Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Tak Semua Bisa Kita Kendalikan

31 Agustus 2023   13:27 Diperbarui: 13 September 2023   04:22 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tidak semua hal bisa kita kendalikan, justru kita sendirilah yang harus pandai mengendalikan perasaan kita sendiri. Sumber: Freepik/wayhomestudio

Tak semua Bisa Kita Kendalikan

Hidup tanpa perasaan. Itu tak mungkin. Coba saja lihat cerita Robin Hood yang terdampar sendirian di sebuah pulau. Robin berkeluhkesah merasa sendirian dan akhirnya berinteraksi juga dengan orang, sekurangnya berinteraksi dengan alam sekitar ketika belum ketemu anak manusia. Terlepas apakah Robin Hood hanya karangan semata. Tapi inspirasi si penulis pasti datang dari lingkungan sosial dimana ia hidup.

Perasaan hanyalah sebagian dari diri kita. Anatomi kita simple saja, yi tulang barbalutkan daging, darah, otak dan perasaan. Makhluk hidup memang unik, karena mereka berperasaan. Jangankan kita, cacing saja pun merasa terusik dan menggeliat ketika katakanlah terinjak, bahkan pohon bagi mereka yang mengerti bahasa Flora. 

Pepohonan di lingkar Bromo misalnya. Itu akan terusik ketika kita ceroboh asal bakar api unggun disitu. Alam sekitar sudah ada disana sebelum kita ada. Sekarang pohon Pinus yang kita lihat, boleh jadi dulu sekali adalah pohon-pohon purba yang telah ber-evolusi berubah bentuk seperti tetumbuhan yang kita lihat sekarang di lingkar Bromo.

Dunia ini sudah tua. Tak ada yang tak berubah, yang muda menjadi tua, misteri "big bang" belum juga tersibak, kecuali Mentari yang setia muncul di ufuk timur dan tenggelam di ufuk barat, burung-burung yang beterbangan di udara, hujan yang turun dari awan dst. Anak manusia tak cukup hanya menjadi tua, tapi tiba saatnya "marujung ngolu" atau pensiun selamalamanya dari kehidupan ini.

Yang berubah adalah manusia membuka dunia hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, tahun ke tahun, abad ke abad dst. Ia membuat aturan tentang komunitasnya. Ia menciptakan alat-alat untuk bertahan hidup. Ia menyibak rahasia alam semesta yang tak kunjung tersingkap sepenuhnya. Manusia mewarnai hidupnya generasi demi generasi sehingga seperti tampilan kita sekarang. Selesaikah itu.Tentu tidak. Manusia sudah ada sejak zaman Neanderthal. Ia terus berubah. Lihat penggalian arkeologis yang dilakukan selama ini, peradaban manusia yang tertutup sedimentasi alam, berhasil dibongkar lembar demi lembar. Oh ini toh kita.

Warna-warni

Anak manusia yang adalah tulang berbalutkan daging, darah, otak dan perasaan ini akan terus bergerak. Dan dalam pencarian ini tanpa disadari perasaan dan pikiran manusia telah berkembang sedemikian rupa, sehingga kita kaya dengan iptek dan kaya dengan drama kehidupan. Selesaikah. Oh no. Iptek yang kita dapat sejauh ini baru noktah kecil tak berarti dibandingkan alam semesta yang tak terbilang dengan aljabar abstrak sekalipun. Drama kehidupan pun demikian. Ada romantika disitu. Ada suka dan duka. Ada pahit dan manis. Melalui prisma, drama kehidupan ini penuh warna-warni.

Salah satu warna dalam drama kehidupan adalah perasaan. Kita selalu terbawa oleh perasaan. Perasaan memainkan peran yang sangat penting dalam drama kehidupan. Warna perasaan seperti cinta, kebahagiaan, kesedihan, kemarahan, takut, dan banyak lainnya adalah elemen-elemen utama yang membentuk pengalaman manusia dan interaksi sosial. Perasaan memiliki dampak yang kuat terhadap bagaimana kita berpikir, bertindak, dan merespons situasi di sekitar kita.

Dalam banyak aspek kehidupan, termasuk hubungan antarpribadi, pekerjaan, seni, dan banyak lagi, perasaan menjadi pendorong utama untuk motivasi dan perilaku kita. Perasaan dapat menciptakan konflik atau keterikatan, menginspirasi karya seni yang mendalam, dan membantu kita memahami diri kita sendiri dan orang lain dengan lebih baik.

Drama kehidupan sering kali muncul dari ketegangan antara berbagai perasaan yang kita alami, seperti konflik antara cinta dan kesetiaan, ambisi dan tanggungjawab, atau antara rasa ingin tahu dan ketakutan terhadap hal baru. Perasaan juga memiliki kemampuan untuk berubah seiring waktu, menambah dimensi dinamis pada perjalanan kehidupan kita.

Singkatnya, perasaan adalah salah satu elemen utama yang memberikan warna pada drama kehidupan manusia, menciptakan pengalaman yang kompleks, mendalam, dan bermakna.

Drama kehidupan yang banyak macamnya ini telah mewarnai hidup kita. Tapi dalam konteks hubungan sosial di lingkungan internalnya seperti keluarga inti dan keluarga besar serta lingkungan sosial dimana kita berada, kita tak dapat membebaskan perasaan kita yang menggelayut kesana-kemari begitu saja.

Ilustrasi tak semua bisa kita kendalikan. Foto : hipwee.com
Ilustrasi tak semua bisa kita kendalikan. Foto : hipwee.com

Membebaskan perasaan

Manusia now sangatlah kompleks. Kita tak mudah menjadi aku yang autentik dan terbuka. Ada keluarga inti. Di dalamnya penting untuk membangun komunikasi yang jujur dan terbuka. Membebaskan perasaan dalam arti apa yang kita rasakan, perlu dilakukan dengan sensitivitas terhadap anggota keluarga lainnya. Konflik dan perbedaan pendapat adalah hal yang wajar terjadi, tetapi komunikasi tidaklah selalu sehat dalam rangka mengatasi masalah yang kita hadapi.

Lalu di dalam keluarga besar, ada norma budaya, tradisi, dan ekspektasi sosial yang mempengaruhi sejauh mana kita merasa bebas untuk mengekspresikan perasaan. Ini juga membuka kesempatan untuk merangkul keragaman pandangan dan belajar bagaimana saling mendukung. Maka bijaksanalah dalam memilih waktu dan tempat yang tepat untuk berbicara tentang perasaan anda.

Di lingkungan sosial yang lebih luas, seperti di tempat kerja atau komunitas, membebaskan perasaan juga harus dilakukan dengan bijak. Terlalu banyak atau terlalu terbuka dalam mengekspresikan perasaan tertentu mungkin tidak selalu cocok. Hanya berbagi perasaan atau tantangan yang lebih umum dapat membangun kedekatan dan solidaritas dengan orang lain.

Membebaskan perasaan tidak selalu berarti mengeluarkan emosi secara kasar atau tanpa pertimbangan. Ini terkait dengan keterampilan emosional dan komunikasi yang memungkinkan kita untuk mengartikulasikan perasaan kita dengan bijak dan penuh pengertian terhadap konteks dan dampaknya terhadap orang lain.

Hormatilah batas pribadi dan emosional orang lain. Meskipun kita ingin membebaskan perasaan kita, kita juga perlu mendengarkan dan merespons perasaan orang lain dengan pengertian.

Dalam semua hubungan sosial, kejujuran, pengertian, dan komunikasi yang efektif adalah kunci untuk menciptakan lingkungan di mana kita merasa diterima dan bisa menjadi diri sendiri tanpa merasa takut atau khawatir.

Baperan

Yang menjadi persoalan adalah ketika kita menjadi baperan atau bawa perasaan dimanapun kita berinteraksi. Kalau sesekali mungkin tak masalah. Tapi ketika kita lepas kendali dan apapun yang kita hadapi akan selalu dibawa ke perasaan. Ini adalah lampu merah bagi kita.

Ini bisa menjadi tantangan yang nyata dan bisa berdampak negatif pada kesejahteraan emosional dan hubungan sosial kita.

Beberapa pendekatan

Kembangkanlah kesadaran emosional terhadap perasaan anda. Memahami mengapa anda merasa seperti itu, apa yang memicunya, dan bagaimana perasaan itu mempengaruhi anda dapat membantu anda lebih memahami diri sendiri.

Kelolalah Emosi anda. Ini adalah keterampilan penting yang melibatkan kemampuan untuk mengenali emosi dalam diri kita, tetapi juga untuk mengatur respons kita terhadap seseorang dan sekelompok orang. Teknik-teknik seperti meditasi, latihan pernapasan, dan kognitif perilaku dapat membantu dalam hal ini.

Jika anda merasa perasaan anda sedang mempengaruhi interaksi sosial anda, bicaralah terbuka kepada orang-orang terdekat anda tentang perasaan ini. Sometime, berbicara tentang apa yang anda rasakan dapat membantu mengurangi tekanan emosional.

Tetapkanlah batasan sehat bagi diri anda sendiri. Jika anda merasa perasaan anda terlalu kuat, ingatkan diri anda sendiri tentang batasan-batasan ini. Selain itu, cari dukungan dari teman, keluarga, atau bahkan profesional jika perlu.

Cobalah merenung mengapa anda merasa begitu terbawa-bawa oleh perasaan anda. Mungkin ada pengalaman masa lalu atau pola pikir tertentu yang mempengaruhi cara anda merespons perasaan anda.

Mengembangkan keterampilan emosional dapat membantu anda lebih kuat dalam menghadapi perasaan anda. Ini mencakup kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengartikulasikan perasaan anda dengan tepat, serta mengenali perasaan orang lain.

Jika anda merasa tidak mampu mengelola perasaan anda dengan sendirian, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari seorang profesional kesehatan mental. Psikoterapi dapat membantu anda memahami akar permasalahan dan mengembangkan strategi untuk mengatasinya.

Jika perasaan anda terus-menerus mengganggu interaksi sosial dan kesejahteraan anda, itu bisa menjadi lampu merah bahwa ada perluasan dalam pengelolaan emosi dan pertimbangan kesehatan mental. Dengan dukungan yang tepat dan usaha untuk berkembang, anda dapat mengatasi tantangan ini dan mengembangkan cara yang lebih sehat dalam menghadapi perasaan anda.

Ketrampilan emosional

Keterampilan emosional adalah kemampuan untuk mengenali, memahami, mengelola, dan mengekspresikan emosi dengan sehat dan efektif. Keterampilan ini tidak hanya membantu anda menghadapi emosi negatif, tetapi juga membantu anda berinteraksi dengan orang lain secara lebih positif

Pertama-tama, belajarlah untuk mengenali emosi anda. Luangkan waktu untuk merenung dan bertanya pada diri sendiri bagaimana anda merasa dalam berbagai situasi. Anda juga dapat mencatat emosi anda dalam jurnal. Kesadaran terhadap emosi adalah langkah awal yang penting.

Saat anda merasa emosi muncul, cobalah untuk memantau bagaimana emosi itu mempengaruhi pikiran dan tubuh anda. Apa yang anda pikirkan? Bagaimana tubuh anda merasakannya? Ini membantu anda lebih terhubung dengan pengalaman emosional anda.

Latihan meditasi dan pernapasan dapat membantu anda tetap tenang dan terfokus saat emosi meningkat. Teknik pernapasan dalam dan luar yang dalam dapat membantu meredakan ketegangan fisik yang terkait dengan emosi.

Mengendalikan emosi bukan berarti menekan atau mengabaikannya. Sebaliknya, itu adalah tentang mengelolanya secara sehat. Cobalah untuk memberi diri anda waktu sejenak sebelum merespons situasi yang memicu emosi kuat. Ini memberi anda kesempatan untuk merenung dan memilih respons yang lebih bijak.

Keterampilan emosional juga melibatkan kemampuan untuk mengungkapkan emosi dengan cara yang jelas dan tulus kepada orang lain. Berbicara dengan jujur dan terbuka tentang perasaan anda dapat membantu membangun kedekatan dan pemahaman.

Belajarlah mengenali emosi orang lain, serta memahami perspektif mereka, adalah bagian penting dari keterampilan emosional. Ini membantu anda berinteraksi dengan lebih baik dan merasa lebih terhubung.

Setiap kali anda menghadapi emosi yang intens, berupayalah untuk merenung setelahnya. Apa yang bisa anda pelajari dari pengalaman ini? Bagaimana anda bisa menangani situasi serupa di masa depan?

Keterampilan emosional melibatkan komponen kognitif (pikiran), emosional (emosi itu sendiri), dan perilaku (tindakan yang anda ambil). Ini bukan hanya tentang mengendalikan melalui pikiran, tetapi juga tentang memahami dan merespons emosi dengan seimbang.

Jika anda merasa kesulitan mengembangkan keterampilan emosional atau merasa terjebak dalam pola emosional yang merugikan, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari seorang terapis atau konselor. Mereka dapat membantu anda mengidentifikasi masalah yang mendasari dan memberikan panduan yang lebih khusus.

Ingatlah bahwa mengembangkan keterampilan emosional memerlukan waktu dan latihan yang konsisten. Tidak ada cara instan untuk mengendalikan emosi, tetapi dengan usaha dan kesabaran, Anda dapat meningkatkan cara anda merespons dan berinteraksi dengan emosi anda sendiri serta emosi orang lain.

Dunia sudah semakin tua, so hentikanlah segera Baperan anda. Tak semua hal bisa kita kendalikan. Perasaan yang selalu memandang ini ono dan ene salah, itu akan membuat dunia ini menjadi absurd dan akan mempersulit dan mempersingkat hidup anda. Bantulah pendahulu kita menguak dunia ini lebih lebar dan lebih benderang lagi bagi generasi penerus dan bukannya baperan tak berkeputusan.

Joyogrand, Malang, Thu', August 31, 2023.

Kita cepat mati kalau terlalu banyak pikiran. Foto : id.quora.com
Kita cepat mati kalau terlalu banyak pikiran. Foto : id.quora.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun