Namun, mendorong Ukraina untuk merebut kembali wilayahnya di selatan, karena barat beranggapan strategi itulah yang lebih aman.
Dalam konteks ini barat terlihat naif. AS pasti menyadari realitas paradoks ini, namun terus mendorongnya untuk menyelamatkan muka dan memperpanjang kekalahan retorika pseudo-demokratisnya.Â
Dapat dimengerti, dorongan untuk diplomasi dengan Rusia melalui jalur etis untuk mencegah pertumpahan darah lebih lanjut, itu semua akan menjadi kematian politik yang cepat bagi Presiden Biden, saat ia mempersiapkan upayanya untuk pemilihan kembali pada tahun 2024. Dilema AS dan barat adalah Ukraina terpisah dari Rusia atau menghadapi pembalasan nuklir Putin.
Pada akhirnya, sanksi emas dan energi dan strategi mau bergabungnya Finlandia dan Swedia ke Nato dan pencalonan Ukraina ke UE. Itu semua tidak akan menyurutkan Rusia.Â
Putin tidak menunjukkan tanda-tanda surut, sebaliknya gesekan politik dan ekonomi secara bertahap mulai mendapatkan pijakan baru dalam koalisi yang dipimpin AS.
Mengharapkan Putin untuk menggantung sarung tangannya hanya karena Barat menunjukkan kohesi baru pasca perang dingin sama fantastisnya dengan mengharapkan kemenangan Ukraina melawan Rusia tanpa konsekuensi yang merugikan.
Joyogrand, Malang, Wed', August 31, 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H