Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Geriatric Millennial Zaman Now

15 Maret 2023   16:19 Diperbarui: 15 Maret 2023   17:13 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Geriatric Millennial selfie di masa pandemi. Foto : Parlin Pakpahan.

Geriatric Millennial sedang santai di sebuah cafe jadul di Malang. Foto : Parlin Pakpahan.
Geriatric Millennial sedang santai di sebuah cafe jadul di Malang. Foto : Parlin Pakpahan.

Busana ternyata berperan nyata dalam gaya hidup kita sehari-hari. Generasi seangkatanku yang sudah pensiun pastilah minoritas dalam piramida penduduk sekarang. Kaum minoritas ini tentu tak terlihat at now yang didominasi generasi milenial, generasi sandwich, dan generasi rebahan penggila gadget. Tapi dalam lingkungan sosial dan dalam hidup sehari-hari, kita pastilah berinteraksi, dan ada respon silih berganti disitu.

Aku sendiri tidak terlalu perduli apakah setelanku kemarin ketika keluar rumah direspon pas atau tidak. Di luar dugaan, malah yang muncul respon positif. Keren kan.

Saya pikir fashion itu memang subyektif. Bisa saja seorang berusia 70 merangkul kecintaannya pada tren saat ini, ntah itu jeans, sepatu kets dan jacket seperti yang saya kenakan kemarin, atau bagi kalangan Eva di usia seperti itu masih menyukai rok mini, atasan tipis, bahkan celana kargo atau gombrang. Jadi Geriatric Millennial-lah. Sudah jadi Opa/Oma tapi keren. Kl begitu. Boleh jadi ada saja yang nyinyir nggak suka, tapi percayalah bahwa kita bisa menjadi keren bahkan seksi, karena bagaimanapun fashion adalah tentang "gaya kita" dan "bukan usia kita."  

Pasangan geriatric millennial sedang mengantarkan bungsunya di sebuah setasiun di Jakpus. Foto : Parlin Pakpahan.
Pasangan geriatric millennial sedang mengantarkan bungsunya di sebuah setasiun di Jakpus. Foto : Parlin Pakpahan.

Pada usia tertentu kita pastilah menjadi minoritas bahkan super minoritas di interval usia tertentu, dimana kita sudah bergelar Ompung atau Opa/Oma. Tapi kita bisa menjadi keren dan seksi, sejauh kita tidak kehilangan semangat hidup. Kita harus dapat menginspirasi khalayak bahwa kita tidak harus berhenti berpakaian dengan cara tertentu hanya karena telah berusia 50, 60, 70, 80, bahkan 90 tahun.

Saya seringkali keluar rumah seperti kemarin dengan jeans dan sepatu kets hanya sekadar menunjukkan bagaimana saya menapaki hidup di usia pensiun dengan fashion seperti itu. Di Jabodetabek, saya teringat seorang Oma di Depok Belanda yang mengenakan rok mini. Menurut saya keren, karena kaki si oma memang indah dan perlu dipamerkan.

Saya juga menyukai musik modern, seraya mengagumi music Jazz, Blues dan balada-balada romantik ala Perancis seperti karya Chopin misalnya.

Itu akan membantu kita awet muda. Maka, jadilah fashionista yang baik tanpa harus berlalulalang sebanyak-banyaknya ke aneka rumah mode di lingkunganmu, apalagi sampai harus mengejar deadline untuk bisa menyaksikan sebuah peragaan mode di Jakarta sana.

Gang Geriatric Millennial sedang reuni dan  bernyanyi santai di Kebun Raya Bogor. Foto : Parlin Pakpahan.
Gang Geriatric Millennial sedang reuni dan  bernyanyi santai di Kebun Raya Bogor. Foto : Parlin Pakpahan.

Gaya berpakaian kita yang minoritas ini bukanlah untuk semua orang. Anda bisa saja konservatif di usia 30-an dan trendi di usia 50-an, 60-an, 70-an, bahkan di atas itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun