Jenis produk yang dihasilkan dari hilirisasi Nickel dan faktor-faktor yang mempengaruhi harganya di pasar internasional, termasuk Amerika dan Eropa, antara lain :
Feronickel. Harga feronickel sangat dipengaruhi oleh harga Nickel mentah. Harga Nickel mentah memiliki volatilitas yang signifikan dan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pasokan, permintaan, dan perkembangan ekonomi global. Pasar feronickel sangat kompetitif dan harga dapat berfluktuasi.
Nickel Pig Iron (NPI). Harga NPI juga dipengaruhi oleh harga Nickel mentah. NPI adalah alternatif yang lebih murah untuk feronikel dalam produksi stainless steel. Variasi harga Nickel dan bijih besi dapat mempengaruhi harga NPI.
Stainless Steel. Harga stainless steel dapat bervariasi tergantung pada tipe, kualitas, dan aplikasi. Permintaan untuk stainless steel dapat terpengaruh oleh industri konstruksi, otomotif, dan lainnya. Dinamika pasar global dan persaingan juga berperan dalam menentukan harga.
Komponen Baterai Berbasis Nikel. Harga komponen baterai seperti Ni-Sulfat dan Co-Sulfat juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi dan teknis. Dalam konteks kenderaan listrik yang semakin berkembang, permintaan untuk komponen baterai ini bisa tumbuh.
Baterai Lithium-ion (LiB). Harga baterai lithium-ion dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk bahan baku, teknologi produksi, dan permintaan kendaraan listrik. Harga baterai LiB telah mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya efisiensi produksi dan skala ekonomi dalam industri baterai.
Apakah pasar internasional, khususnya Amerika dan Eropa, mau menerima produk hilirisasi Nickel ala Indonesia akan tergantung pada sejumlah faktor, termasuk kualitas produk, harga yang kompetitif, dan permintaan pasar. Di tengah dorongan global untuk mengurangi emisi karbon dan beralih ke kenderaan listrik, ada potensi pasar yang signifikan untuk produk-produk Nickel yang terkait dengan baterai dan teknologi hijau.
Di masa-masa mendekati berakhirnya jabatan sebagai Presiden Republik Indonesia, Presiden Jokowi terus menegaskan komitmennya untuk mengakhiri ekspor bahan mentah. Karenanya, Jokowi meminta seluruh pihak untuk berani mempertahankan program hilirisasi yang telah dimulai.
Menurut Jokowi ekspor bahan mentah yang dilakukan oleh Indonesia telah berlangsung sejak zaman VOC Belanda, yakni sudah lebih dari 400 tahun. Presiden menilai hal tsb tidak memberikan nilai tambah terhadap Indonesia.
Jokowi juga memaparkan kejadian serupa pada tahun 1970 dan 1980, saat komoditas yang banyak macamnya di Indonesia tidak memberikan nilai tambah bagi penerimaan negara.