Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Monster Modernitas, Penyucian dan Kasih Ilahi

15 Juli 2023   15:44 Diperbarui: 15 Juli 2023   15:50 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan thn 1700, ilustrasi Monster menghampiri kita di kelelapan tidur malam. Foto : churchlifejournal.nd.edu, dipetik dari John Henry Fuseli.

Namun, jelas bahwa monster sebenarnya adalah kesempatan untuk kembali kepada Penyucian dan Kasih dari Tuhan. Keburukan modernitas tidak dapat ditebus oleh masa lalu, tetapi kehidupan dan identitas yang dicari dapat ditemukan dalam sumber Ilahi.

Perjalanan dari mimpi buruk menuju kebangkitan dan jalan turun menjadi jalan naik adalah di saat mata terbuka terhadap cahaya dan seseorang berbalik.

Dalam pemahaman ini, orang-orang yang hampa dan kosong menemukan penyembuhan melalui darah yang melambangkan kelemahan mereka.

Keburukan modernitas setidaknya telah mengungkapkan alternatif yang jelas, yi kehidupan dalam kematian atau kehidupan yang melampaui kematian.

Pada akhirnya penyelesaian terhadap kengerian dan kekosongan modernitas sekarang hanya dapat ditemukan melalui kembalinya kepada Kasih Ilahi dan Penyucian. Ini menunjukkan harapan bahwa di tengah-tengah monster dan kegelapan modernitas sekarang, masih ada potensi untuk menemukan jalan kehidupan dan arti yang lebih tinggi.

Joyogrand, Malang, Sat', July 15, 2023.

Detail keadaan manusia yang sudah jadi Monster di Neraka. Foto : alamy.com, dipetik dari Antonio Vanegas.
Detail keadaan manusia yang sudah jadi Monster di Neraka. Foto : alamy.com, dipetik dari Antonio Vanegas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun