeda tentang sejarah, wilayah, dan hak kepemilikan tanah. Inilah yang diherankan bangsa Israel.
Sejarah dan perspektif masing-masing pihak dalam konflik ini sangat berbeda. Pihak Israel mengklaim sejarah panjang di wilayah tsb dan bahwa Yerusalem adalah ibukota mereka sejak beribu-ribu tahun lalu, sedangkan sebagian besar orang Arab Palestina melihat diri mereka sebagai keturunan dari penduduk asli wilayah tsb dan merasa mereka juga memiliki hak historis dan budaya atas tanah Israel tsb.
Nama Palestina benar sebagaimana dinukilkan di Alkitab dalam kisah Simson and Delilah. Itu adalah riwayat kuno yg sudah punah di akhir Kerajaan David. Dalam sejarah modern, mandat Britania atas Palestina pasca-Perang Dunia I menyebutkan Palestina sebagai nama wilayah tsb. Dan herannya nama itu tak kunjung menghilang. Apa pasal? Disamping disengaja kolonialis Romawi di awal tahun Masehi agar Israel hilang dari peta, juga masalah jatidiri bagi orang Arab yang ratusan suku itu. Maklumlah, term Palestina sesungguhnya tak ada dalam kosa kata Arab. Dan Palestina dalam konteks jatidiri baru ini adalah orang Arab eks Jordan pasca Ottoman.
Konflik Israel Vs Arab Palestina adalah konflik yang sangat emosional. Pandangan dan narasi sejarah masing-masing pihak bertentangan satu sama lain. Ini adalah salah satu alasan mengapa mencapai solusi damai dalam konflik ini sangat sulit, karena perbedaan pandangan sejarah dan klaim atas tanah ini saling bertentangan.
Keyakinan dan narasi yang sangat kuat di kedua belah pihak dapat mengakibatkan pertentangan yang lebih dalam dan bahkan ancaman terhadap eksistensi salah satu pihak. Keyakinan agama, budaya, dan sejarah adalah vital dalam konflik ini, dan itulah yang menjadi faktor yang memperumit upaya pencarian solusi damai.
Israel memiliki koneksi historis dan agama yang kuat dengan tanah tsb, sebagaimana tercantum dalam Alkitab, sementara sebagian besar orang Arab Palestina merasa tanah tsb adalah milik mereka juga secara historis dan budaya, dan mereka mengklaim memiliki hak atas kemerdekaan di wilayah tsb.
Anihilasi, yaitu pemusnahan total satu pihak oleh pihak lain, adalah sesuatu yang dikhawatirkan banyak orang. Banyak pihak dan komunitas internasional telah menekankan pentingnya menjaga perdamaian, mencegah kekerasan, dan mencari solusi yang adil dan damai dalam konflik ini. Keberlanjutan konflik tidak akan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak atau untuk perdamaian yang langgeng di kawasan tsb.
Banyak upaya internasional telah dilakukan untuk mencapai solusi dua negara yang diakui secara internasional, yaitu Israel dan Arab Palestina, yang hidup berdampingan dalam perdamaian dan keamanan. Namun, implementasi solusi semacam itu tetap merupakan tantangan besar yang memerlukan komitmen dari semua pihak yang terlibat.
Serbuan dramatis Hamas belum lama ini jelas sangat brutal dan mirip pembukaan holocaust di zaman Nazi Jerman. Hamas membunuhi ratusan warga sipil tak berdosa, dan menyandera mulai anak-anak, orangtua, hingga manula tak berdaya, bahkan ada Mayor Jenderal IDF yang mereka sandera dan mereka seret ke tempat tersembunyi di Gaza. Kalau tanpa bantuan asing katakanlah Iran, hal itu takkan terjadi. Karena bagaimanapun yel yang diteriakkan Hamas, mereka toh punya "lebensraum" yi Gaza. Berkali-kali pun Hamas menteror Israel, toh akan berdampak kematian yang lebih besar lagi di pihak Arab Palestina dari pembalasan Israel setelahnya bagaimanapun euphoria Hamas sekarang.
Serangan Hamas dibarengi penembakan ribuan roket ke Israel dan tindakan membunuh dan menyandera warga sipil adalah tindakan yang sangat disesalkan. Semua serangan yang menargetkan warga sipil, termasuk anak-anak, orangtua, dan manula, adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan dan melanggar hukum internasional. Masyarakat internasional secara luas mengecam tindakan semacam itu.
Israel telah berupaya untuk melindungi warganya dari serangan roket Hamas, termasuk melalui sistem pertahanan rudal seperti Iron Dome. Namun, dampak serangan Hamas yang terbaru ini sangat signifikan dan dapat menyebabkan penderitaan dan luka nurani yang sulit disembuhkan.
Gaza yang sudah cukup lama dimotori Hamas adalah wilayah yang menghadapi kondisi kemanusiaan yang sulit, termasuk masalah keterbatasan akses terhadap sumberdaya dan layanan dasar. Karena petinggi Hamas di samping berideologi utopis, juga sangat korup dan rela menjadi proksi Iran dan siapapun asallah dapat duit. Tak heran mayoritas penduduk Gaza hidup dalam kondisi yang sulit, dan ini adalah situasi yang mendalam dan rumit.
Beberapa negara, seperti Iran, telah memberikan dukungan kepada Hamas dalam bentuk bantuan finansial, senjata, atau dukungan politik. Ini dapat memperumit konflik dan meningkatkan intensitas kekerasan.
Solusi konflik Israel Vs Arab Palestina memerlukan kerjasama internasional yang kuat dan upaya diplomatik yang berkelanjutan. Banyak negara dan organisasi telah berupaya untuk mencapai perdamaian di kawasan tsb, termasuk Abraham Accord yang disponsori AS yang sudah mendekati titik akhir solusi, yi perdamaian Arab Saudi-Israel. Tapi ulah Hamas yang sangat ekstrim kali ini membuat perjalanan menuju perdamaian yang berkelanjutan semakin sulit dan rumit.
Kalaulah memang konflik itu abadi. Seyogyanya Israel membuat tembok perbatasan yang lebih tangguh seperti The Great Wall di China tempo doeloe dan membuat dirinya menjadi negara milisi, dimana semua warga sudah harus terlatih memegang senjata mulai dari anak kecil hingga manula. Kalau tidak, tahankanlah diholocaust seperti sekarang ini.
Benar, Israel telah mengambil berbagai tindakan untuk meningkatkan keamanan perbatasannya, termasuk membangun tembok pembatas (The Israeli West Bank barrier) yang bertujuan untuk mengurangi risiko serangan dari Tepi Barat.
Tapi mengubah Israel menjadi negara milisi dengan semua warganya terlatih dalam penggunaan senjata adalah langkah yang kompleks dan boleh jadi kontroversial.
Meskipun penting untuk meningkatkan keamanan, pilihan yang melibatkan pelatihan senjata untuk semua warga sipil dapat meningkatkan risiko kecelakaan dan penyalahgunaan senjata.
Memiliki masyarakat yang senantiasa siaga terhadap konflik dan senjata dapat memiliki dampak psikologis yang signifikan pada penduduk. Lihatlah Arab Palestina dalam sosok mengerikan Hamas.
Meningkatkan pertahanan adalah langkah penting, tetapi harus selalu dipandang sebagai langkah sementara. Solusi jangka panjang untuk konflik Israel Vs Arab Palestina tetap harus mencakup upaya diplomatik, dialog antara pihak-pihak yang terlibat, dan usaha mencapai perdamaian yang berkelanjutan.
Mencapai perdamaian yang berkelanjutan di kawasan tsb adalah tujuan yang harus dikejar oleh semua pihak terlibat. Penggunaan kekuatan militer harus selalu diperlakukan sebagai langkah terakhir setelah semua upaya damai telah dilakukan. Upaya-upaya diplomatik dan dialog konstruktif tetap merupakan kunci untuk mencari solusi yang adil dan damai dalam konflik ini.
Joyogrand, Malang, Mon', Oct' 09, 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H