Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Perlunya Polisi Sosial di Lingkungan Perumahan

5 Juni 2023   15:25 Diperbarui: 5 Juni 2023   15:47 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diperlukan partisipasi aktif dalam kegiatan komunitas dan mengedepankan semangat kebersamaan yang dapat membantu membangun hubungan yang lebih baik di lingkungan perumahan. Melibatkan diri dalam pertemuan tetangga, proyek kebersihan, atau kegiatan sosial lainnya dalam rangka memperkuat rasa kepemilikan dan ikatan dalam komunitas.

5. Mengembangkan empati dan toleransi.

Membangun empati terhadap orang lain dan mempraktekkan toleransi terhadap perbedaan adalah aspek penting dalam interaksi sosial yang sehat. Mencoba memahami situasi dan sudut pandang orang lain, serta menghargai keberagaman dalam lingkungan perumahan, dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan harmonis.

Di slum area, interaksi sosial melibatkan dinamika yang kompleks karena kondisi sosial-ekonomi yang sulit. Namun, prinsip-prinsip seperti komunikasi terbuka, solidaritas komunitas, kepedulian, dan partisipasi tetap relevan.

Menghormati kehidupan pribadi orang lain, menjaga kebersamaan, dan membangun kesadaran akan kesulitan yang dihadapi masyarakat adalah penting dalam membangun interaksi sosial yang lebih positif.

Polisi Sosial dan Kendali Diri

Sanggupkah kita mengendalikan diri kita sendiri dalam dinamika sosial seperti itu. Karena musuh utama itu ternyata adalah diri kita sendiri. Sedangkan bagi pemerintah adalah salah kalau mengkambinghitamkan warga yang tak berpartisipasi aktif dalam pembangunan. Bagaimana mungkin mereka berperan aktif disitu kalau tidak difasilitasi pemerintah melalui para petugas lapangannya yang bergaji, bahkan merekalah yang seharusnya menuntun warga untuk menjaga harmoni lingkungan tanpa mencederai nilai-nilai lama yang seharusnya tetap dijunjung seperti toleransi, menjaga privacy masing-masing selaku hak dasar manusia, dan di atas segalanya adalah perlu adanya pemimpin dan kepemimpinan di tingkat RT/RW dan Desa/Kelurahan yang mampu mengendalikan wilayah kerjanya.

Akhirnya, yang belum pernah dicoba sejauh ini adalah pengadaan “Polisi Sosial” yang bukan Polisi RW seperti yang diintrodusir Polri sekarang. Polisi sosial perlu dalam melestarikan nilai-nilai sosial lama seperti gotongrong, dan memperkuat nilai-nilai sosial baru seperti “sikap egaliter” dan bukannya sikap sok jago seperti kemarin-kemarin, sikap demokratis yang menghargai perbedaan pendapat bagaimanapun adanya, sikap anti gossip dst.

Kalau toh Polisi Sosial ini diabaikan pemerintah, yakinlah Polisi RW yang sudah mulai diturunkan sekarang ini tak banyak gunanya, karena mereka hanya bertugas sebatas pengamanan dan bukan memfasilitasi nilai-nilai kemasyarakatan yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Lain halnya dengan Polisi Sosial yang dalam hal ini sudah dilatih secara lintas sektoral oleh pemerintah dan mereka telah bersertifikasi khusus untuk itu.

Joyogrand, Malang, Mon’, June 05, 2023.

Ilustrasi hidup bertetangga di perumahan.Foto : idntimes.com
Ilustrasi hidup bertetangga di perumahan.Foto : idntimes.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun