Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Hilirisasi Nickel Legacy Strategis Pemerintahan Jokowi

17 September 2023   12:33 Diperbarui: 17 September 2023   12:46 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Nickel di genggaman Indonesia. Foto: cnbcindonesia.com

Ekspor bahan mentah memang menghasilkan pendapatan yang lebih cepat, tetapi membatasi nilai tambah yang bisa diperoleh dari sumberdaya alam. Dengan menjalankan proses hilirisasi, Indonesia berusaha untuk menciptakan lapangan kerja dan nilai tambah lebih tinggi di dalam negeri, yang bisa memiliki dampak positif dalam jangka panjang. Namun, perubahan ini dapat berdampak pada negara-negara yang mengimpor Nickel mentah dari Indonesia, seperti Uni Eropa, yang dapat mengalami peningkatan biaya dan ketergantungan pada pasokan Nickel dari Indonesia.

Perubahan dalam kebijakan ekspor dapat menciptakan ketidakpastian dalam pasokan global Nickel. Hal ini dapat mempengaruhi industri-industri yang bergantung pada Nickel, seperti industri baterai, elektronik, dan kendaraan listrik, yang semakin penting dalam kebijakan Uni Eropa untuk mengurangi emisi karbon.

Proses hilirisasi tambang Nickel memerlukan industri pengolahan yang seringkali berpotensi menciptakan dampak lingkungan, seperti polusi air dan udara. Dalam konteks Uni Eropa yang semakin peduli tentang isu lingkungan, ada kekhawatiran tentang dampak negatif yang mungkin timbul dari kebijakan hilirisasi di Indonesia.

Kebijakan hilirisasi Nickel Indonesia dapat mempengaruhi pasar Nickel global dan mengubah dinamika industri di seluruh dunia. Ini bisa mengakibatkan pergeseran dalam pasokan dan permintaan, yang dapat mempengaruhi harga dan stabilitas pasar Nickel.

Uni Eropa, bersama dengan negara-negara lain yang mengimpor Nickel dari Indonesia, merasa perlu untuk mengatasi ketidakpastian ini dan memastikan pasokan Nickel tetap stabil dan terjangkau bagi industri mereka.

Kekhawatiran ini bukannya mengada-ada, tapi tentu memerlukan dialog dan negosiasi antara Indonesia dan UE untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan semua pihak. Melalui Luhut Panjaitan pemerintah Indonesia telah mencoba menjelaskan alasan di balik kebijakan hilirisasi mereka dan mencari kesepakatan yang dapat memenuhi kepentingan nasional mereka sambil mempertimbangkan dampak globalnya.

Hilirisasi Nickel

Hilirisasi industri Nickel menghasilkan berbagai jenis produk seperti feronikel, Nickel pig iron (NPI), stainless steel, dan komponen baterai berbasis Nickel untuk kendaraan listrik. Bijih Nickel bisa diolah menjadi FeNi/Konsentrat, lalu diolah lanjut menjadi Ni-Sulfat dan Co-Sulfat. Setelah itu diproses lanjut menjadi Precursor yang menjadi bahan dasar material baterai. Dari bahan dasar baterai inilah dihasilkan baterai dari jenis Lithium-ion Battery (LiB).

Harga produk-produk ini di pasar internasional khususnya Amerika dan Eropa belum tentu diterima dunia barat begitu saja. Dengan kata lain gaya hilirisasi Nickel Indonesia tentu tak disukai barat. Barat tetaplah barat yang hegemonis yang maunya mengeksploitasi habis bahan mentah di negara yang bisa mereka dikte. Tapi Jokowi tak surut. Dengan diplomat dagangnya yang andal Luhut Panjaitan, AS dan UE kali ini harus mengiyakan maunya Indonesia. Masalahnya ada BRICS di sampingnya yang membaui masalah ini. Sedangkan BRICS sejak pendiriannya beberapa waktu lalu telah mencanangkan pendekatan multipolar dalam tatanan global dan bukannya memaksakan terus hegemonisme sebagaimana halnya kolonialisme barat tempo doeloe hingga runtuhnya tembok Berlin pasca PD II. Itu sudah usang dan dipandang tak beradab dalam pandangan dunia masa kini.

Pasar internasional

Harga produk-produk yang dihasilkan dari hilirisasi Nickel bervariasi tergantung pada berbagai faktor, termasuk kualitas produk, biaya produksi, permintaan pasar, dan dinamika ekonomi global. Produk-produk ini dapat memiliki pasar yang kuat di tingkat internasional, terutama dengan pertumbuhan kenderaan listrik yang semakin pesat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun