Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Tak Semua Bisa Kita Kendalikan

31 Agustus 2023   13:27 Diperbarui: 13 September 2023   04:22 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kita cepat mati kalau terlalu banyak pikiran. Foto : id.quora.com

Drama kehidupan sering kali muncul dari ketegangan antara berbagai perasaan yang kita alami, seperti konflik antara cinta dan kesetiaan, ambisi dan tanggungjawab, atau antara rasa ingin tahu dan ketakutan terhadap hal baru. Perasaan juga memiliki kemampuan untuk berubah seiring waktu, menambah dimensi dinamis pada perjalanan kehidupan kita.

Singkatnya, perasaan adalah salah satu elemen utama yang memberikan warna pada drama kehidupan manusia, menciptakan pengalaman yang kompleks, mendalam, dan bermakna.

Drama kehidupan yang banyak macamnya ini telah mewarnai hidup kita. Tapi dalam konteks hubungan sosial di lingkungan internalnya seperti keluarga inti dan keluarga besar serta lingkungan sosial dimana kita berada, kita tak dapat membebaskan perasaan kita yang menggelayut kesana-kemari begitu saja.

Ilustrasi tak semua bisa kita kendalikan. Foto : hipwee.com
Ilustrasi tak semua bisa kita kendalikan. Foto : hipwee.com

Membebaskan perasaan

Manusia now sangatlah kompleks. Kita tak mudah menjadi aku yang autentik dan terbuka. Ada keluarga inti. Di dalamnya penting untuk membangun komunikasi yang jujur dan terbuka. Membebaskan perasaan dalam arti apa yang kita rasakan, perlu dilakukan dengan sensitivitas terhadap anggota keluarga lainnya. Konflik dan perbedaan pendapat adalah hal yang wajar terjadi, tetapi komunikasi tidaklah selalu sehat dalam rangka mengatasi masalah yang kita hadapi.

Lalu di dalam keluarga besar, ada norma budaya, tradisi, dan ekspektasi sosial yang mempengaruhi sejauh mana kita merasa bebas untuk mengekspresikan perasaan. Ini juga membuka kesempatan untuk merangkul keragaman pandangan dan belajar bagaimana saling mendukung. Maka bijaksanalah dalam memilih waktu dan tempat yang tepat untuk berbicara tentang perasaan anda.

Di lingkungan sosial yang lebih luas, seperti di tempat kerja atau komunitas, membebaskan perasaan juga harus dilakukan dengan bijak. Terlalu banyak atau terlalu terbuka dalam mengekspresikan perasaan tertentu mungkin tidak selalu cocok. Hanya berbagi perasaan atau tantangan yang lebih umum dapat membangun kedekatan dan solidaritas dengan orang lain.

Membebaskan perasaan tidak selalu berarti mengeluarkan emosi secara kasar atau tanpa pertimbangan. Ini terkait dengan keterampilan emosional dan komunikasi yang memungkinkan kita untuk mengartikulasikan perasaan kita dengan bijak dan penuh pengertian terhadap konteks dan dampaknya terhadap orang lain.

Hormatilah batas pribadi dan emosional orang lain. Meskipun kita ingin membebaskan perasaan kita, kita juga perlu mendengarkan dan merespons perasaan orang lain dengan pengertian.

Dalam semua hubungan sosial, kejujuran, pengertian, dan komunikasi yang efektif adalah kunci untuk menciptakan lingkungan di mana kita merasa diterima dan bisa menjadi diri sendiri tanpa merasa takut atau khawatir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun