Perkiraan anggaran mengungkapkan emas adalah komoditas ekspor paling menguntungkan kedua di Rusia setelah ekspor energi.Â
Larangan itu akan secara signifikan memukul perdagangan Rusia, karena hampir 90% dari pendapatan ekspor emas berasal dari ekonomi G7.Â
Meski Rusia masih dapat mengalirkan emas ke ekonomi alternatif di Asia, embargo itu dapat secara efektif mengunci akses Rusia ke pendapatan sekitar US $ 19 miliar per tahun, demikian Menlu AS Antony Blinken dalam wawancaranya dengan CNN.Â
Dengan demikian, AS tampaknya bertekad menjatuhkan ekonomi Rusia untuk melumpuhkan ambisi Kremlin di Ukraina.
Manteranya sama, yi memotong pendapatan maksimum ke titik di mana Rusia berkutat untuk membiayai perang di Ukraina. Hanya, strategi itu sepertinya tidak cukup.
Mematok batas harga minyak pasokan Rusia jauh lebih sulit ketimbang melarang impor emas.Â
Dalam perekonomian masa  kini, emas tidak terlalu penting untuk kelangsungan ekonomi dan sosial dan, pastinya, emas bukan dasar pergolakan di banyak negara maju yang berjuang keras melawan inflasi yang meroket.Â
Sementara ekspor emas Rusia belum dapat mengalir dengan mudah ke pasar alternatif, Rusia sejauh ini telah cukup berhasil menggantikan Eropa sebagai pasar utama untuk pasokan minyak mentahnya.
Enam bulan sejak invasi, pendapatan Rusia dari ekspor minyak sudah naik lebih dari 50%, demikian laporan dari Badan Energi Internasional.Â
Sejak invasi, Eropa secara relatif mengurangi ketergantungannya pada minyak Rusia, sementara AS benar-benar melarang impor minyak mentah dari Rusia.Â
Namun, India telah memperoleh sekitar seperlima dari total ekspor Rusia sejak invasi -- naik dari di bawah 1% kuota sebelum perang.