Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Hilirisasi Nickel Legacy Strategis Pemerintahan Jokowi

17 September 2023   12:33 Diperbarui: 17 September 2023   12:46 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Nickel di genggaman Indonesia. Foto: cnbcindonesia.com

Hilirisasi Nickel Legacy Strategis Pemerintahan Jokowi

Ribut-ribut soal Nickel sepertinya sudah semakin menyurut, terutama setelah Menko Marves Luhut Panjaitan melancarkan diplomasi ekonomi terhadap dunia barat dan ketemu petinggi UE di Eropa.

Nickel memang primadona Indonesia untuk sekarang dan jangka panjang sampai siapa tahu ketemu sumber energi baru di planet Mars yang dapat ditambang dan langsung diolah di planet merah itu sebelum dikirim ke bumi dalam kemasan nano teknologi futuristik.

Seperti apa dia, bisa kita tanyakan ilmuwan AS di MIT AS atau sekurangnya tanyalah BRIN yang katanya sudah berbenah jauh setelah dipayungi oleh Bu Mega.

Apa itu Nickel dan apa saja unsur-unsur lainnya yang diperlukan yang dapat membuat Nickel menjadi baterai lithium yang oke punya untuk mobil listrik dan kenderaan listrik lainnya seperti yang diimpikan warga dunia sekarang.

Nickel adalah unsur kimia dengan simbol Ni dan nomor atom 28 dalam tabel periodik. Ini adalah logam transisi yang ditemukan secara alami dalam berbagai mineral dan bijih, serta merupakan salah satu logam yang paling umum digunakan dalam berbagai aplikasi industri. Nickel memiliki beberapa sifat yang membuatnya menarik dalam penggunaan sebagai baterai lithium-ion untuk mobil listrik dan kendaraan listrik lainnya.

Beberapa unsur dan komponen penting yang terlibat dalam baterai lithium-ion yang mengandung Nickel adalah :

Kathode (Elektroda Positif)

Nickel (Ni). Nickel digunakan dalam bentuk oksida nickel-kobalt-mangan (NCM) atau oksida nickel-kobalt-aluminium (NCA) dalam kathode baterai lithium-ion. Ini memberikan kapasitas energi yang tinggi pada baterai.

Kobalt (Co). Kobalt sering digunakan dalam kombinasi dengan Nickel dan mangan untuk membentuk kathode. Meskipun terlibat dalam kinerja baterai, penggunaan kobalt memiliki masalah etika dan lingkungan, sehingga ada upaya untuk mengurangi atau menggantikan kobalt dalam teknologi baterai.

Mangan (Mn). Mangan juga digunakan bersama Nickel dan kobalt dalam beberapa formulasi kathode. Ini membantu meningkatkan stabilitas termal dan kapasitas baterai.

Anode (Elektroda Negatif)

Grafite (C). Grafite umumnya digunakan sebagai anode dalam baterai lithium-ion. Ketika baterai dicharge, ion lithium bergerak dari kathode ke anode, di mana mereka disimpan dalam struktur grafite.

Elektrolit. Elektrolit adalah zat yang memungkinkan aliran ion lithium antara anode dan kathode selama pengisian dan pembongkaran baterai. Biasanya, elektrolit dalam baterai lithium-ion adalah larutan garam lithium.

Separator. Separator adalah membran tipis yang memisahkan elektroda positif dan negatif dalam sel baterai. Ini memungkinkan aliran ion lithium sambil mencegah kontak fisik langsung antara kedua elektroda.

Logam Lithium (Li). Meskipun lithium adalah komponen kunci dalam sel baterai lithium-ion, itu bukan bagian dari kathode atau anode utama. Sebagai gantinya, ion lithium berpindah di antara elektroda positif dan negatif selama proses pengisian dan pembongkaran baterai.

Nickel, sebagai bagian dari kathode, memberikan kapasitas energi yang tinggi pada baterai lithium-ion. Hanya saja menurut para akhli perkembangan dalam teknologi baterai, harus disertai upaya untuk mengurangi penggunaan kobalt dan bahan tambahan demi energi berkelanjutan yang ramah lingkungan.

Seiring dengan peningkatan efisiensi dan penggunaan bahan yang lebih baik, baterai lithium-ion menjadi komponen kunci dalam kendaraan listrik dan aplikasi penyimpanan energi lainnya.

Melihat begitu luarbiasa berharganya Nickel, tak heran Uni Eropa marah kepada Indonesia karena tidak lagi mengekspor bahan mentah Nickel, karena Indonesia merasa hilirisasi pertambangan Nickel yang dilakukannya sekarang demi kepentingan now dan masa yad yang tak bisa ditawar.

Kebijakan Indonesia untuk memprioritaskan hilirisasi atau pemrosesan tambang Nickel di dalam negeri, ketimbang mengekspor bahan mentah, telah menciptakan kontroversi dan ketegangan dengan dunia barat, khususnya Uni Eropa.

Kemarahan dunia barat, khususnya Uni Eropa

Ekspor bahan mentah memang menghasilkan pendapatan yang lebih cepat, tetapi membatasi nilai tambah yang bisa diperoleh dari sumberdaya alam. Dengan menjalankan proses hilirisasi, Indonesia berusaha untuk menciptakan lapangan kerja dan nilai tambah lebih tinggi di dalam negeri, yang bisa memiliki dampak positif dalam jangka panjang. Namun, perubahan ini dapat berdampak pada negara-negara yang mengimpor Nickel mentah dari Indonesia, seperti Uni Eropa, yang dapat mengalami peningkatan biaya dan ketergantungan pada pasokan Nickel dari Indonesia.

Perubahan dalam kebijakan ekspor dapat menciptakan ketidakpastian dalam pasokan global Nickel. Hal ini dapat mempengaruhi industri-industri yang bergantung pada Nickel, seperti industri baterai, elektronik, dan kendaraan listrik, yang semakin penting dalam kebijakan Uni Eropa untuk mengurangi emisi karbon.

Proses hilirisasi tambang Nickel memerlukan industri pengolahan yang seringkali berpotensi menciptakan dampak lingkungan, seperti polusi air dan udara. Dalam konteks Uni Eropa yang semakin peduli tentang isu lingkungan, ada kekhawatiran tentang dampak negatif yang mungkin timbul dari kebijakan hilirisasi di Indonesia.

Kebijakan hilirisasi Nickel Indonesia dapat mempengaruhi pasar Nickel global dan mengubah dinamika industri di seluruh dunia. Ini bisa mengakibatkan pergeseran dalam pasokan dan permintaan, yang dapat mempengaruhi harga dan stabilitas pasar Nickel.

Uni Eropa, bersama dengan negara-negara lain yang mengimpor Nickel dari Indonesia, merasa perlu untuk mengatasi ketidakpastian ini dan memastikan pasokan Nickel tetap stabil dan terjangkau bagi industri mereka.

Kekhawatiran ini bukannya mengada-ada, tapi tentu memerlukan dialog dan negosiasi antara Indonesia dan UE untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan semua pihak. Melalui Luhut Panjaitan pemerintah Indonesia telah mencoba menjelaskan alasan di balik kebijakan hilirisasi mereka dan mencari kesepakatan yang dapat memenuhi kepentingan nasional mereka sambil mempertimbangkan dampak globalnya.

Hilirisasi Nickel

Hilirisasi industri Nickel menghasilkan berbagai jenis produk seperti feronikel, Nickel pig iron (NPI), stainless steel, dan komponen baterai berbasis Nickel untuk kendaraan listrik. Bijih Nickel bisa diolah menjadi FeNi/Konsentrat, lalu diolah lanjut menjadi Ni-Sulfat dan Co-Sulfat. Setelah itu diproses lanjut menjadi Precursor yang menjadi bahan dasar material baterai. Dari bahan dasar baterai inilah dihasilkan baterai dari jenis Lithium-ion Battery (LiB).

Harga produk-produk ini di pasar internasional khususnya Amerika dan Eropa belum tentu diterima dunia barat begitu saja. Dengan kata lain gaya hilirisasi Nickel Indonesia tentu tak disukai barat. Barat tetaplah barat yang hegemonis yang maunya mengeksploitasi habis bahan mentah di negara yang bisa mereka dikte. Tapi Jokowi tak surut. Dengan diplomat dagangnya yang andal Luhut Panjaitan, AS dan UE kali ini harus mengiyakan maunya Indonesia. Masalahnya ada BRICS di sampingnya yang membaui masalah ini. Sedangkan BRICS sejak pendiriannya beberapa waktu lalu telah mencanangkan pendekatan multipolar dalam tatanan global dan bukannya memaksakan terus hegemonisme sebagaimana halnya kolonialisme barat tempo doeloe hingga runtuhnya tembok Berlin pasca PD II. Itu sudah usang dan dipandang tak beradab dalam pandangan dunia masa kini.

Pasar internasional

Harga produk-produk yang dihasilkan dari hilirisasi Nickel bervariasi tergantung pada berbagai faktor, termasuk kualitas produk, biaya produksi, permintaan pasar, dan dinamika ekonomi global. Produk-produk ini dapat memiliki pasar yang kuat di tingkat internasional, terutama dengan pertumbuhan kenderaan listrik yang semakin pesat.

Jenis produk yang dihasilkan dari hilirisasi Nickel dan faktor-faktor yang mempengaruhi harganya di pasar internasional, termasuk Amerika dan Eropa, antara lain :

Feronickel. Harga feronickel sangat dipengaruhi oleh harga Nickel mentah. Harga Nickel mentah memiliki volatilitas yang signifikan dan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pasokan, permintaan, dan perkembangan ekonomi global. Pasar feronickel sangat kompetitif dan harga dapat berfluktuasi.

Nickel Pig Iron (NPI). Harga NPI juga dipengaruhi oleh harga Nickel mentah. NPI adalah alternatif yang lebih murah untuk feronikel dalam produksi stainless steel. Variasi harga Nickel dan bijih besi dapat mempengaruhi harga NPI.

Stainless Steel. Harga stainless steel dapat bervariasi tergantung pada tipe, kualitas, dan aplikasi. Permintaan untuk stainless steel dapat terpengaruh oleh industri konstruksi, otomotif, dan lainnya. Dinamika pasar global dan persaingan juga berperan dalam menentukan harga.

Komponen Baterai Berbasis Nikel. Harga komponen baterai seperti Ni-Sulfat dan Co-Sulfat juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi dan teknis. Dalam konteks kenderaan listrik yang semakin berkembang, permintaan untuk komponen baterai ini bisa tumbuh.

Baterai Lithium-ion (LiB). Harga baterai lithium-ion dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk bahan baku, teknologi produksi, dan permintaan kendaraan listrik. Harga baterai LiB telah mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya efisiensi produksi dan skala ekonomi dalam industri baterai.

Apakah pasar internasional, khususnya Amerika dan Eropa, mau menerima produk hilirisasi Nickel ala Indonesia akan tergantung pada sejumlah faktor, termasuk kualitas produk, harga yang kompetitif, dan permintaan pasar. Di tengah dorongan global untuk mengurangi emisi karbon dan beralih ke kenderaan listrik, ada potensi pasar yang signifikan untuk produk-produk Nickel yang terkait dengan baterai dan teknologi hijau.

Legacy Jokowi

Di masa-masa mendekati berakhirnya jabatan sebagai Presiden Republik Indonesia, Presiden Jokowi terus menegaskan komitmennya untuk mengakhiri ekspor bahan mentah. Karenanya, Jokowi meminta seluruh pihak untuk berani mempertahankan program hilirisasi yang telah dimulai.

Menurut Jokowi ekspor bahan mentah yang dilakukan oleh Indonesia telah berlangsung sejak zaman VOC Belanda, yakni sudah lebih dari 400 tahun. Presiden menilai hal tsb tidak memberikan nilai tambah terhadap Indonesia.

Jokowi juga memaparkan kejadian serupa pada tahun 1970 dan 1980, saat komoditas yang banyak macamnya di Indonesia tidak memberikan nilai tambah bagi penerimaan negara.

Tak heran Presiden Jokowi terus menggaungkan program hilirisasi untuk memberikan nilai tambah terhadap penghasilan negara.

Jokowi mengambil contoh nyata yakni nilai ekspor yang melompat setelah memberhentikan ekspor Nickel mentah. Sebelum hilirisasi dilakukan, ekspor bahan mentah RI setahun hanya kira-kira US $ 2,1 miliar, atau kurang lebih Rp 32 triliun, begitu dihilirisasi dan diindustrialisasi menjadi US $ 33,8 miliar, dari Rp 32 triliun menjadi kl Rp 510 triliun.

Lebih lanjut ia mengatakan sebelum hilirisasi kesempatan kerja dan pembukaan lapangan kerja adanya di negara lain, setelah hilirisasi lapangan kerja terbuka di dalam negeri. Dan dari Nickel, negara dapat PPN (Pajak Pertambahan Nilai), dapat PPH perusahaan, dapat PPH karyawan, dapat royalti, dapat penerimaan negara bukan pajak, dapat bea ekspor dst.

Jokowi menilai ke depannya ketika ekspor bahan mentah sejumlah komoditas lainnya turut dihentikan, maka dapat mendorong lagi terbukanya lapangan kerja dalam negeri. Juga ditegaskan program hilirisasi ini tidak berhenti hanya pada industri mineral saja, tetapi juga pada sektor lainnya. Untuk itu, Presiden mengajak para pengusaha untuk turut mendukung program hilirisasi tsb. Lih cnbcindonesia.com dalam https://tinyurl.com/ylbvew95

Pengusaha pertambangan dan potensi Indonesia

Saya pernah beberapa kali ketemu kawan seangkatan yang kini sudah kaya raya karena dunia pertambangan. Seperti temanku HT yang kini adalah pengusaha tambang batu bara di Kalimantan. Sejauh konsisten dengan profesionalitas dan tidak kongkalikong dengan oknum-oknum yang bisa diakses karena uang dan uang, pengusaha pertambangan model HT inilah yang layak dijadikan pionir bagi anak bangsa lainnya yang mau berkecimpung di dunia pertambangan.

Era Nickel sudah dimulai dan anak-anak bangsa pun sudah mulai mencoba menggarapnya. Kita lihat sejumlah gedung property di daerah bisnis sekitar Mega Kuningan sudah mulai banyak agen-agen pernickelan, mulai dari kelas tengkulak hingga kelas investor. Ini memerlukan wadah khusus agar mereka bisa bersinergi satu sama lain dan bukannya makan-memakan seperti kasus pertambangan mangan di Atambua NTT.

Negeri ini memiliki banyak lokasi pertambangan Nickel. Beberapa daerah utama di mana pertambangan nikel terkonsentrasi di Indonesia antara lain :

Sulawesi. Sulawesi adalah salah satu pulau utama di Indonesia yang memiliki sejumlah besar tambang Nickel. Beberapa daerah di Sulawesi yang dikenal sebagai produsen Nickel adalah Morowali, Kendari, dan Luwu Timur.

Halmahera. Pulau Halmahera, yang terletak di Propinsi Maluku Utara, juga merupakan daerah dengan pertambangan Nickel yang signifikan. Salah satu daerah yang dikenal adalah Weda Bay.

Pulau Bangka dan Belitung. Pulau Bangka dan Belitung, terletak di lepas pantai Sumatera, adalah wilayah dengan sejarah pertambangan timah dan Nickel yang panjang. Daerah ini memiliki tambang Nickel yang penting.

Sulawesi Tenggara. Selain Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara juga memiliki beberapa tambang Nickel yang signifikan.

Papua. Di wilayah Papua, terutama di sekitar Pulau Halmahera, juga terdapat aktivitas pertambangan Nickel.

Pulau Obi. Terletak di Propinsi Maluku Utara, Pulau Obi memiliki deposit Nickel yang signifikan.

Pulau Lembata. Di wilayah NTT, terdapat beberapa lokasi pertambangan Nickel, termasuk di Pulau Lembata.

Sumbawa. Di pulau Sumbawa, Propinsi NTB, juga terdapat tambang Nickel.

Sumatera. Beberapa bagian Sumatera, seperti Sumatera Utara, juga memiliki aktivitas pertambangan Nickel.

Indonesia memiliki cadangan Nickel yang signifikan dan merupakan salah satu produsen Nickel terkemuka di dunia. Cadangan Nickel yang ada di Indonesia dapat memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan dunia untuk pembuatan baterai lithium-ion, terutama dengan pertumbuhan industri kenderaan listrik dan teknologi baterai.

Jumlah cadangan Nickel yang tepat dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, termasuk perkiraan yang terus berubah dan perubahan dalam teknologi penambangan. Pada tahun 2021, cadangan Nickel Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 21 juta ton Nickel.

Berdasarkan data USGS pada Januari 2020 dan Badan Geologi 2019, mengutip dari Booklet Nickel yang dirilis Kementerian ESDM 2020, jumlah cadangan Nickel RI tercatat mencapai 72 juta ton Nickel (termasuk Nickel limonite/ kadar rendah). Jumlah ini mencapai 52% dari total cadangan Nickel dunia sebesar 139.419.000 ton Nickel - Lih cnbcindonesia.com dalam https://tinyurl.com/ylbvew95

Dalam hal pasokan Nickel untuk baterai lithium-ion, ini akan sangat tergantung pada permintaan global dan seberapa efisien Indonesia dalam menghasilkan dan memasok Nickel berkualitas tinggi yang diperlukan untuk produksi baterai. Industri baterai terus berkembang pesat di seluruh dunia, dan permintaan Nickel untuk baterai lithium-ion terus meningkat.

Pasokan Nickel juga dapat berasal dari negara-negara lain di seluruh dunia, seperti Rusia, Kanada, dan Australia, yang juga memiliki cadangan Nickel yang signifikan. Oleh karena itu, pasokan Nickel untuk baterai lithium-ion adalah pasar global yang kompleks.

Untuk memenuhi kebutuhan dunia dalam jangka panjang, Indonesia perlu untuk terus mengembangkan teknologi penambangan yang efisien dan berkelanjutan, serta menjaga standar lingkungan yang tinggi dalam industri pertambangan Nickel. Kerjasama internasional dan regulasi yang tepat akan menjadi kunci untuk memastikan pasokan Nickel dapat memenuhi permintaan industri baterai yang terus meningkat.

Sejumlah permasalahan dan tantangan

Yang menjadi masalah sekarang adalah kenderaan listrik buatan Indonesia. Meski Nickel sudah cukup lama dieksplorasi dan ada beberapa perusahaan dalam negeri yang mulai membuat kenderaan listrik baik mobil, motor maupun sepeda, tapi banyak yang mengritik tampilannya masih minimalis dan belum futuristik, daya tahan baterai listrik yang disisipkan dalam kenderaan itu belum sesuai ekspektasi konsumen, yi berdurasi lama, misalnya mobil dan motor listrik yang dapat menempuh Jakarta-Surabaya sekali jalan tanpa harus menchargesnya di tengah jalan. Dan yang menggemaskan sejauh ini infrastruktur yang sangat diperlukan seperti stasiun pengisian ulang listrik belum lengkap. Kalaupun ada, itu lebih dominan di Jakarta, dan lagian terbatas.

Satu dekade sudah berlalu untuk ujicoba segala macam kenderaan listrik, termasuk mengundang investor asing untuk berkiprah disitu. Tapi yang disesalkan dan kemarin banyak di tulis di Kompas malah terjadi brain-drain karena keberadaan mereka di internal Indonesia yang justeru adalah tanah airnya sendiri terbukti belum didukug iklim kerja yang kondusif. Artinya pemerintah sejauh ini belum dapat memaksimalkan jaminan terhadap pekerja-pekerja profesionalnya di bidang teknik dan industri. My daughter number three misalnya yang adalah desainer product tamatan ITB, mengeluh belum lama ini bahwa ia akan hengkang ke Uni Eropa atau AS kalau seperti ini gaya managemen pengupahan di Indonesia. Seperti ini bagaimana? Ya terlalu ngepas. Semua-semua harus UMR tanpa memperhitungkan inisiatif, kreatifitas, kinerja dan prestasi kerja kita. Waduhh ..

Ada sejumlah tantangan yang perlu diatasi untuk meningkatkan daya tarik dan daya tahan EV di pasar domestik kita, termasuk masalah jangkauan atau daya tahan baterai.

Ketenagakerjaan kita yang sudah beberapa dekade ini berorientasi kepada dunia industri sudah saatnya menciptakan iklim kerja yang kondusif seperti pengupahan, evaluasi inisiatif, kreatifitas, kinerja  yang seyogyanya dilakukan oleh HRD yang pofesional di bawah pengawasan pemerintah.

Penyempurnaan infrastruktur pengisian listrik yang memadai. Pengemudi kendaraan listrik harus memiliki akses mudah dan cepat ke stasiun pengisian yang dapat mengisi baterai dengan efisien. Investasi dalam infrastruktur pengisian yang lebih luas dan canggih adalah kunci untuk mengatasi masalah jangkauan.

Seiring dengan perkembangan teknologi baterai, kapasitas baterai akan terus meningkat, yang dapat meningkatkan jangkauan EV. Perusahaan mobil listrik global terus berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan baterai yang lebih efisien dan kapasitas yang lebih besar. Perusahaan dalam negeri pun tentu harus berkiprah seperti itu, kalau bisa lebih, karena di hulu jelas kita kaya dengan Nickel.

Kritik dan saran dari masyarakat pengguna seyogyanya didengar dan dicermati, agar industri kenderaan listrik kita lebih banyak mengeluarkan model dan varian kendaraan listrik di pasaran. Ini akan memberi konsumen lebih banyak pilihan yang sesuai dengan kebutuhan mereka, termasuk yang memiliki jangkauan yang lebih besar.

Harga kendaraan listrik dan baterainya adalah faktor kunci dalam adopsi. Harga yang kompetitif akan membuat kenderaan listrik lebih terjangkau dan menarik bagi konsumen.

Pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang manfaat kenderaan listrik dan dampak positifnya terhadap lingkungan sangat penting. Kampanye informasi yang efektif dapat membantu mengubah persepsi dan mendorong konsumen untuk beralih ke kenderaan listrik.

Pemerintah dapat memberikan insentif, seperti pemotongan pajak atau insentif fiskal lainnya, untuk mendorong adopsi kendaraan listrik. Kebijakan yang mendukung pengembangan infrastruktur pengisian dan produksi kenderaan listrik juga penting.

Kenderaan listrik harus memenuhi standar keselamatan dan emisi yang berlaku di Indonesia. Pengujian jalan yang cermat dan proses sertifikasi adalah bagian penting untuk memastikan kenderaan listrik buatan Indonesia aman dan berkualitas.

Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan teknologi baterai dan kendaraan listrik lokal. Ini dapat mempercepat adopsi kenderaan listrik di dalam negeri dan membantu menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi.

Kenderaan listrik akan terus mengalami perkembangan dan peningkatan daya tahan baterai akan berlangsung terus-menerus seiring perjalanan waktu. Ini adalah langkah positif menuju mobilitas yang berkelanjutan. Dan untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dalam segmen ini, kerjasama antara pemerintah, produsen otomotif, dan sektor swasta, serta investasi dalam infrastruktur dan teknologi, sangat penting.

Harga Nickel diperkirakan akan bertahan tinggi setidaknya dalam dua dekade ke depan karena transisi energi dari fosil ke energi ramah lingkungan.

Dengan besarnya potensi yang dimiliki, hilirisasi Nickel diharapkan bisa menjadi salah satu kunci penting untuk mencapai Indonesia emas tahun 2045.

Gairah hilirisasi Nickel serta komitmen pemerintah menggalakkan transisi energi juga ikut mendongrak penjualan kenderaan listrik.

Sebagai informasi tambahan, hingga semester I 2023 penjualan mobil listrik di Indonesia terus meningkat.

Menurut laporan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil listrik di Indonesia sepanjang semester I 2023 sebanyak 23.154 unit. Angka ini telah melampaui penjualan pada tahun 2022 sebanyak 15.437 unit.

Penjualan mobil baterai berbasis baterai (BEV) di Indonesia sebanyak 17.280 unit sepanjang semester I 2023 yakni dari periode Januari hingga Juni 2023. Angka ini juga melampaui penjualan pada tahun 2022 yang sebanyak 10.327.

Penjualan mobil listrik jenis hybrid di Indonesia sepanjang semester I 2023 juga meningkat menjadi 5.849 unit. Angka ini juga melebihi angka penjualan pada tahun 2022 yang sebanyak 5.100.

Indonesia memang harus konsisten mempertahankan hilirisasi dunia pertambangan kita. Stand-up comedy Freeport di era Orba Soeharto adalah guru terbaik kita. Jangan sekali-sekali menjual mentahan lagi kalau nggak mau terbodoh sebagaimana halnya Freeport tempo doeloe yang kita kira adalah tembaga mulu, tapi nyatanya yang diangkut ke AS sudah termasuk emas dll di dalamnya.

Akhirnya jangan biarkan Ganjar Pranowo, Prabowo Soebianto dan Anies Baswedan berpidato kosong dalam kampanya kepresidenannya. Tekan mulai sekarang juga agar mereka melanjutkan legacy strategis Jokowi yi Nickel Nickel dan Nickel serta kenderaan listrik buatan dalam negeri dengan merk asli Indonesia seperti Parlin, Tobing, Tjokro, Kosasih, Habibie dst.

Joyogrand, Malang, Sun', Sept' 17, 2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun