Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memudarkah Semangat Merah-Putih

9 Agustus 2023   14:06 Diperbarui: 9 Agustus 2023   14:19 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Praktis hanya Setasiun KA Bogor yang pertama merias diri jelang hari kemerdekaan. Foto: Parlin Pakpahan.

Semangat kebangsaan atau semangat merah-putih di negeri melting pot seperti Indonesia sejujurnya memang bervariasi tergantung pada perspektif dan pengalaman masing-masing individu.

Betapa sepinya nuansa merah-putih di kota Depok. Foto: Parlin Pakpahan.
Betapa sepinya nuansa merah-putih di kota Depok. Foto: Parlin Pakpahan.

Setiap tanggal 17 Agustus, Indonesia merayakan Hari Kemerdekaannya. Perayaan ini biasanya diiringi oleh berbagai kegiatan seperti lomba-lomba, pawai, dan upacara bendera. Partisipasi dan antusiasme masyarakat dalam perayaan ini dapat dianggap sebagai indikasi semangat kebangsaan yang tinggi.

Respon dan tanggapan masyarakat Indonesia terhadap berbagai krisis atau bencana, seperti bencana alam atau pandemi, dapat mencerminkan semangat gotongroyong dan kepedulian terhadap sesama warga negara. Solidaritas dan bantuan sukarela yang muncul dalam situasi-situasi sulit ini juga dapat diartikan sebagai semangat kebangsaan.

Penghormatan terhadap lambang-lambang negara, seperti bendera merah-putih, lagu kebangsaan "Indonesia Raya", dan lambang Garuda Pancasila, dapat mencerminkan rasa hormat dan semangat kebangsaan yang mendalam.

Semangat kebangsaan juga dapat tercermin dalam bagaimana masyarakat Indonesia menjalani kehidupan sehari-hari. Ini meliputi rasa cinta terhadap budaya, bahasa, dan warisan Indonesia, serta kesediaan untuk berkontribusi dalam memajukan negara, juga terlihat dalam kesadaran akan identitas nasional yang kuat, seperti pengakuan terhadap keragaman budaya dan etnis dalam satu kesatuan bangsa, serta upaya untuk mempromosikan persatuan di tengah perbedaan.

Dengan lata lain, semangat kebangsaan tidak selalu merata di seluruh populasi. Ada faktor-faktor seperti perbedaan sosial, ekonomi, politik, dan budaya yang dapat mempengaruhi persepsi dan tingkat keterlibatan individu dalam semangat kebangsaan. Semangat kebangsaan juga bisa berubah seiring waktu, tergantung pada peristiwa-peristiwa nasional dan perubahan sosial yang terjadi.

Nuansa merah-putih yg penuh semangat kemerdekaan di kompleks Joyogrand, Malang. Foto: Parlin Pakpahan.
Nuansa merah-putih yg penuh semangat kemerdekaan di kompleks Joyogrand, Malang. Foto: Parlin Pakpahan.

Kesan mendalam tentang kota Surabaya dan Malang. Disini semangat merah putih itu masih tetap membara tak lekang oleh zaman, meskipun Indonesia sekarang sudah termasuk negara maju kelas menengah di pentas dunia. Sebaliknya di Jabodetabek dan daerah-daerah lainnya semangat ini melempem.

Untuk memahami mengapa begitu, setidaknya analisis trilogi antroposene, sosiologis dan psikologis dapat menjelaskannya sbb :

1. Antroposene.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun