Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Bob Dylan Tak Tertandingi Memasuki Semua Relung Kehidupan Kita

27 Mei 2023   13:09 Diperbarui: 27 Mei 2023   13:11 915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bob Dylan di London pada 27 April 1965. Foto : AP via latimes.com

Dylan jelas berhak mendapat Nobel Sastera, sebab dia telah melahirkan karya imajinatif dalam bentuk lagu. Menilik sejarah Nobel Sastera, tak sedikit penulis non fiksi, di luar prosa dan puisi, seperti sejarawan Theodor Mommsen (1902), filsuf Louis Bergson (1927), pemimpin negara Winston Churchill (1953), dan jurnalis Svetlana Alexievich (2015) yang juga mendapat penghargaan tsb.

Apa yang dilakukan Dylan hanyalah melanjutkan tradisi kuno dari sastera. Sastera pertama umat manusia adalah lirik-lirik puitik yang disenandungkan. Pada zaman kuno, masyarakat mendengarkannya pada waktu-waktu tertentu.

Lirik-lirik tsb berisi riwayat leluhur mereka atau beragam pemujaan terhadap kekuatan Adikodrati. Tidak jarang lirik-lirik puitik itu berupa mantera ntah untuk mengusir kekuatan jahat atau menyembuhkan suatu penyakit.

Hingga kini, bentuk sastera seperti itu masih bisa kita jumpai di masyarakat-masyarakat pedalaman sebagai bagian dari sastera lisan. Mereka yang mengecam lirik-lirik puitik yang dinyanyikan Bob Dylan tidak dianggap sebagai sastera. Ini sama saja mengingkari sejarah kesusasteraan itu sendiri.

Bob Dylan dapat dikatakan adalah sasterawan yang menyanyikan lirik-lirik puitiknya sebagaimana yang dilakukan manusia zaman kuno. Bedanya, lagu-lagu Dylan tidak lagi diperdengarkan dengan cara lama. Berkat kemajuan iptek, musik Dylan mampu menjangkau pendengar yang lebih luas baik lewat media cakram rekaman maupun dunia maya.

Lirik-lirik khas Dylan yang dikenal puitik, sekaligus politis, juga merupakan suara zaman. Tak heran, Akademi Nobel memilih Dylan sebagai peraih penghargaan bergengsi itu dengan alasan mampu menciptakan ekspresi puitik baru.

Sebagai seorang warga Amerika, Nobel Sastera untuk Dylan tahun 2016 merupakan tamparan buat negaranya sendiri yang menjalankan politik hegemoni, khususnya geoekonomi dan geopolitik, dengan sekutu baratnya. Dimana-mana terjadi peperangan yang dipicu oleh politik seperti itu sebagaimana halnya krisis Ukraina sekarang. Lirik-lirik puitik perdamaian Dylan sangat pas sebagai pengingat bahwa perang masih ada dan berkelanjutan.

Dylan si kuda hitam terus menebar pesan-pesan kemanusiaannya kepada seisi dunia dengan menumpang angin sebagaimana lagunya .... The answer, My Friend, is blowing in the wind. The answer is blowing in the wind ...

Dalam Ballad of a Thin Man Dylan dari album Highway 61 Revisited yang direlease oleh Columbia pada 30 Agustus 1965, kita kutip  sepenggal ballada nasty ala Dylan sbb :

Anda memiliki banyak kontak di kalangan penebang pohon, untuk membeber fakta ketika seseorang menyerang imajinasi Anda. Tapi tidak ada yang perduli, bagaimanapun mereka berharap Anda memberikan cek yang dipotong pajak kepada organisasi amal; Anda pernah bersama para professor; Dan mereka semua menyukai Anda; Anda telah membahas penderita kusta dan penjahat dengan pengacara yang hebat; Semua tahu Anda telah membaca dengan cermat semua buku F. Scott Fitzgerald; Tapi apa yang terjadi sekarang; Anda tidak tahu sama sekali persoalannya. Bukankah begitu Mr. Jones?

Yang disebut Mr. Jones ini terus melakukan kesalahan dalam situasi aneh, dan semakin banyak pertanyaan yang diajukan kepadanya, semakin tak masuk akal baginya dunia ini. Boleh dikata Ballad of a Thin Man adalah salah satu penyidikan Dylan yang paling gencar terhadap penyusup borjuis yang dangkal, berpakaian perlente ala kaum hipster tapi tak jelas dalam aksi nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun