Bob Dylan Centre
Ikon Amerika bahkan dunia itu kini dianugerahi Bob Dylan Centre di Tulsa Oklahoma. Gedung rancangan Olson Kundig untuk kepentingan kepariwisataan dan Dylanologi di masa yad itu berdiri dengan anggun, sementara Dylan sudah berusia 83 dan semakin menua, meski sejauh ini tetap sehat. Dylan Centre dirancang dapat menampung dan memamerkan lebih dari 100.000 kekayaan budaya eksklusif yang dibuat dan dimiliki oleh Dylan selama tujuh dekade. Obyek wisata budaya itu sudah dikunjungi para pelancong budaya lokal maupun mancanegara sejak Mei tahun 2022 lalu.
Dylan Centre berisi sekitar 100.000 artefak, hanya sebagian kecil yang dipajang untuk umum, dan sisanya disediakan untuk peneliti dan cendekiawan atau untuk kepentingan lain ketika museum merotasi beberapa di antara artefak disitu. Bahkan jikapun itu hanya mewakili puncak gunung es dari koleksi massif yang dijual Dylan ke Yayasan Keluarga Milyarder George Kaiser, dengan ruang pameran seluas 29.000 kaki persegi yang sekarang terbuka untuk umum. Itu adalah persembahan luarbiasa dalam pencagaran budaya. Tulsa yang adalah kota minyak mengandalkan keuntungan besar dari Dylanologists yang akan datang ke kota untuk meneliti seluruh karya budaya Dylan. Centre ini bertetangga dengan Woody Guthrie Centre, seorang musisi besar serupa Dylan yang juga ikonik -- lih Chris Willman dalam https://tinyurl.com/y3v46468
Rough and Rowdy Ways
Bob Dylan harus diakui tidak pernah mengecewakan, bahkan saat dia semakin menua dengan usia 83 sekarang, dia masih mampu menemukan kembali dirinya dan mengejutkan para penggemarnya yang paling setia. Rilis tak terduga pada bulan Juni 2020 dengan album yang berjudul "Rough and Rowdy Ways" diumumkan melalui medsos setelah Dylan merilis dua lagunya lebih awal di masa pandemi Covid-19.
Suara gelap dan lirik album awalnya menunjukkan pergulatan pribadi Dylan dengan kefanaan. Namun rekaman itu bukanlah "lagu angsa" atau renungan seorang lelaki tua yang menunggu untuk mati. Rough and Rowdy Ways menyoroti kematian diri yang berkelanjutan yang harus dipilih oleh setiap orang untuk dipeluk.
Di halaman awal "New Seeds of Contemplation" dalam bukunya berjudul "The Monk's Record Player : Thomas Merton, Bob Dylan, and the Perilous Summer of 1966", Merton menulis bahwa "kontemplasi selalu berada di luar pengetahuan kita sendiri, di luar cahaya kita sendiri, di luar sistem, di luar penjelasan, di luar wacana, di luar dialog, di luar diri kita sendiri. Kontemplasi seseorang harus dalam arti tertentu mati, tetapi kematian itu sendiri sebenarnya adalah pintu masuk ke kehidupan yang lebih tinggi. Ini adalah kematian demi kehidupan yang meninggalkan semua yang dapat kita ketahui atau hargai sebagai kehidupan, sebagai pemikiran, sebagai pengalaman, sebagai kegembiraan, sebagai keberadaan  -- lih Fr. John Gribowich dalam https://tinyurl.com/2jxvl93v
Amazing. Komentar dari seorang pemikir ternama seperti Thomas Merton sungguh membuat darah kita berdesir betapa Dylan sudah sampai pada permenungan yang benar-benar puitik filosofis menakjubkan. Sungguh tak ada duanya.
Rough and Rowdy Ways album studio ke-39 Dylan dirilis pada 19 Juni 2020. Album ini menandai rilis musik orisinal pertama Dylan sejak album 2012 "Tempest".
Rough and Rowdy Ways atau "Cara Kasar dan Gaduh" menerima pujian kritis yang meluas setelah dirilis dan mencapai kesuksesan komersial, dan menduduki puncak tangga lagu di beberapa negara, seperti UK. Album ini menampilkan sepuluh lagu, menampilkan perpaduan unik Dylan antara folk, rock, blues, dan Americana.
Lagu-lagu di album ini mencakup beragam tema dan topik, mulai dari refleksi kematian dan sejarah hingga referensi budaya dan introspeksi pribadi. Beberapa lagu terkenal dari "Rough and Rowdy Ways" termasuk "Murder Most Foul", epik berdurasi 17 menit yang mengingatkan pembunuhan Presiden John F. Kennedy, dan "I Contain Multitudes", yang merujuk pada berbagai tokoh sejarah dan budaya.