Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Misi Diplomatik AS yang Dipertaruhkan Wapres Kamala Harris

12 Maret 2022   18:46 Diperbarui: 14 Maret 2022   07:06 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wapres AS Kamala Harris dan Presiden Polandia Andrzej Duda. Foto : CBS News.

Misi diplomatik Amerika Serikat untuk perang Ukraina Dipertaruhkan oleh Wapres Kamala Harris.

Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris mendarat di Eropa Timur 10 Maret lalu untuk sebuah misi penting memperkuat hubungan dengan sekutu Barat, dan mencoba untuk meredam pertikaian mengenai pesawat tempur antara Polandia dan AS.

Sejak Rabu, 9 Maret, Polandia sudah sibuk menawarkan pesawat tempur Mig-29 agar dikirim ke Ukraina. Warsawa yang khawatirnya minta ampun ingin mengirim 28 jet tempur Mig-29 buatan Russia ke Ukraina melalui pangkalan udara Amerika di Jerman.

Jet tempur itu gratis dan dapat segera dikerahkan, demikian Kemenlu Polandia, dan AS dapat mengambilnya dan membawanya ke Ukraina. Pada gilirannya, AS memasok Polandia dengan jet Amerika yang berkemampuan serupa.

Setidaknya, itulah rencana Polandia--yang kebetulan membuat AS benar-benar lengah. Tawaran Polandia itu dirancang untuk menghindari penampilan Polandia yang langsung mempersenjatai Ukraina.

Namun, Pentagon menolak gagasan itu dan memperingatkan bahwa akan terlalu berisiko untuk memasukkan jet tempur ke Ukraina tanpa harus memicu eskalasi berbahaya Russia.

Impian jet tempur Amerika yang berangkat dari pangkalan Amerika/Nato di Jerman untuk terbang ke wilayah udara Ukraina justru menimbulkan kekhawatiran serius bagi seluruh aliansi Nato, kata Jubir Pentagon, John Kirby. Ini jelas bukan soal macho-macho-an lagi, melainkan bagaimana agar Amerika tidak kehilangan muka.

"Kami akan terus berkonsultasi dengan Polandia dan sekutu Nato kami yang lain tentang masalah ini dan tantangan logistik yang sulit, dan kami tidak yakin proposal Polandia ini dapat dipertahankan," kilah Pentagon.

Wapres Kamala Harris bersama Presiden Rumania Klaus Johanis. Foto : ny1.com via AP.
Wapres Kamala Harris bersama Presiden Rumania Klaus Johanis. Foto : ny1.com via AP.

Wapres Harris - yang misinya ke Eropa sebagian besar dirancang untuk menyoroti persatuan Nato dalam menghadapi serangan tanpa henti Putin - tiba-tiba didorong ke dalam momen ketidakharmonisan yang langka antara sekutu Barat.

Berbicara pada konferensi pers bersama dengan Presiden Polandia Andrzej Duda pada Jumat ybl, Harris menolak untuk membahas masalah ini, sebaliknya berusaha untuk memperkuat hubungan kerjasama antara kedua negara, tanpa membuat komitmen militer tambahan di luar apa yang telah disediakan AS.

Dia juga menyerukan untuk dilakukan penyelidikan apakah invasi Russia ke Ukraina merupakan kejahatan perang dan mengumumkan bantuan kemanusiaan tambahan sebesar US $ 53 juta.

Saya ingin semuanya ini menjadi sangat jelas. AS dan Polandia bersatu dalam apa yang telah kami lakukan dan siap membantu Ukraina dan rakyat Ukraina dari bencana perang ini, demikian Wapres Harris.

Tetapi Harris juga berjuang di sejumlah bidang, termasuk menggambarkan sayap timur sebagai "sisi utara" dan cekikikan dengan gugup pada pertanyaan serius tentang bagaimana AS dapat membantu lebih lanjut dengan masuknya pengungsi Ukraina. Dia tampak tidak siap, dan menoleh ke Duda untuk memberikan jawaban terlebih dahulu, sambil menertawakan leluconnya sendiri bahwa "seorang teman yang membutuhkan adalah benar-benar teman".

Itu adalah momen canggung lainnya bagi Kamala Harris, yang masa jabatannya sebagai Wapres AS telah terhambat oleh pergantian staf, keraguan yang masih ada tentang penampilannya, dan tinjauan yang beragam ketika menyangkut penampilannya di pentas global.

Dalam perjalanan pertamanya ke Meksiko dan Guatemala pada Juni tahun lalu. Tujuannya adalah bagaimana AS ke depan ini dapat mensiasati gelombang migran yang datang dari wilayah yang dikenal sebagai Segitiga Utara, yang terdiri dari El Salvador, Guatemala dan Honduras.

Tetapi Harris diejek oleh lawan-lawannya setelah dia memberikan tanggapan yang canggung dan defensif terhadap pertanyaan mengapa dia tidak mengunjungi perbatasan AS-Meksiko, mengingat imigrasi adalah sesuatu yang telah diminta Presiden Biden untuk diawasinya.

Kemudian dalam kunjungannya ke Paris Nopember tahun lalu setelah kesepakatan kapal selam trio AUKUS yi Ausie, UK dan US telah memicu keretakan diplomatik, lantaran Australia melanggar kontrak US $ 90 miliar dengan pemerintah Perancis.

Perjalanan ke luar negeri khusus kali ini jauh lebih kontroversial ketimbang perjalanan pertama Harris, sebagian karena itu dikoreografikan dengan sangat ketat untuk menghindari agar Ibu Wapres yang suka cekikian ini tidak tersandung hal yang sama seperti di Amerika Tengah.

Kunjungan terakhirnya ke luar negeri sebelum ke Polandia adalah ke Dewan Keamanan Munich bulan lalu, ketika krisis geopolitik di perbatasan Ukraina meningkat.

Untuk sebagian besar Demokrat tampilan Harris disitu diterima dengan baik, sebaliknya Partai Republik dan kritikus lainnya menuduh Wapres Kamala Harris kelihatan tidak bersemangat selama konferensi pers. Sepertinya Harris merasa tidak nyaman karena tidak berlatih teleprompter dengan baik. Teleprompter adalah naskah pidato yang discroll staf ketika Harris menatap lurus kearah audiences yang seharusnya dapat dibacanya dengan baik.

Senator Texas dari Partai Republik Ted Cruz bahkan men-tweet sebuah artikel Wapo yang mengutip seorang pejabat Amerika yang tidak disebutkan namanya yang menunjukkan bahwa perjalanan itu lebih mengemuka tentang bagaimana memompa profil Harris ketimbang mencari solusi.

Seberapa serius administrasi Biden mengutamakan keamanan nasional kita? tulis Cruz. Di ambang potensi perang di Eropa, mereka kalangan Demokrat malah menggunakan konferensi keamanan sebagai sesi pemotretan untuk Kamala, dan kemudian membocorkan kepada pers bahwa dia sama sekali tidak memenuhi syarat untuk berada di sana, tambah Cruz.

Perkembangan performa Kamala Harris adalah penting bagi rakyat AS, karena sebagai Wapres, Harris memiliki batu loncatan yang jelas untuk pencalonan presiden dari Partai Demokrat jika Biden, yang sekarang berusia 79 tahun, memilih untuk tidak mencalonkan diri lagi pada 2024.

Bagaimana dia tampil di panggung dunia akan membantu meyakinkan pemilih bahwa dia memiliki apa yang diperlukan untuk melangkah ke posisi teratas, terutama di saat genting sekarang dimana AS dan sekutu baratnya sedang berhadapan dengan Beruang Russia yang baru bangun dari tidur panjangnya selama ini.

Biohazard. Foto : sputniknews.com
Biohazard. Foto : sputniknews.com

Russia yang meluncurkan operasi khusus ke Ukraina 24 Pebruari lalu yang bertujuan untuk menetralisir negara itu sebelum dapat menjadi landasan peluncuran untuk serangan NATO ke Russia. Tindakan Putin yang sulit dimengerti barat ini telah memicu sanksi besar-besaran dari AS dan sekutunya. Barat berniat menghancurkan ekonomi Russia, termasuk keputusan 8 Maret lalu untuk melarang impor minyak Russia ke AS.

Lagu lama AS ini masih diikuti oleh sekutu baratnya memang. Eee di tengah jalan Jerman dan Hungaria sepertinya tersentak untuk tidak mau begitu saja mengikuti langkah tak logis AS ini karena Eropa barat bergantung sepenuhnya pada energi Russia.

Nekadnya Joe Biden ntah karena harga diri Demokrat yang mulai bingung karena di internal AS ada serangan balik dari kalangan Republik seperti Senator Texas Ted Cruz yang adalah salah satu kader Republik. Belum Lagi dari mantan Presiden AS Donald Trump yang sejak tahun lalu melihat ada peluang besar untuk kembali menguasai Kongres pada tahun-tahun mendatang dengan kelemahan Demokrat di bawah Joe Biden yang baru 2 tahun menjalani kekuasaannya. Tendangan pertama Trump tahun lalu adalah keterbiritan AS evakuasi dari Afghanistan setelah menggenggamnya tanpa hasil selama kl 20 tahun. Nyawa anak bangsa dan beaya operasi militer sudah tak terhitung, termasuk beaya membangun Afghanistan yang dapat mandiri dan tunduk pada AS ternyata tak pernah terwujud.

Apa yang dilakukan Biden tak lebih dari melepas Afghanistan begitu saja tanpa sebuah deal yang jelas dengan Taliban. Dan kini karena tidak antisipatif dan malah seakan jagoan, Biden yang merasa pernah punya deal dengan Ukraina di masa kewapresannya di era Obama, malah hendak mencengkeram Ukraina jatuh ke pelukan Nato. Dia tidak paham siapa Putin dengan segala kepentingan nasional Russia di Ukraina, demikian serangan Trump berkali-kali pada moment pertemuannya dengan massa Republik. Sepertinya krisis Ukraina telah meyakinkan Trump untuk kembali dalam percaturan politik menuju Pilpres 2024. Trump mulai mengkoreografi gerakan Republik untuk mempreteli Demokrat di teater politik AS. Hillary Clinton dan Nancy Pelosi politisi senior Demokrat termasuk yang dipreteli Trump setelah Joe Biden dan Kamala Harris.

Mental Perang Dingin masih begitu kuat di benak Demokrat, seakan AS dan Nato tetap tak tertandingi hingga saat ini tanpa berkaca pada Afghanistan dan tanpa mempelajari dengan seksama bahwa Beruang di tanah Russia yang luas itu dan Naga Merah China yang semakin kuat magnitude ekonominya telah menyurutkan AS dan sekutu baratnya dalam banyak hal.

Kita lihat larangan membeli energi Russia malah harga minyak yang sudah naik melonjak menjadi US $ 130 per barel selama akhir pekan, dan harga bensin di AS juga mulai naik tajam, sangat merusak pasar saham AS. Sebagai tanggapan, Biden mencoba mendekati beberapa produsen minyak dunia lainnya, termasuk Arab Saudi dan Venezuela - dua negara yang dikritiknya secara tajam selama ini. Saudi karena pembunuhan Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul. Ia menuding putera mahkota Pangeran Mohammed bin Salman berada di balik pembunuhan itu. Venezuela karena Nicolas Maduro pengganti Hugo Chavez adalah sosialis kotor yang tak match dengan AS. Terbukti Saudi dan UEA tak menanggapi call dari gedung putih, apalagilah Nicolas Maduro yang terang-terangan mendukung operasi khusus Russia di Ukraina.

Biden tak sadar bahwa Saudi Aramco, perusahaan minyak negara Arab Saudi telah mengumumkan pada Kamis lalu bahwa pihaknya akan membantu membangun fasilitas penyulingan baru yang besar di timur laut China. Berita itu muncul sehari setelah Riyadh menolak permintaan Biden untuk memperluas produksi minyak dalam rangka komposisi terbaru larangan AS membeli minyak Russia.

Aramco mengatakan akan bekerjasama dengan Perusahaan dari Grup Industri Kimia Huajin di China utara dan Grup Industri Panjin Xincheng untuk membangun kompleks kilang dan petrokimia terintegrasi besar-besaran di Panjin, Propinsi Liaoning. Fasilitas ini akan mampu memproduksi 300.000 barel minyak per hari dan akan memiliki 1,5 juta metrik ton per tahun ethylene cracker dan 1,3 juta metrik ton paraxylene per tahun.

Pembicaraan untuk membangun kompleks industri minyak ini telah dimulai pada 2019 setelah kunjungan Putera Mahkota Saudi Mohammed bin Salman ke Beijing, tetapi terhenti setelah merebaknya pandemi Covid-19. Pembicaraan itu dihidupkan kembali pada awal Pebruari ketika Saudi berusaha memanfaatkan harga minyak yang meningkat pesat. Pada saat itu telah dicapai kesepakatan bernilai US $ 10 miliar, mengutip sputnik.news edisi 10 Maret 2022.

Pengumuman kesepakatan mengikuti dua perkembangan terkait. Pada 4 Pebruari, perusahaan gas milik negara Russia Rosneft menandatangani perjanjian 10 tahun dengan China National Petroleum Corp (CNPC) untuk mengirimkan 100 juta metrik ton, atau 200.821 barel minyak per hari ke kilang di barat laut China.

Sesuai kesepakatan Rosneft dan CNPC, minyak yang akan dikembangkan adalah yang berkarbon rendah, dalam rangka pengurangan emisi gas rumah kaca, termasuk metana, teknologi efisiensi energi, kata pihak Rosneft.

Kesepakatan itu terjadi dua minggu sebelum Russia meluncurkan operasi khusus di Ukraina  Jelas AS dan sekutu baratnya akan gigit jari sebagaimana dinyatakan Putin belum lama ini bahwa sanksi barat yang agresif justeru akan membuat Russia dkk semakin kuat.

Keterpojokan AS dengan segala sanksinya yang terkesan kalap lantaran faktor deterrent nuclear Russia semakin membuka mata dunia ketika pasukan Russia berhasil menemukan bukti kuat bahwa AS sedang mengembangkan senjata biologi di Ukraina.

spektrum patogen yang disebarkan kalelawar. Foto : Kemhan Russia via sputniknews.com
spektrum patogen yang disebarkan kalelawar. Foto : Kemhan Russia via sputniknews.com

Kemhan Russia menyatakan AS telah menggelontorkan uang ke fasilitas penelitian biologi di Ukraina dan telah menggunakannya untuk membuat senjata biologis dan melakukan eksperimen terkait virus corona kelelawar.

Yang dilakukan di lab itu al penciptaan bioagen yang akan mampu menargetkan kelompok etnis tertentu. Dokumen yang disita pasukan Russia mengkonfirmasi banyak kasus transfer sampel biologis warga negara Ukraina ke luar negeri. Dengan tingkat probabilitas yang tinggi, dapat dikatakan salah satu tugas AS dan sekutunya adalah menciptakan agen hayati yang secara selektif dapat mempengaruhi berbagai kelompok etnis penduduk, demikian Igor Kirillov, Kepala Pasukan Perlindungan Nuklir, Biologis, dan Kimia Angkatan Bersenjata Russia.

Sampai disini kita melihat AS dengan larangan terakhir terhadap pembelian energi Russia malah mendapat pukulan balik dari serangkaian fakta sebagaimana terurai di atas. Ini membuat sebagian sekutu Eropanya mulai berpikir kritis seperti Jerman dan Hungaria. Boleh jadi Perancis akan lebih rasional beberapa saat ke depan. Bukankah sejak zaman Charles de Gaulle Perancis tak pernah suka dengan gaya koboi AS yang tak pernah mau berpikir panjang ini.

Di internal AS kita melihat pukulan balik terhadap segala macam sanksi barat terhadap Russia ini dimanfaatkan oleh kalangan Republik, termasuk kunjungan terakhir Kamala Harris yang dinilai dipoles jauh melampau kepentingan national security AS dan sekutu baratnya.

Terlalu berisiko mempertaruhkan national security AS dan sekutunya hanya dengan menyorong Wapres Kamala Harris ke Eropa Timur. Kebiasaan latah cekikikannya itu tak bisa diubah. Karena kadang giggling atau cekakak cekikiknya itu lepas kendali sehingga terbongkar sudah aslinya yang nggak bisa apa-apa. Koq iso yo AS sa ngono gede e ..

Joyogrand, Malang, Sat', March 12, 2022.

pekuliaritas penelitian senjata biologi yang dilakukan oleh militer. Foto : Kemhan Russia via sputniknews.com
pekuliaritas penelitian senjata biologi yang dilakukan oleh militer. Foto : Kemhan Russia via sputniknews.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun