Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menelisik Krisis Ukraina dengan Pendekatan Surealis

30 Maret 2022   18:51 Diperbarui: 30 Maret 2022   18:55 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah neo Nazi Ukraina ini akan di gulagkan di Siberia atau dikebiri secara politik. Itu urusan belakangan. Dan setiap pasokan senjata barat yang terdeteksi satelit militer Russia dicobapaksakan mengalir dari arah Polandia atau manapun, seketika itu juga missile hypersonic Russia akan menghancurkannya.

Dari semula blitzkrieg perang Ukraina berubah jadi attrition war atau perang terbatas yang saya pikir akan berlangsung paling jauh 60 hari. Beayanya pasti mahal, karena peralatan militer yang digunakan semuanya ultra modern. Maka 60 hari itulah limit waktu terbaik bagi Russia untuk mencapai tujuannya di Ukraina. Yang tersisa sekarang hanya tinggal denazifikasi.

Relakah AS dan Nato saat tujuan Russia tercapai. Dari pengamatan, sejauh ini hanya pers barat saja yang gencar memprovokasi, dengan tak memberitakan fakta bahwa EU tak kunjung bersatu dalam tindakan militer apapun, karena ekonomi mereka kelelahan selama pandemi Covid-19 dan keterbelengguan mereka terhadap energi Russia. 

AS jelas tak mampu bertindak, karena sindrom Afghanistan yang menghabiskan triliunan dollar, masalah migran nekad di tembok perbatasan dengan Meksiko dan guncangan ekonomi dalam negeri yang mulai dicereweti Partai Republik, bahkan sudah mulai terdengar suara-suara keras yang mendesak Joe Biden agar segera mundur dari kepresidenannya.

Dan secara perlahan tapi pasti geopolitik dunia mulai bergeser ke titik keseimbangan baru  dengan semacam prolog munculnya aliansi baru seperti di Timur Tengah yang tadinya dunia Arab anti Israel, sekarang malah bersekutu dalam persekutuan terbaru hasil imajinatif Abraham Accord produk Trump. 

Persekutuan baru yang beranggotakan Israel, Mesir, UEA, Bahrain dan Maroko ini baru saja merampungkan pertemuannya di Sde Boker sebuah kota berteknologi tinggi di tengah gurun Negev Israel. Meski dihadiri Menlu AS Blinken. Mereka punya visi baru bahwa AS bukan lagi polisi di timur tengah. 

Ancaman horrific buat Israel dan dunia Arab sekarang ini adalah Iran dengan lenyapnya kekuatan AS dari bumi Afghanistan dan tertampiknya AS dan sekutu baratnya di bumi Syria. 

Seakan mempertontonkan ototnya yang terbaru, Iran belum lama ini via Houthi telah melancarkan serangan roket ke salah satu kilang minyak di Arab Saudi. Maka tak heran Arab Saudi diam-diam mengamini pertemuan Negev yang sangat imajinatif itu karena berprospek menjadi tonggak perubahan geopolitik di middle east.

Di Asia Pacific kita lihat Beijing belum lama ini berhasil mencapai kesepakatan kerjasama pembangunan dengan negara kepulauan Solomon. Dan PM Solomon Manasseh Sogavare telah membuka kemungkinan kerjasama pertahanan dengan China. 

Ausie dan negara sekitar pun risau dengan fakta ini. Tapi mau bertindak apa dan bagaimana. Yang pasti kepulauan Solomon berprospek imajinatif menjadi semacam kapal induk China yang tak tertenggelamkan dalam pertempuran apapun. 

Itu tentu sebuah imajinasi terbaru dalam geopolitik pasca perang Ukraina, disamping Laut China selatan yang telah dikuasai China sepenuhnya dengan pijakan kepulauan Spratly yang sekarang telah diperlebar dan dibuat permanen sedemikian rupa sebagai kapal Induk China yang tak tertenggelamkan. Segala senjata defensif dan penyerang ultra modern ada disitu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun